Harga Batu Bara Melesat, Bagaimana Nasib Rakyat?




 
Oleh : Nabila Sinatrya

Batu bara merupaka salah satu bahan bakar utama untuk pembangkit listrik di beberapa negara seperti China, India, Jerman, dan sebagainya. Belakangan ini, permintaan batu bara di beberapa negara meningkat, terutama di Eropa yang mencari batu bara di wilayah Asia. Hal ini dikarenakan Rusia membatasi pasokan ke Eropa.
 
Naiknya permintaan, membuat harga batu bara menguat kembali. Dilansir dari dataindonesia.id/5/9/2022 tercatat harga batu bara berjangka untuk kontrak September 2022 di Newcastle Coal Futures melejit 1,79% ke level US$ 435,00/ton. Adapun dalam setahun terakhir harga emas hitam itu melesat 148,03%.

Permintaan batu bara dari Jepang dan Korea Selatan juga meningkat karena musim panas. Suhu di Tokyo mencapai 35,1 derajat celcius sampai meminta masyarakat untuk mengurangi penggunaan listrik seperti AC. Sementara di Korea Selatan Pembangkit listrik batu bara berkontribusi sekitar 40% terhadap produksi listrik Negeri Ginseng sementara pembangkit listrik LNG sekitar 25%. (cnbcindonesia.com/1/7/2022)

Permintaan yang tinggi menjadi kabar gembira bagi produsen dan ekportir batu bara di Indonesia. Namun tidak bagi rakyat, haruslah ini menjadi kewaspadaan. Karena naiknya harga batu bara akan berimbas pada kenaikan harga tarif dasar listrik. Sekalipun cadangan batu bara di Indonesia cukup besar, Kementerian ESDM mencatat cadangan batu bara Indonesia per 19 Januari 2022 sebanyak 31,7 miliar ton.
 
Liberalisasi ekonomi yang dianut oleh sistem kapitalisme membebaskan siapapun yang memiliki modal berhak untuk mengelola sumber daya alam termasuk batu bara. Maka tak heran jika sumber daya alam banyak dikuasai oleh perusahaan swasta bahkan asing. Sedangkan negara hanya sebagai regulator yang memberikan kemudahan kepada para kapital dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut.

Kondisi rakyat ditengah kekayaan alamnya tidak membuat kesejahteraan menghampirinya, karena hasil pengelolaan sumber daya alam oleh asing akan dijual kepada rakyat dengan harga yang mengikuti hukum permintaan. Inilah kesalahan paradigma berpikir kapitalis yang menjadikan sumber daya alam termasuk batu bara yang sejatinya harta milik rakyat malah dijadikan barang komoditas untuk meraup keuntungan.

Kondisinya akan berbeda jika menjadikan islam sebagai sudut pandang dalam membuat kebijakan. Islam yang berasal dari Allah adalah aturan terbaik yang penerapannya akan mendatangkan keberkahan. Dalam islam, sumber daya alam dengan cadangan yang besar termasuk kepemilikan umum. Negara akan mengelola dan hasilnya dikembalikan ke rakyat, sehingga tidak boleh diambil alih oleh swasta ataupun asing.
 
Rasulullah saw. bersabda, “Kaum muslim berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga hal: air, rumput dan api.” (HR Ibnu Majah)

Rasul saw. juga bersabda, “Tiga hal yang tidak boleh dimonopoli: air, rumput dan api.” (HR Ibnu Majah)

Hasil pengelolaan sumber daya alam akan di distribusikan sepenuhnya ke rakyat baik secara langsung atau tidak langsung. Penyaluran secara langsung dengan memberikan subsidi harga listrik, penyaluran tidak langsung dialokasikan untuk menunjang fasilitas-fasilitas umum yang berkaitan dengan hajat hidup rakyat seperti membangun sekolah, rumah sakit dengan fasilitas terbaik. Itulah gambaran aturan islam jika diterapkan, rakyat akan mendapatkan kesejahteraan. Sudah seharusnya kita mencampakkan kapitalisme dan menerapkan islam secara kaffah. Wallahu’alam bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak