KEDAP SUARA


Oleh : Ummu Aqeela

Ketua DPR Puan Maharani mendapatkan kejutan ulang tahun di tengah rapat paripurna, Selasa (6/9). Seluruh anggota DPR menyanyikan lagu 'Selamat Ulang Tahun' karangan Jamrud dan bertepuk tangan.


Sementara, pada saat bersamaan, ribuan buruh dan mahasiswa menggelar demo menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung DPR. Mulanya, di tengah rapat, terdengar ucapan selamat ulang tahun dari pengeras suara. Ucapan itu kemudian disusul oleh nyanyian lagu yang diikuti seluruh anggota DPR. Mereka tampak berdiri dan bertepuk tangan. Dari kursi pimpinan, Puan ikut berdiri dan terlihat semringah sembari bertepuk tangan.
"Kami seluruh peserta sidang dan undangan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ketua DPR Ibu Dr. HC. Puan Maharani. Semoga panjang umur, sehat dan sukses selalu, serta dalam lindungan Allah SWT. Amin," kata salah satu anggota dewan.
Sorak-sorai itu terjadi di ujung rapat paripurna usai Puan berpidato dan menyerahkan laporan kinerja DPR tahun sidang 2021-2022.
Sedangkan massa aksi di luar Gedung DPR tak ditemui sama sekali oleh jajaran pimpinan. Hanya anggota Komisi VII Fraksi PKS Mulyanto yang menemui massa aksi usai Fraksi PKS melakukan walk-out di tengah rapat paripurna.


Massa unjuk rasa buruh di depan kompleks parlemen mempertanyakan sikap Ketua DPR Puan Maharani terkait keputusan pemerintah yang telah kenaikan harga BBM. Mereka menyinggung sikap Puan yang sempat menolak kenaikan BBM di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut mereka, sikap Puan kala itu seolah-olah berpihak kepada rakyat. Koordinator Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) itu kini mempertanyakan sikap Puan yang seolah diam dan tak menunjukkan sikap serupa. Padahal, kenaikan harga BBM kali ini lebih tinggi.
"Dia nggak ada tanggapan keberpihakannya terhadap rakyat, hari ini kita cari, hari ini kita pengen minta statement-nya, apa statement-nya dia terhadap kenaikan BBM ini kepada rakyat, apakah akan nangis-nangis lagi atau gimana," katanya. (CNN Indonesia, 7 September 2022)


Pernahkah mendengar ruangan kedap suara? Ya, ruangan ini memang sengaja didesain agar siapapun orang yang berada didalam ruangan, tidak dapat mendengar apapun suara atau teriakan dari luar. Sehingga ruang dalam menjadi steril akan kebisingan yang terjadi diluar. Relate bukan dengan peristiwa atau contoh kasus diatas. Dalam hal bernegara tentu saja ini tidak dapat dilakukan, bagaimana mendengar gejolak rakyatnya jika pemerintahnya seolah memagari diri untuk menjadi kedap terhadap suara rakyatnya. Bukankah satu syarat mutlak seorang pemimpin adalah mampu mewakafkan seluruh inderanya untuk umat? Karen melalui indera ini pemimpin wajib peka terhadap keluhan dan penderitaan rakyat yang dipimpinnya.


Kepekaan ini haruslah melekat kuat di jiwa, tertancap dan digunakan sebagai dasar melakukan segala kebijakan yang berpihak untuk rakyat. Pemimpin yang bijaksana selalu berusaha menjawab seluruh keluhan rakyat menjadi sebuah kenyataan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin betulan bukan pemimpin kebetulan. Pemimpin betulan, adalah pemimpin yang dengan sungguh memenuhi ketentuan-ketentuan yang diajarkan oleh Islam. Sedangkan pemimpin kebetulan adalah orang yang kebetulan terpilih menjadi pemimpin, tanpa dilandasi keterampilan dan pemahaman yang benar dalam memimpin. Seorang pemimpin, harus berpihak pada rakyat dan umat karena pemimpin datang dari umat dan memimpin untuk umat.


Oleh karenanya seorang pemimpin haruslah orang yang tangguh, penuh kasih sayang karena setiap jiwa umat yang dipimpinnya ada dalam genggaman dan dipertanggung jawabkan kelak dihadapanNYA. Dan satu hal yang paling utama seorang pemimpin adalah orang yang bertaqwa, beriman, dan menggantungkan segala aktifitasnya berdasarkan hukum-hukum Allah yang diyakininya. Tentu saja semua itu tidak akan mampu terwujud dengan sempurna jika tidak dilandaskan dengan sistem yang sempurna.


Al Quran mengajarkan kepada umat Islam bahwa konsep kepemimpinan adalah kekuasaan yang berada di genggaman Allah SWT seperti tercantum dalam Q.S. Al Imran ayat 26.
“Allah SWT yang memberikan jabatan dan kedudukan kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah SWT pula yang mencabutnya sesuai kehendak-Nya. Keyakinan kita pada hakikatnya, yang menetapkan itu Allah SWT. Allah SWT yang Maha Kuasa yang menjadikan seseorang menjadi pemimpin dan Allah SWT membuat aturannya. Kepemimpinan itu pemberian dari Allah SWT,”


Menjadi pemimpin hendaknya tidak membuat seseorang menjadi sombong. Sebaliknya, tidak menjadi pemimpin jangan menjadi minder karena kemuliaan bukan ada pada jabatan dan kedudukan. Seorang pemimpin juga harus adil dan jujur. Kedua sikap ini merupakan akhlak mulia bagi seorang pemimpin. Wujud syukur menjadi seorang pemimpin yang diberikan oleh Allah SWT yaitu apa pun harus disyukuri dan melaksanakan apa yang menjadi amanat. Jabatan dan kedudukan merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabakan dan disadari untuk menjaganya. Jabatan sebagai amanah akan melahirkan penyesalan, kesedihan dan kesengsaraan kecuali mengambilnya dengan cara yang baik dan melaksanakan tugas dengan baik.


Melihat apa yang sekarang terjadi di Indonesia, sungguh memuncak kerinduan ini pada para pemimpin umat yang tidak haus kekuasaan. Era kekhilafahan dengan syariat Islam sebagai aturannya telah menempa, mengajarkan, dan memahamkan mereka arti “amanah” yang sesungguhnya. Jika kau tidak diberi amanah, maka janganlah kau mencarinya apalagi sampe menghalalkan segala cara sebagaimana yang terjadi di alam demokrasi saat ini. Tapi jika kau diberi amanah, janganlah kau tolak. Berazamlah untuk melaksanakan amanah itu sesuai dengan aturan-Nya, karena pemberi amanah yang sesungguhnya bukanlah manusia melainkan Allah SWT.

Wallahu'alam bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak