Tragedi Gagal Ginjal Akut, Bukti Gagalnya Negara Mewujudkan Perlindungan Anak




Oleh : Nunik, Ibu Rumah Tangga, 
Ciparay-Kab. Bandung.

Lebih dari seratus orang anak meninggal dunia tersebab gagal ginjal akut. Publik pun bertanya-tanya, ketakutan dan was-was terutama para orangtua. Bukan tanpa sebab, obat yang disinyalir menjadi penyebab kasus demi kasus menyedihkan itu, obat yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk mengobati anak-anak bahkan itu diberikan di rumah sakit atau puskesmas pemerintah yaitu parasetamol atau sirup. Obat yang dianggap sebagai penawar justru menjadi sebab kemalangan yang sangat tak diharapkan terjadi, kejadian ini memang menampakkan fakta yang begitu terang betapa lemahnya penjagaan negara terhadap generasi.

Banyaknya kasus kematian agaknya tak sampai dianggap sebagai tragedi, padahal fakta ini seharusnya sebagai landasan untuk menetapkan adanya kejadian luar biasa dengan segala konsekuensi yang menjadi tanggung jawab penguasa. Beginilah hidup didalam sistem kapitalis, bukan tak mungkin melihat fungsi lemahnya perlindungan maka akan lemah pula ketegasannya. Bagaimana menghukum produsen nakal yang secara sengaja membahayakan kesehatan dengan menaruh zat berbahaya pada obat ?

Akankah kasus ini hanya sampai pada tarik menarik obat dari pasaran tanpa diketahui siapa yang akan bertanggung jawab ? Negara seharusnya berperan besar dalam investasi secara menyeluruh agar terungkap penyebabnya, sampai benar-benar bersih segala yang menjadi bahaya bagi generasi. Perlu tepat dan cepat langkah pencegahannya, tapi nyatanya justru negara terkesan lamban dalam menyikapi bahkan terkesan lalai atas nasib anak bangsa.

Penyelidikan tuntas sangat urgen adanya, untuk mengetahui adanya unsur kelalaian atau bahkan kesengajaan, ini bentuk tanggung jawab negara atas kematian yang terjadi. Karena seharusnya negara bisa bertindak sebagai pengurus (raa'in) dan juga junnah (perisai) bagi rakyatnya, sebagaimana kewajiban Islam. Fungsi inilah yang saat ini menjadi asing dalam sistem kapitalisme demokrasi, karena karakter penguasa yang kuat raa'in dan junnah hanya ada pada sistem Islam, karena penerapan syari'at Allah SWT memang meniscayakan hadirnya sosok pemimpin yang demikian. Siapapun dia saat menetapkan hukum selain hukum Allah maka ia pasti lemah dan dzalim, itulah kenapa generasi saat ini seolah tak terjaga, karena sekuat-kuat upaya penjagaan bukanlah dari orangtua saja tapi negara.
Wallahu a'lam bish shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak