Pelegalan LGBT, Bagaimana Sikap Kita?




Oleh: Ayu Susanti, S.Pd


Hidup semakin bebas. Mungkin ini yang dirasakan sekarang. Kebebasan semakin liar berkembang di masyarakat. Hidup suka-suka, prinsip hidup seperti saya tak mau dikekang oleh aturan semakin menjadi-jadi. Tengoklah bagaimana LGBT saat ini semakin berkembang. Bahkan ada geliat-geliat untuk melegalkan hubungan yang tak wajar ini.

Sebagian negara yang masuk dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersiap melegalkan hubungan sesama jenis. Singapura, misalnya, kini bersiap melegalkan hubungan sesama jenis. Jika terwujud, mereka bakal menyusul Thailand dan Vietnam yang sudah sudah resmi melegalkan pernikahan sesama jenis. (Republik.co.id, 22/08/2022).

Thailand dan Vietnam sudah terlebih dahulu melegalkan pernikahan sesama jenis, kemudian akan disusul oleh Singapura. Akankah Indonesia pun menjadi negara latah untuk melakukan hal serupa? Jika hal ini terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan sesuatu hal yg tabu dan jelas-jelas keliru bisa terjadi di negeri mayoritas muslim ini. Namun, ada pihak yang sudah dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia tak boleh melegalkan LGBT. 

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis), KH Jeje Zaenudin meminta kepada pemerintah Indonesia untuk tidak ikut melegalkan perilaku LGBT tersebut.

“Kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki konstitusi berbeda dengan Vietnam dan Singapura, tentu saja tidak boleh latah ikut ikutan melegalkan perilaku LGBT yang terkutuk dalam pandangan semua agama yang dianut di Indonesia,” ujar Kiai Jeje saat dihubungi Republika.co.id, Senin (22/8/2022). (Republik.co.id, 22/08/2022). 

Gaya hidup bebas dengan seks bebasnya kini semakin terjadi di masyarakat. Liberalisme sudah mengakar, dan masyarakat sudah tak asing lagi dengan hal-hal yang bertentangan seperti LGBT. Jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan lama kelamaan Indonesia akan mengikuti jejak negara tetangganya. 

Begitulah jika kita hidup di sistem sekulerisme (pemisahan antara agama dengan kehidupan) yang mengusung liberalisme. Hidup serba bebas. Yang dicari adalah kesenangan hawa nafsu belaka. Tak mengindahkan lagi halal haram, Allah suka atau benci, yang penting keinginan nafsu terpenuhi. Sekulerisme membuat manusia semakin liar dan bebas. Kebebasan ini bukannya membuat manusia terhormat dan selamat, tapi justru dengan melegalkan LGBT maka masalah akan semakin banyak. Salah satunya dari sisi kesehatan, garis keturunan yang tak jelas dan masa depan generasi terancam. Akankah kira membiarkan hal ini terjadi? 

Berbeda halnya dengan Islam. Islam adalah agama mulia yang Allah turunkan untuk mengatur hidup manusia agar selamat dunia dan akhirat. Islam adalah aturan yang bisa memanusiakan manusia sesuai fitrahnya. Dalam Islam sudah sangat jelas, tujuan hidup manusia adalah mendapatkan keridhaan Allah semata. Maka semua perbuatannya harus terikat dengan aturan-aturan Allah saja. Jika Allah melarang LGBT yang jelas-jelas merugikan manusia, maka dengan tegas manusia tidak akan pernah terlibat dalam LGBT. LGBT tidak hanya melahirkan kerugian untuk pelakunya saja, namun bisa menghancurkan generasi di masa depan. 

Oleh karena itu, jika kita ingin hidup mulia dan selamat dunia dan akhirat, maka kembalilah kepada aturan Islam yang menyeluruh. 

Wallahu'alam bi-showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak