Oleh : Khadija Fatimatumaryam
Seorang prajurit TNI berinisial Serka IDW mengalami luka tembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, pimpinan Numbuk Telenggeng. Saat peristiwa terjadi, aparat TNI sedang melaksanakan patroli gabungan di Gereja Golgota Gome, Ilaga, Papua Tengah, Minggu (13/11).
“Bahwa benar telah terjadi penembakan oleh gerombolan KKB dari kelompok Gome Pimpinan Numbuk Telenggeng kepada Aparat Keamanan yang sedang melaksanakan Patroli Gabungan di sekita Gereja Golgota Gome di Ilaga pukul 09.00 WIT, mengakibatkan satu personel TNI atas nama Serka IDW mengalami luka tembak pada paha kanan,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kaveleri Herman Taryaman dalam keterangannya, Minggu (13/11), JawaPos.com.
Herman menjelaskan, Serka IDW yang mengalami luka tembak pada bagian paha kanan, saat ini dalam kondisi sadar. Korban telah dievakuasi menggunakan kendaraan Brimob Satgas Damai Cartenz ke Puskesmas Ilaga.
Pasca kejadian tersebut, Herman memastikan wilayah Ilaga dalam kedaan kondusif. Dia pun menegaskan, tidak ada korban sipil dari insiden tersebut.
Entah sampai kapan situasi aman dan kondusif. Namun yang pasti, roda pemerintahan tak dapat berjalan normal jika baku tembak kembali terjadi. Belum lagi warga sipil yang justru, menjadi korban.
Kerusuhan di Papua berulang kali terjadi, mulai dari konflik antara penduduk asli dan pendatang hingga kerusuhan oleh KKB.
Kerusuhan akan terus terjadi selama akar masalah tidak diselesaikan oleh pemerintah pusat.
Ada banyak faktor yang memicu konflik di papua, seperti ketimpangan kesejahteraan, keamanan, keadilan dan sebagainya
Inilah wajah buruk sistem demokrasi. kerusuhan bahkan kadangkala dipelihara karena menjadi salah satu sumber keuntungan untuk pihak lain, baik kekuasaan maupun ekonomi.
Demokrasi telah nyata menyebabkan negara mandul dalam menyelesaikan permasalahan di Papua. Kesejahteraan, ketimpangan, ketidakamanan, dan ketidakadilan selalu menyelimuti kehidupan masyarakatnya. Berbeda dengan Islam yang telah terbukti mampu menyelesaikan konflik tersebut dengan paripurna.
Kepemimpinan Khilafah yang membentang hingga 2/3 bagian dunia telah terbukti menyatukan berbagai suku dan ras.
Kegemilangan peradabannya menjadikan setiap wilayahnya berkembang merata. Semua itu dapat terealisasi karena Khilafah menerapkan syariat Islam secara kaffah sehingga umat manusia hidup di bawah aturan yang sesuai fitrahnya.
Setidaknya ada empat aspek yang menjadikan Islam mampu menyelesaikan kerusuhan di Papua.
Pertama, Islam tidak pernah membedakan derajat umatnya dari sukunya. Ini karena tinggi rendahnya derajat seseorang hanyalah dari sisi ketakwaannya. Itulah yang menjadikan sahabat Rasulullah saw., Bilal bin Rabah al-Habsyi ra., seorang budak yang berkulit hitam, termasuk ke dalam sahabat yang dijamin masuk surga.
“Hai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan. Kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kalian adalah yang bertakwa. Sungguh Allah Maha Tahu dan Maha Teliti.” (TQS Al-Hujurat: 13)
Kedua, fungsi negara dalam Islam mengurusi urusan warga negaranya secara menyeluruh dan merata. Misalnya, persoalan kemiskinan, tentu negara memiliki tanggung jawab dalam mengurus warga yang miskin hingga ia bisa keluar dari kemiskinannya. Berbicara kemiskinan dalam Islam bukan berbicara agregat, tetapi individu per individu sehingga keadilan akan dirasa oleh warga.
Negara harus memastikan kepala keluarganya bekerja dan mampu menghidupi tanggungannya (anak dan istrinya). Jika kepala keluarga tidak mampu bekerja karena cacat, sedangkan seluruh kerabatnya pun tidak memiliki kelebihan untuk membantu, maka keluarga tersebut masuk dalam daftar yang akan diberikan santunan oleh negara.
Tentu saja dalam sistem demokrasi yang selalu saja APBN nya defiisit, hal demikian tidak akan mungkin terjadi. Jangankan satunan pada keluarga miskin, mengupah pegawai negeri saja harus berutang pada asing.
Oleh karena itu, mekanisme santunan langsung kepada keluarga hanya akan bisa diterapkan jika Islam ditegakan secara kaffah.
Penyebabnya, jika kas negara dikelola dengan sistem Islam, yaitu Baitulmal, maka PT Freeport tidak boleh menambang di Papua sebab tambang emas merupakan milik rakyat yang seharusnya dikelola negara dan diberikan hasilnya untuk kepentingan umat.
Pembangunan pun akan masif dilakukan bukan hanya di perkotaan, tetapi juga pedesaan. Hingga tidak ada satu pun daerah yang tertinggal.
Ketiga, negara menjamin seluruh kebutuhan masyarakat termasuk kemanaman. Kebutuhan pokok individu, seperti pangan, sandang dan papan. Juga kebutuhan pokok masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan seluruhnya merupakan tanggung jawab negara, maka KKB yang telah jelas meneror warga harus ditindak dan keberadaanya tidak boleh ada.
Begitu pun aparat yang diturunkan sejatinya untuk melindungi kedaulatan negara dan keamanan warga. Baik polisi ataupun tentara semua ada untuk kepentingan rakyatnya. Inilah yang akan mewujudkan keamanan yang paripurna. Rakyat pun bisa hidup tenang tanpa ada keresahan.
Oleh karena itu, keadilan, kesejahteraan, serta jaminan keamanan pada rakyat Papua dan juga pada umat manusia secara umum hanya akan bisa terealisasi dengan paripurna jika syariat Islam diterapkan secara kafah dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiah. Ini karena khalifah akan menjamin seluruh kebutuhan pokok umat dan mengurusnya dengan sebaik-baik pemimpin, yaitu yang mencintai rakyatnya secara menyeluruh tanpa memandang ras dan daerah. Wallahu'alam bish shawab.
Tags
Opini