BBM Naik, untuk Rakyatkah?

Oleh : Ade Nugraheni


Dampak pandemi masih dirasakan masyarakat luas. Berharap pemerintah segera mengeluarkan kebijakan yang berpihak ke rakyat, nyatanya rakyat dikejutkan dengan pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) (3/9/2022). Tentu hal ini sangat menambah beban hidup dan kesengsaraan rakyat. 

Demo penolakan kenaikan harga BBM pun terjadi dimana mana. Dari kalangan mahasiswa, buruh hingga supir ojek online (ojol) melakukan aksi unjuk rasa untuk merespon kebijakan pemerintah yang dirasa tidak berpihak ke rakyat. Sementara Pemerintah berdalih mengeluarkan kebijakan ini dengan alasan bahwa selama ini subsidi BBM tidak tepat sasaran sehingga akan dialihkan untuk bantuan langsung tunai (BLT) yang lebih tepat sasaran. Namun pada kenyataannya, jumlah keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga BBM jauh lebih besar dari bansos yg direncanakan akan dibagikan. Lalu siapa yang diuntungkan dengan naiknya BBM? Lagi- lagi para mafia dan investor asing (kaum kapitalis) tentunya. Dengan naiknya harga BBM di negeri ini, maka SPBU asing akan meraup keuntungan besar besaran dan bisa bersaing dengan SPBU pertamina milik negeri.

Lalu bagaimana Islam mengaturnya? Pada hakikatnya BBM dan SDA lain adalah milik rakyat. sementara pemerintah hanya diberi kewenangan untuk mengelolanya yang kemudian semuanya akan dikembalikan untuk kemaslahatan rakyat. Dilarang bagi pemerintah mengambil keuntungan dari hasil kelolanya dengan cara memperdagangkan kepada rakyat. Karena sesungguhnya tugas negara adalah melayani rakyat, memenuhi kebutuhan rakyat, dan bukan berbisnis dengan rakyat

Rasulullah saw., pernah bersabda:
"Kaum Muslim berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga perkara: air, padang rumput dan api. Harganya adalah haram" (HR Ibn Majah dan ath-Thabarani).

Berdasarkan hadis diatas, maka ketiga jenis sumberdaya alam yaitu air, padang rumput dan api (BBM) adalah milik umum. Peran negara lah memberikan akses atas kepemilikan umum ini kepada semua rakyatnya, baik miskin atau kaya (Muqaddimah ad-Dustuur, hlm 365) dengan cara memberikan kepada rakyat secara gratis atau menetapkan harga dengan harga murah. Semua SDA ini dapat dinikmati oleh seluruh warga negara tanpa melihat miskin atau kaya. Karena sesungguhnya SDA dan energi (BBM) ini adalah milik rakyat. Dan ketika seorang penguasa tidak mengelola SDA dan energi 9BBM) sesuai aturan Allah, maka keberkahan tidak akan terwujud di negri ini

Rasulullah saw. bersabda:
"Tidaklah seseorang diserahi tugas untuk mengurus urusan kaum Muslim, lalu ia mati, sementara ia mengkhianati dan menzalimi rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya" (HR al-Bukhari).

Wallahua'lam Bishawwab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak