Tragedi Gagal Ginjal Akut pada Anak, Negara Lalai?




Oleh : Ummu Hadyan



Beberapa pekan terakhir ini masyarakat dikagetkan dengan munculnya kasus gagal ginjal akut pada anak dimana kebanyakan menimpa anak dibawah usia 5 tahun.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan jumlah kasus gagal ginjal akut bertambah menjadi 255 kasus, dengan jumlah 143 anak meninggal per Selasa, 25 Oktober 2022.

Dia menambahkan dari data terakhir itu ada penambahan 10 kasus dan 2 kasus kematian. "Namun 10 kasus dan 2 kematian ini adalah kasus lama yang terlambat dilaporkan terjadi pada bulan September dan awal Oktober tahun 2022,” kata Syahril.

Menurut dia, kasus gagal ginjal ini sudah terjadi setiap tahunnya. Namun kasus gagal ginjal akut menjadi perhatian pemerintah setelah terjadi lonjakan pada akhir Agustus lalu dengan jumlah kasus lebih dari 35 kasus. ( nasional .tempo.co 25/10/2022)

Penyebab gagal ginjal akut pada anak yang terjadi di Indonesia masih misteri, namun belakangan disebut diduga oleh tercemarnya obat sirup anak oleh senyawa etilen glikol, senyawa turunan alkohol yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan, terutama dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.(Kompas.com 24/10/2022)

Selain itu menurut Hindra, Guru Besar Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, hal itu juga dipicu oleh faktor lain seperti daya tahan tubuh dan kebersihan lingkungan. (Kompas.com 22/10/2022)

Apa Yang Salah?

Persoalan kesehatan yang menimpa anak bukanlah permasalahan baru dinegeri ini. Persoalan kesehatan anak seperti stunting dan kurang gizi hingga hari ini belum mendapatkan solusi tuntas. Kematian anak yang tinggi melalui fenomena gagal ginjal akut dalam dua bulan terakhir ini seharusnya menyadarkan penguasa dan rakyat bahwa ada kesalahan dalam tata kelola kesehatan dinegeri ini.

Sebab kesehatan erat kaitannya dengan lingkungan yang bersih, makanan yang bergizi, edukasi tentang pola hidup sehat, hingga perlindungan ketat oleh negara dari penyakit menular. Namun penanganan terhadap kasus gagal ginjal akut anak ini termasuk sangat lamban.

Pasalnya kesehatan dibawah pengelolaan sistem Kapitalisme adalah objek komersialisasi yang bisa diperdagangkan. Sistem Kapitalisme telah melahirkan kebijakan yang hanya berputar pada persoalan uang, bisnis dan keuntungan. Setiap tahun subsidi kesehatan terus dikurangi.

Negara hadir ditengah tengah umat bukan sebagai pengurus urusan rakyat tetapi regulator yang memuluskan bisnis para korporasi termasuk dalam bidang kesehatan. Tak heran jika kasus gagal ginjal ini sangat lamban ditangani hingga menelan ratusan nyawa anak. Oleh karna itu perwujudan kesehatan anak tidak akan pernah terwujud dalam sistem Kapitalisme. Akar masalahnya bukan pada teknis pelayanan melainkan pada sistem kebijakan nya.

Tata Kelola Islam Dalam Masalah Kesehatan

Beberapa pekan terakhir ini masyarakat dikagetkan dengan munculnya kasus gagal ginjal akut pada anak dimana kebanyakan menimpa anak dibawah usia 5 tahun.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan jumlah kasus gagal ginjal akut bertambah menjadi 255 kasus, dengan jumlah 143 anak meninggal per Selasa, 25 Oktober 2022.

Dia menambahkan dari data terakhir itu ada penambahan 10 kasus dan 2 kasus kematian. "Namun 10 kasus dan 2 kematian ini adalah kasus lama yang terlambat dilaporkan terjadi pada bulan September dan awal Oktober tahun 2022,” kata Syahril.

Menurut dia, kasus gagal ginjal ini sudah terjadi setiap tahunnya. Namun kasus gagal ginjal akut menjadi perhatian pemerintah setelah terjadi lonjakan pada akhir Agustus lalu dengan jumlah kasus lebih dari 35 kasus. ( nasional .tempo.co 25/10/2022)

Penyebab gagal ginjal akut pada anak yang terjadi di Indonesia masih misteri, namun belakangan disebut diduga oleh tercemarnya obat sirup anak oleh senyawa etilen glikol, senyawa turunan alkohol yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan, terutama dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.(Kompas.com 24/10/2022)

Selain itu menurut Hindra, Guru Besar Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, hal itu juga dipicu oleh faktor lain seperti daya tahan tubuh dan kebersihan lingkungan. (Kompas.com 22/10/2022).

Wallahu a'lam bish shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak