Oleh : Mimin Aminah, Ibu rumah tangga,
Ciparay - Kab.Bandung.
Aksi penganiayaan terhadap bayi kembali terjadi, kali ini menimpa seorang bayi berusia 4 bulan di desa Mattoanging Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi selatan. Bayi tersebut meninggal setelah dianiaya dengan dibanting ke lantai oleh seorang pria, Sabtu (22/10/2022) pukul 04.00 WIB. Akibat bantingan tersebut, sang bayi mengalami luka parah di bagian kepala, Kapolsek Bantimurung, Iptu Farid Hasan yang dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut."iya benar" TKP nya di Desa Mattoanging" singkatnya, saat ini Tribun Timur tengah berusaha mencari informasi lengkap mengenai kejadian tersebut. (tribunnew.com).
Sementara di Medan, Sumatera Utara pasangan suami istri diduga cekcok hingga sang istri tewas bersimbah darah di pinggir jalan Mandala By Pass, Kec Medan Tembung, Kota Medan, Sumatera Utara.(22/10/2020) sekitar pukul 23.00 WIB. Menurut informasi yang didapat TVonenew.com sang istri tewas dibunuh suaminya dengan menggorok leher bagian belakang, lantaran diketahui oleh pengguna jalan yang melintas sang suamipun diamuk massa hingga kritis. Mengetahui kejadian tersebut personil Polsek Percut Sei Tuan langsung mendatangi lokasi dan mengamankan pasangan suami istri tersebut dan membawanya ke rumah sakit Bhayangkara Medan. Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab kejadian peristiwa sadis yang menggemparkan warga ini. (Tvone.news.com).
Tampaknya negeri ini makin tidak aman saja, kekerasan dan tindak kejahatan terjadi dimana-mana, semua bisa jadi pelaku tidak mengenal umur, anak, remaja, dewasa, bahkan ibu terhadap bayinya.
Negeri ini sedang tidak baik-baik saja, negeri ini sedang dilanda krisis moral, seseorang begitu mudah terpancing amarahnya bahkan sampai gelap mata hingga melakukan perkara di luar nalar. Tentu semua ini ada penyebabnya yaitu sistem sekularisme liberalisme yang dianut negeri ini sehingga menjauhkan agama dari kehidupan dan menghasilkan jiwa-jiwa yang kering kerontang dari agama, alhasil individu dan keluarga hidup tanpa pegangan, pegangan hidup mana yang benar mana yang salah, halal dan haram dilabrak demi kepuasan hawa nafsu, tolak ukur perbuatan hanya dilihat dari segi manfaatnya saja, disisi lain, abainya negara yang seharusnya berperan sebagai Raa'in dan Junnah bagi semua warganya termasuk dalam membina pribadi yang baik, beriman dan bertaqwa. Hal inilah ysng menunjukkan gagalnya negara dalam memenuhi kebutuhan jaminan keamanan bagi rakyatnya.
Berbeda dengan Islam, negara benar-benar berfungsi sebagai pengurus dan penjaga bagi rakyatnya, syariat Islam ditegakkan dengan sempurna hingga menjamin terjaganya jiwa, akal, akidah, harta, kehormatan, dan wibawa negara. Dengan kata lain, Syariat Islam menutup celah semua faktor pemicu kekerasan termasuk krisis moral. Walaupun ada kasus kekerasan dan tindak kejahatan maka itu hanya kasus dan personal, kuatnya Amar Ma'ruf nahi Munkar di tengah umat Islam akan mengisolasi penyimpangan hingga tidak terjadi fenomenal.
Penerapan sistem hukum dan sanksi Islam oleh negara akan memberi efek jera bagi para pelaku kejahatan, sanksi Islam yang diterapkan bagi pelaku kejahatan menjadi cara tersendiri untuk mendidik masyarakat agar selalu berada di jalan yang benar, hanya Islam yang mampu mewujudkan jaminan keamanan bagi rakyatnya.
Wallahu a'lam bish shawab.
Tags
Opini