Fenomena Buang Bayi Lumrah Terjadi

Oleh : Ummu Khielba
(Forum Literasi Muslimah Bogor) 


Jasad bayi laki-laki ditemukan di aliran Kali Baru, Kampung Pabuaran RT 03 RW 04, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor (Senin, 7/11/22). Mengapung diantara tumpukan sampah yang disangka boneka menurut saksi mata Nurjaini yang mau memancing ikan lele. 

Kasus ditemukan jasad bayi bukan kali pertama terjadi, terus berulang tanpa solusi hakiki. Fakta yang tidak bisa dipungkiri di saat maraknya pergaulan bebas yang kebablasan tidak ada penyesalan bahkan seperti biasa saja tanpa merasa hal itu perbuatan dosa besar. 

Keniscayaan fenomena ini terus berulang di sistem yang mengadopsi sekuleris liberalisme, atas nama kebebasan menjadi payung legitimisasi pacaran dan banyak juga dilakukan oleh orang dewasa yang sudah menikah tanpa ikatan pernikahan yang sah. 

Allah SWT memberikan rambu-rambu, bahkan agar kita tidak mendekati zina sama sekali. Allah SWT berfirman, yang artinya,
"Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk." (al-'Israa [17]: 32) 

Padahal, aktivitas pergaulan bebas (termasuk pacaran) mendekati pada zina. Buktinya? 

Pergaulan bebas menimbulkan dampak kerusakan yang parah banget. Apa saja? Pertama, Infeksi Menular Seksual, seperti HIV/AIDS, gonore, clamydia, herpes, dll. Kedua, Aborsi. FYI, dari 2 juta kasus aborsi per tahun, 30% dilakukan oleh remaja perempuan. Ketiga, Remaja buang bayi. Kasus ini sudah begitu parah, karena mereka takut/malu aib nya ketahuan, bayi yang baru dilahirkan bisa dibuang di tong sampah, sungai, atau dikubur hidup-hidup. 

Pergaulan bebas adalah gaya pergaulan ala Barat yang emang sengaja ditularkan ke negeri muslim melalui film, novel, musik, pendidikan, bahkan regulasi. Faktanya, budaya masyarakat religius Indonesia yang pada awalnya sangat ketat (misalnya budaya melayu dan padang), kini semakin liberal dan sebebasnya asalkan tidak mengganggu orang. 

Allah menganugerahkan cinta yang hakiki pada kita. Allah menginginkan kita saling mencintai dan menyalurkan gharizatun nau' (naluri mempertahan keturunan) di jalan yang diridhoi-Nya. Dengan cinta atas nama Allah-lah, akan hidup sebuah keluarga yang sakinah (menenangkan hati), mawaddah (penuh cinta), dan rahmah (dirahmati Allah). 

Dengan pernikahan ini juga akan lahir generasi pejuang yang tangguh, yang ngga baperan dan ngga galauan, dan akan membawa kepada kejayaan Islam sebagaimana zaman Rasul saw. dan para sahabat. 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak