Oleh : Manda
Aktivis Dakwah Serdang Bedagai
Anak adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan menjadi generasi pemimpin masa depan. Tertumpu harapan yang besar pada pundak anak-anak kita. Menjaga agar anak-anak kita memenuhi harapan umat adalah tanggung jawab kita bersama. Namun bagaimana kondisi anak-anak kita saat ini ?
Saat ini tidak sedikit dari anak-anak kita lebih memilih menghabiskan waktu dengan gadgetnya ketimbang belajar dirumah. Bahkan sebagian dari mereka berperilaku layaknya orang dewasa yang sedang dimabuk cinta.
Seperti berita yang menggemparkan publik disosial media tentang unggahan surat cinta seorang anak laki-laki yang masih duduk di bangku SD kepada teman wanitanya dengan bahasa yang sangat vulgar dan dirasa tak pantas dibuat oleh seorang anak seusianya. Isi surat menggambarkan perilaku rusak anak dibawah umur. Dari mengajak ketemuan dikamar mandi, mengajak pacaran hingga mengajak melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa.
Miris dan ironis melihat kondisi anak-anak saat ini. Kepala mereka sudah dipenuhi dengan pikiran-pikiran kotor. Perilaku mereka sudah diambang batas kewajaran. Mulai dari menonton video-video tak senonoh, melakukan kekerasan fisik maupun verbal hingga berani menulis surat cinta berbau pelecehan seksual. Kondisi ini menunjukan bahwa anak-anak sedang darurat radikal pornografi.
Kondisi darurat radikal pornografi yang sedang menjangkit anak-anak merupakan dampak buruk dari sistem kehidupan saat ini. Mulai dari lemahnya peran pengasuhan, rusaknya sistem pendidikan dan lemahnya kontrol negara atas sistem informasi. Bukankah anak-anak seharusnya mendapatkan pola asuh yang benar, pendidikan yang bermutu dan perlindungan serta jaminan dari negara. Dalam hal ini orang tua, sekolah-sekolah bahkan negara mempunyai peranan penting dalam mendidik dan menjaga anak-anak agar terhindar dari radikal pornografi. Namun penerapan sistem sekuler-kapitalis membuat peranan itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sistem ini menyuburkan gaya hidup bebas tanpa aturan agama bahkan sistem ini menganggap agama harus ditinggalkan dalam berinteraksi.
Selain itu ada misi leberalisme yang sengaja dilakukan oleh orang-orang kafir barat secara sistematis dan terorganisir untuk merusak generasi muda muslim. Seperti menanamkan paham liberalisme-hedonisme yang membuat generasi berlaku bebas dan kebablasan. Alhasil sistem pengasuhan, pergaulan dan pendidikan hingga sistem informasi berjalan dibawah paradigma sekuler-liberal yang didukung oleh negara.
Lain halnya jika negara berada dibawah kepemimpinan Islam. Yakni khilafah Islamiyyah . Khilafah akan menjadikan ideologi Islam sebagai sandaran segala kebijakan dan aturan yang diterapkan ditengah-tengah masyarakat. Pendidikan dalam Islam bertujuan mencetak generasi bertakwa dan berakidah Islam. Sehingga anak-anak akan menjadikan akidah Islam sebagai pondasi perbuatannya.
Dalam khilafah negara bertanggung jawab atas masalah pendidikan. Negara wajib menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang layak sesuai kebutuhan secara gratis. Negara juga wajib menyediakan tenaga pengajar yang mumpuni. Bahkan negara akan memuliakan dan menjamin kesejahteraan para guru. Selain itu negara juga menerapkan kurikulum pembelajaran berbasis akidah Islam.
Tidak berhenti sampai disitu saja, dalam Islam negara juga bertanggung jawab dalam menjaga stabilitas keluarga pada setiap warga negaranya. Mulai dari memastikan penanggung jawaban kepala keluarga untuk mendapat pekerjaan dan penghasilan yang layak dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan keluarga para ibu dapat melaksanakan peran utamanya sebagai Ummu warobatul bait tanpa harus ikut bekerja membantu mencari nafkah. Dengan demikian para ibu akan lebih fokus dalam mendidik dan mencetak generasi tangguh.
Selain itu negara juga berkewajiban menerapkan sistem pergaulan Islam. Negara tidak akan membiarkan perbuatan maksiat terjadi bahkan negara akan memberikan sanksi pada pelanggar aturan lansung ditempat kejadian. Para penegak hukum akan ditempatkan di seluruh pelosok negeri. Keberadaan mereka diberbagai tempat akan memudahkan pencegahan, pengawasan dan penyelesaian kemaksiatan. Peran Media masa dalam Islam juga sangat diperhatikan. Media masa yang ada pun harus produktif dan konstruktif. Karena keberhasilan pendidikan yang baik tidak luput dari peran media yang ada. Oleh karena itu Keberadaan media masa harus mencerdaskan dan mengukuhkan tujuan pendidikan.
Inilah yang seharusnya dilakukan oleh negara kita saat ini. Karena negara bertanggung jawab atas segala urusan rakyatnya.
Rasulullah Saw bersabda
"Imam/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap urusan rakyat yang diurusnya " (HR Muslim dan Ahmad )
Alhasil sistem sekuler-kapitalis telah membuat anak-anak kehilangan fitrahnya. Radikal pornografi pun mendarurat ditengah nasib rakyat yang sekarat . Harapan masa depan anak-anak pun tertebas oleh pergaulan bebas. Oleh karena itu sudah saatnya kita menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dalam kehidupan. Hanya dengan syariat Islam kepribadian mulia generasi akan terwujud nyata secara sempurna dan semua Masalah umat dapat teratasi tanpa basa-basi.
Wallahu a'lam bi ash-shawab