Banjir Berulang Upaya Pencegahan Diabaikan




Ditulis oleh: Sri Wahyu Anggraini, S.Pd 
(Aktivis Muslimah Lubuklinggau)



Sebagai rakyat Indonesia tentu kita tidak asing lagi dengan bencana banjir, hampir setiap tahun di berbagai tempat kita dapatkan informasi dari siaran televisi ataupun media sosial lainnya bahwa bencana banjir terjadi di mana-mana.  Bencana banjir tersebut jelas memiliki dampak yang besar terhadap masyarakat sekitar bahkan tidak jarang sampai harus memakan korban.

Bahkan banjir yang menggenang di sekolah ini setinggi paha orang dewasa. Arus air yang kuat pun membuat salah satu tembok di sekolah ini tidak kuat menahan debit air hingga akhirnya roboh. Parahnya, saat itu ada beberapa anak yang tengah bermain di lapangan dekat tembok yang roboh hingga menelan korban jiwa.Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta menyampaikan kronologi peristiwa tembok roboh MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan pada pukul 14.50 WIB pasca hujan lebat yang melanda Jakarta, Kamis (6/10/2022). Isnawa menyebut tiga orang meninggal dunia dan satu luka-luka. (m.merdeka.com)

Miris sekali kondisi negeri ini. Negeri jamrud khatulistiwa yang hutannya terhampar luas menghijau namun tak mampu menghadang banjir bandang. Perlu adanya upaya serius dari seluruh aparat dan komponen masyarakat agar banjir tidak menghampiri negeri setiap tahunnya. Jika kita tarik benang merah maka ada beberapa penyebab banjir menghampiri negeri ini. 

Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir salah satunya unsur alam yaitu pada saat musim hujan maka intensitas curah hujan yang  mengakibatkan banjir.

Kesadaran masyarakat yang rendah terhadap banjir menjadi salah satu penyumbang masalah banjir. Kesadaran masyarakat yang rendah salah satunya terkait pembuangan sampah.

Tidak adanya tampungan air yg memadai, sehingga membuat banjir meluap ke daratan

Bendungan yang kurang membuat banjir tak terelakan. Akibatnya masyarakat sekitar menjadi korban. Dibutuhkan kerjasama dari aparat setempat dan warga untuk mengeruk sungai yang mulai dangkal agar aliran sungai kembali lancar. 

Buruknya sistem drainase dan umur bangunan pun menjadi penyebab terjadinya banjir. Infrastuktur yang telah melewati masa guna dan sistem konstruksi yang tidak memprediksikan percepatan volume aliran sungai yang melebihi batas normal menyebabkan air sungai meluap ketika musim penghujan dan merusak bangunan seperti saluran drainase, jembatan serta waduk.

Pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Tak sedikit di negeri ini pegunungan disulap menjadi villa-villa yang menjamur. Selain pembangunan villa tak sedikit ruko berdiri kokoh dipingiran kota. Hal ini menyumbang terjadinya banjir
Permasalahan banjir yang melanda ibukota saat musim penghujan tiba membutuhkan solusi sistemik.

Konsep sistem Kapitalisme Liberal yang mementingkan  keuntungan sebesar-besarnya telah menbrak sendi-sendi kehidupan dan merusak lingkungan alam. Hal inilah yang menyebabkan bencana banjir datang tiap tahun. Bencana tersebut tak hanya datang tiba-tiba, melainkan diundang oleh tangan manusia itu sendiri. Selain itu Faktor utama kegagalan dalam mengatasi Bencana banjir adalah sistem kapitalisme. Kapitalisme merupakan ideologi Barat yang menggerakkan ambisi kolonial mereka untuk memperkaya diri sendiri dengan segala cara, termasuk menghancurkan kehidupan jutaan manusia, memiskinkan dunia, dan merusak lingkungan alam. Harus kita akui bahwa tata kelola kota dalam sistem kapitalisme saat ini secara terang benderang mengabaikan kepentingan rakyat, dimana setiap kebijakan hanya menguntungkan pihak korporasi

Sebagaimana terjemah Quran surat Ar Rum ayat 41
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [ar-Rûm/30:41]

Lalu bagaimana Islam menyikapi permasalahan ini?
Dalam sejarahnya, Islam sudah terbukti mampu menyelesaikan masalah banjir dengan pengaturan tata kelola yang tepat dengan landasan pemerintah sebagai riayah suunil ummah. 

Kholifah atau kepala negara terlebih dahulu memetakan wilayah yang ada didalam negara tersebut. Mana wilayah yang strategis untuk dijadikan pemukiman dan wilayah yang rawan banjir.

Pembangunan insfrastruktur digunakan pada hal-hal yang mendukung kebutuhan rakyat, pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan tanpa harus merusak alam dan lingkungan.

Kholifah membentuk badan pemerhati banjir dan lingkungan yang berguna untuk mengecek dan menyelesaikan persoalan terkait banjir.Untuk daerah-daerah yang rawan banjir kholifah atau kepala negara membangun bendungan-bendungan guna menanggulangi tersebarnya air bah jika sewaktu-waktu sungai meluap.

Kholifah atau kepala negara menghimbau warganya supaya mempunyai kesadaran akan penjagaan diri dan lingkungan untuk melestarikannya dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, sudah saatnya negeri ini taat pada syariat Islam secara totalitas supaya terhindar dari bencana yang disebabkan oleh kemunkaran dan kemaksiyatan yang dilakukan oleh manusia.

Wallahu A'lam Bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak