Gas Air Mata Awal Petaka




Oleh: Zaesa Salsabila
Aktivis Pemerhati Sosial

Jakarta, CNN Indonesia -- Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10). Korban berjatuhan lantaran terinjak-injak, sesak napas, dan gas air mata. Apa efek gas air mata?
Korban meninggal dunia dalam insiden Kanjuruhan usai laga Arema FCvs Persebaya SurabayadiLiga 1 2022/2023 pada Sabtu (1/10), telah mencapai 125 orang. 

"Data BPPD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] Jatim pada pukul 10.30 tadi memang demikian, 174 korban meninggal," kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, kepada CNNIndonesia.com pada Minggu (2/10) . 


Kembali terjadi sebuah tragedi pasca pertandingan sepak bola, lagi-lagi banyak korban yang berjatuhan.
Antusias para suporter dari para club sepak bola tersebut memang tidak bisa dibendung. Maka hal yang wajar bila para suporter marah/kesal apabila club yang mereka dukung kalah.  Merasa tidak puas itulah yang yang akhirnya membuat mereka terdorong untuk menyerang club lawan yang telah mengalahkan club yang mereka dukung. 

Namun yang sangat disayangkan adalah respon dari para aparat yang hendak mengamankan kericuhan massa tersebut. Tindakan mengeluarkan gas air mata ini adalah sesuatu yang bisa berakibat fatal. 
Bahkan hal tersebut sudah jelas dilarang FIFA.  Karna kandungan gas air mata tersebut dapat membuat orang menjadi sesak nafas, hingga kematian apabila terlalu banyak menghirup dalam konsentrasi full. 

Tindakan aparat yang dianggap berlebihan ini pun akhirnya membuat massa semakin emosi hingga melakukan perlawanan dan berakibat sampai perusakan mobil polisi. Bahkan dalam tragedi di Kanjuruhan tersebut dikabarkan turut menjadi korban meninggal dunia 2 aparat polisi. 

hal ini jelas menunjukkan betapa buruknya dan  betapa abainya pemerintah dalam menjaga keamanan dalam sebuah pertandingan olahraga. Juga patut dilakukan evaluasi para panitia pelaksana yang seharusnya bisa memperhitungkan apabila terjadi hal yang demikian sehingga tidak berjatuhan korban lagi.  Sebab hal ini bukanlah yang pertama x terjadi. 

Begitu pula bagi aparat penegak hukum harus dikaji kembali tentang SOP ketika melakukan keamanan. Sehingga pasukan yang ditugaskan faham betul apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan dalam melakukan pengamanan terhadap massa dalam sebuah kericuhan. 

Patut pula kiranya diberikan sanksi  tegas bagi aparat yang bertindak tidak sesuai, yang demikian agar tidak terulang oleh rekan-rekan para aparat yang lainnya. 
Karna sejatinya penegak hukum bertugas untuk menjaga ketertiban dan keamanan setiap warga Indonesia, bukan sebelah bihak saja.  Mereka harus bisa bersikap netral dan memastikan tidak ada jatuh korban dari kedua pihak yang konflik. 


Terulangnya kejadian seperti ini juga patutnya membuat umat sadar bahwa ketidak perdulian dan abainya negara ini dikarenakan pertandingan sepak bola saat ini bukanlah sekadar tentang olahraga, namun lebih untuk kepentingan kapitalistik. 
Selalu keuntungan materi yang menjadi dorongan untuk melakukan sebuah tindakan. 

Fanatisme dari suporter masing-masing club ini memeng sengaja dibangun agar bisa terus menghasilkan pundi uang. Sebagai contoh yakni atribut yang digunakan para pemain yang itu disponsori oleh para kapital, yang kemudian nantinya para pendukung /fans dari para pemain atau club yang diidolakan akan sangat berlomba antusias untuk membeli dan memakai atribut yang sama seperti sang idola. 

Terakhir kita semua berharap agar para korban luka-luka bisa segera pulih dan korban  yang meninggal dunia diampuni segala dosanya, serta keluarga yang ditinggalkan bisa tabah dan tegar. 
Begitupula kita berharap agar tragedi Kanjuruhan ini adalah x yang terakhir. Dan semoga kedepan semua yang terlibat dan punya wewenang dalam penyelenggaraan olah raga sepak bola maupun lainnya bisa memperbaiki segala kekurangan dan menjadi lebih baik lagi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak