Lebih Bahaya Penyakit HIV Atau Radikal?




Oleh : Mauli Azzura

Tidak apa-apa, itu cuma penyakit yang tidak bisa dilihat orang lain, jadi tidak akan mempengaruhi tugas- tugas mahasiswa karena tidak berbahaya. Yang bahaya itu adalah penyakit radikal, makanya mahasiswa jauhi ngaji, jauhi para penghafal al-qur'an biar gak ketularan radikal. Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof Karomani yang terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK dikenal sebagai orang yang paling kencang meneriakkan radikalisme di kampus. Dalam laman resmi Unila, Karomani pernah memimpin audiensi Forum Rektor dengan Wapres Ma’ruf Amin di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020).

Mending debat sama saya Prof. Zubairi, sebenarnya penyakit Radikal itu seperti apa, lebih bahaya mana dengan HIV yang menjangkiti puluhan remaja di Bandung. Jangan memframing kalau radikal itu bahaya dan seenaknya menuduh tanpa bukti  dan minim prestasi.

Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (Kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban buka suara soal laporan data ratusan mahasiswa Bandung terinfeksi HIV. Sebagai pakar yang pertama kali menemukan kasus HIV di Indonesia di tahun 1980-an, ia menyebut mahasiswa memang termasuk kelompok yang mudah terpapar. Rentang usia remaja hingga dewasa muda dikaitkan dengan banyaknya perilaku seks berisiko hingga penggunaan narkotika. (Detik.com 31/08/2022)

Mari kita melek keadaan di negri ini, penyakit HIV itu melemahkan imunitas tubuh , dan berujung pada kematian. Itu akibat salah gaul dan buah sistem kapitalisme yang menjijikan. Harusnya anak muda dididik dengan prestasi yang islami sehingga menjadi remaja harapan agama , mendoakan kedua orang tuanya.

Tengoklah para remaja yang distigmatisasi dengan terpapar penyakit radikal, mereka justru penyelamat bangsa dan negri yang dicintainya. Pinter ngaji, hafidz dan hafidzhoh dan ternyata dari tangan- tangan mereka juga  para remaja di negri ini terlindungi dari penyakit kapitalis.

Mereka remaja yang bertaqwa senantiasa menjaga pergaulan dan membangun  bangsa agar kuat , coba bayangkan jika remaja -remaja seperti itu dituduh ditangkap dan disuntik mati hanya karena terpapar radikal yang tidak jelas tafsirnya ,sama saja menghancurkan rumahnya sendiri.

HIV lah yang seharusnya dibasmi, jelas ini merusak generasi muda. Penyakit yang memalukan sekaligus memilukan. Harusnya pula sistem kapitalis yang membawa dampak buruk seperti penyakit sosial dan kelamin HIV , wajib di matikan. Bukan sebaliknya malah ditanggapi biasa- biasa saja sedang yang harusnya obat dari kenakalan remaja seperti menghadiri kajian islami, memperbanyak ibadah dan berteman dengan orang sholeh di pangkas dengan stigma negative. 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : 

رَسُوۡلُ اللّٰهِ اِلَيۡكُمۡ جَمِيۡعَاْ ۨالَّذِىۡ لَهٗ مُلۡكُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحۡىٖ وَيُمِيۡتُ‌ ۖ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهِ النَّبِىِّ الۡاُمِّىِّ الَّذِىۡ يُؤۡمِنُ بِاللّٰهِ وَكَلِمٰتِهٖ وَاتَّبِعُوۡهُ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُوۡنَ

"Katakanlah (Muhammad),ً “Wahaiً
manusia! Sesungguhnya aku ini utusan 
Allah bagi kamu semua, Yang memiliki 
kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan 
(yang berhak disembah) selain Dia, Yang 
menghidupkan dan mematikan, maka 
berimanlah kamu kepada Allah dan 
Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang 
beriman kepada Allah dan kepada 
kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). 
Ikutilah dia, agar kamu mendapat 
petunjuk.” (QS. Al – A’raf : 158).

Mafahim/pemahaman menjadi 
penentu bagi seseorang dalam bertingkah laku. Serta setiap tingkah laku muncul 
dari sebuah pemahaman. Demikian pula tingkah laku seorang remaja dalam 
bergaul muncul dari pemahamannya tentang adab dalam bergaul. Pemahaman itu diperoleh dengan mendekati dan membersamai orang-orang yang sholeh, sehingga ia akan mendapati setiap kebaikan didalamnya ( petunjuk).

Maka, semakin baik pemahamannya mengenai adab dalam pergaulan akan tergambar dengan semakin baik pula remaja dalam menata pergaulannya. Hal sebaliknya juga berlaku bila pemahaman sedikit/rendah, maka akan semakin buruk/tidak teratur pula pergaulannya.

Dengan mengatur dan memahami norma- norma dalam pergaulan, ia akan mendapati lingkungan yang baik serta terbebas dari jeratan keburukan termasuk dampak daripada sistem kapitalis seperti HIV, dan sejenisnya.

Fa'tabiru ya ulil abshar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak