BBM Naik, Rakyat Makin Tercekik




Oleh Meri


Beberapa hari yang lalu, ratusan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Cirebon. Massa mulai membentangkan spanduk, membakar ban bekas, hingga merangsek masuk ke halaman gedung yang dijaga oleh aparat kepolisian. Aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi pun tak dapat dihindari. (radarcirebon.com 6/9/22).

Tidak hanya mahasiswa, aksi serupa juga dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat, seperti driver ojek online dan sopir angkutan umum. Sebab, kenaikan BBM bersubsidi ini tentu sangat berdampak pada penghasilan mereka yang menurun akibat pengeluaran terhadap bahan bakar yang meningkat. "Penumpang sepi, ini ditambah harga BBM naik, kami sulit menutup setoran ke pemilik bus," ujar Marhadi sopir bus saat sedang mengantri BBM di salah satu SPBU. (radarcirebon.com 3/9/22)

Kenaikan harga BBM bersubsidi ini pun akan memberikan efek bagi kenaikan harga kebutuhan masyarakat seperti sembako, bahan makanan, serta berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Persentase kenaikan yang mencapai 31% ini alih-alih membantu masyarakat dari ketidaktepatsasarannya BBM bersubsidi, justru menjadikan masyarakat secara umum semakin tercekik dengan naiknya harga-harga kebutuhan dasar. Dampak dari kenaikan BBM ini tentu lebih merugikan karena dirasakan oleh masyarakat luas daripada Bantuan Langsung Tunai (BLT) pengalihan subsidi BBM yang diberikan kepada orang-orang tertentu saja.

Baik saat ini maupun di masa yang akan datang, kebijakan ini tentu menambah beban rakyat dengan kenaikan harga barang, namun kecilnya pendapatan. Berbeda dengan bagaimana cara Islam memberikan tanggung jawab kepada pemegang kekuasaan agar senantiasa menjaga amanah dengan menjaga serta mengurusi urusan rakyat. Teringat akan kisah sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar yang berpidato seusai terpilih sebagai Khalifah pertama bagi kaum muslimin. Kala itu, Abu Bakar menyampaikan bahwa beliau tidak memiliki ambisi sama sekali untuk memikul jabatan tersebut. Beban yang berat dari seorang pemimpin bagi beliau tidak sanggup dipikul kecuali dengan adanya pertolongan Allah.

" Amma ba'du wahai sekalian manusia sesungguhnya saya telah diangkat sebagai pemimpin kalian meski bukan yang terbaik diantara kalian, jika saya berbuat baik, dukunglah saya. Sebaliknya jika saya berbuat salah, luruskanlah. Kejujuran itu merupakan amanah sedangkan dusta itu merupakan pengkhianatan. Kaum yang lemah menempati posisi yang kuat di sisiku hingga saya dapat mengembalikan haknya dengan izin Allah sedangkan kaum yang kuat menempati posisi yang lemah disisiku hingga saya dapat mengambil darinya hak orang lain dengan izin Allah."

Begitulah potongan pidato Abu Bakar ra. saat diamanahi untuk memegang kepemimpinan terhadap kaum muslimin. Beliau menganggap bahwa tanggung jawab sebagai seorang pemimpin bukanlah perkara yang mudah untuk diemban. Tanggung jawab terhadap umat dan kepada Allah SWT merupakan prioritas yang diutamakan oleh pemimpin maupun pejabat negara. Ketika rakyat sengsara karena kebijakan pemerintahnya, maka ketahuilah bahwa sekecil apapun keputusannya, maka akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak.

" Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (TQS. Al Zalzalah: 7-8)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak