Mengakhiri Duka Palestina, Urgensitas Persatuan Dunia



Oleh : Eti Fairuzita
(Menulis Asyik Cilacap)


On the morning of October 4, dozens of Israeli settlers raided the Huwwara Secondary Boys School, south of Nablus city in the occupied West Bank, beating staff members and students and smashing cars and class windows before retreating.
School principal Abdulhameed Shehadeh said the sense of safety and security he tried to ensure for his 350 students was shattered in the wake of the violent attack, during which one of the settlers pulled out a gun and pointed it at the teachers and students.

Palestinian Bedouins in Hebron face demolitions, settler attacks
end of list
“I fear for the lives of my students,” the 53-year-old principal, who confronted the settlers during the attack, told Al Jazeera.
Two students, a 16 and a 17-year-old, were treated in hospital for cuts and injuries from rocks, while others suffered tear gas inhalation when the Israeli army fired tear gas bombs into the school field following the attack.

Sitting in his office at the school, with scabs from the rocks still visible on his wrist, Shehadeh said the settlers “were throwing rocks at me, at the cars, at everything. It was raining rocks. I was hit on my arms, legs, and chest.”

The assault on the high school came as part of a sharp increase in coordinated and armed settler attacks, under Israeli army protection, during the past month in the town of Huwwara and other parts of Nablus, where organised Palestinian armed resistance against Israeli occupation has intensified in recent months.
Dozens of Palestinians have been injured and their properties destroyed in settler attacks in Huwwara on September 19 and 28, as well as October 4, and for three days in a row last week.

Nasib warga Palestina terus saja didera kesusahan, terus dalam ancaman keselamatan, termasuk pengusiran. Kaum muslimin seharusnya menyadari bahwa persoalan Palestina tak akan pernah terselesaikan dengan tuntas karena tak ada kekuatan yang membela perjuangannya, kekuatan itu bernama Daulah Khilafah. Semenjak Khilafah terakhir runtuh pada tahun 1924 M, kaum muslimin kehilangan perisai pelindungnya.

Terbukti, setelah Khilafah runtuh, wilayah Palestina jadi tempat jajahan Yahudi. 
Melalui perjanjian internasional yang begitu licik dan jahat pada kaum muslimin. Tahun 1967 Israel membangun ribuan rumah orang Yahudi di kawasan Yerusalem Timur dan Tepi Barat di atas lahan milik bangsa Palestina. Lebih dari 600 ribu warga Israel bermukin di sana, sementara bangsa Palestina yang merupakan penduduk setempat di usir.

Yahudi Israel semakin jumawa, karena Kehadirannya memberi manfaat pada Barat. Dulu Israel dilahirkan oleh Inggris untuk kepentingannya. Namun, semenjak Inggris kehilangan posisinya sebagai negara pertama dalam perpolitikan internasional Israel kemudian diasuh dan dibesarkan oleh negara adiikuasa AS. 

Ideologi kapitalisme yang di emban AS membawa pengaruh agar AS tidak kehilangan kendali atas negeri-negeri kaum muslimin. Karenanya, Israel memang difasilitasi dan didukung keberadaannya di wilayah Palestina untuk menjaga kepentingan AS di wilayah Timur Tengah. Hal ini dibuktikan dengan solusi two state solution. 

Padahal wilayah Palestina adalah milik kaum Muslimin, sedangkan Yahudi Israel adalah pendatang bahkan penjajah yang tak tau diri. Dukungan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, kala Trump masih menjabat sebagai presiden Amerika Serikat adalah salah satu buktinya. Untuk itu, upaya penyelamatan hakiki kaum muslimin di Palestina adalah dengan mengembalikan kembali Daulah Khilafah sang perisai kaum muslimin di seluruh dunia.

"Sesungguhnya seorang imam adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung,"(HR. Muslim).
"Maka jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah azza wa jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala, dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya,"(HR. Muslim).

Khilafah akan mengirim pasukan-pasukan terbaiknya untuk memerangi dan mengusir Yahudi Israel dari tanah Palestina, karena mereka merupakan penjajah yang harus diusir.
"Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, tetapi janganlah kalian melampaui batas karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas"(Qs.al-Baqarah : 190).

Khilafah akan menjaga tanah-tanah kaum muslimin dari musuh-musuh Allah. Sebagaimana Sultan Hamid ll yang telah menjaga tanah Palestina dari delegasi Yahudi Teodore Herzl untuk mendirikan negara Israel di Palestina. Namun, keberadaan Khilafah tentu butuh diperjuangkan oleh kaum muslimin. Umat harus berdakwah bersama kelompok Islam ideologis yang mengikuti metode dakwah Rasulullah Saw.

Kelompok Islam yang melakukan pembinaan pada para anggotanya, kemudian melakukan interaksi dan terjun berdakwah langsung di tengah-tengah masyarakat. Dakwah di sini harus secara pemikiran, tanpa kekerasan, dan bersifat politis. Mereka menerangi hati umat dengan ideologi Islam dan membuka mata kaum muslimin bahwa sistem hari ini batil dan kufur, sehingga kaum muslimin berada dalam kenestapaan yang begitu sangat mengerikan, seperti yang terjadi di Palestina terus-menerus dirongrong duka lara berkepanjangan.

Keistiqomahan dakwah yang demikian ke semua lini masyarakat termasuk ahlu quwwah atau pemilik kekuasaan, insyaallah akan mengantarkan kaum muslimin pada kemenangan. Inilah solusi hakiki untuk menyelamatkan Palestina yang sejatinya harus diperjuangkan oleh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia.

Wallahu alam bish-sawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak