Oleh: Khusnul
Akhir-akhir ini dunia maya sedang dihebohkan dengan fenomena klenik yang semakin tidak bisa dikendalikam. Seperti Viral di media sosial (Medsos) Instagram, seorang dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib. Tujuannya, untuk melawan Pesulap Merah atau Marcel Radhival. Yang di muat dalam suara.com(7/8/2022).
Juga dimuat dalam kompas.com tanggal 3 Agustus, yg akhirnya mempertanyakan siapakah Pesulap Merah yang membongkar trik dukun palsu.
Ini sangat memprihatikan sekali, Indonesia yg penduduknya mayoritas muslim tapi sangat menyukai perdukunan. Dan setelah ini dikuak oleh Pesulap Merah, barulah terlihat bahwa fenomena syirik berjamaah ini sangat banyak di negri kita tercinta seperti jamur di musim penghujan. Apakah kesyirikan ini dulu tidak pernah ada? Ataukah ini adalah fenomena yang baru saja muncul? Mari kita ulas bersama.
Kalau kita mau kaji bersama, sebenarnya hal ini terjadi bukan secara tiba-tiba. Tapi ini sudah sejak dulu ada, cuma baru akhir-akhir ini terlihat di permukaan. Dengan adanya pembongkaran trik dukun palsu ini akhirnya masyarakat banyak yang sadar. Bahwa selama ini mereka hanya di tipu oleh para dukun, yang sebenarnya mereka tidak mampu menyolusi permasalahan umat secara totalitas.
Dimana dukun ini memanfaatkan kepercayaan mereka untuk meraup pundi-pundi kekayaan yang sangat banyak. Bahkan dukun ini juga mampu meyakinkan pasiennya bahwa hanya dia saja yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Sehingga pasien ini dengan suka rela memberikan bayaran yang tinggi kepada para dukun. Dan mereka tidak mau berobat secara medis meski sakit mereka tidak kunjung sembuh dan bertambah parah.
Selain itu budaya Indonesia yang percaya kepada ilmu gaib, kepercayaan pada arwah nenek moyang semakin menguatkan dan menyuburkan aktifitas kesyirikan ini. Meski sudah banyak korban dari aktifitas dukun palsu, tapi masyarakat juga tidak sedikit yang semakin percaya dengan dukun dan praktik syirik ini.
Dan ternyata Pemerintah hanya mencukupkan menindak dukun dan praktik syirik yang menimbulkan keresahan, sedang yang lainnya tidak ada tindakan apapun. Ini menunjukkan abainya pemerintah dalam periayahan kepada umat. Harusnya mereka adalah pihak pertama yang akan menindak ketika di tengah masyarakat terjadi praktik syirik. Sehingga pemikiran dan pemahaman umat ini terjaga. Dan hanya mengagungkan Allah SWT saja.
Kalau kita mau menengok aturan dalam Islam secara seksama. Sebenarnya dalam Islam negara berkewajiban menanamkan akidah yang kuat pada umat, menutup rapat celah praktik kemusyrikan dan menindak tegas pelakunya meski tidak merugikan masyarakat secara materi. Untuk menanamkan akidah yang kuat maka negara harus melakukan edukasi kepada umat, terkait ajaran-ajaran Islam yang kaffah. Agar benar-benar tatanan kehidupan sesuai dengan yang Allah perintahkan dan menjauhi yang di larang oleh Allah. Meski masyarakat tidak merasa di rugikan atau malah tertolong oleh para dukun ini misalkan, tapi aktifitas ini membuat masyarakat resah dan tidak tenang.
Coba kita lihat dalam sejarah perjuangan Rosulullah dalam menegakkan Islam. Beliau diperintahkan Allah untuk menyebarkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, baik orang yang beriman maupun tidak. Tetapi dengan kebijakan yang beliau terapkan dan diambil dari Al Qur'an, maka beliau mampu menyatukan seluruh lapisan masyarakat seski berbeda keyakinan di bawah satu aturan yang sama. Dan saat itu masyarakat hidup dengan damai.
Jika negeri ini terus abai dalam periayahan terhadap umat, mereka dibiarkan bergelut dengan kesyirikan. Maka sangat mungkin kita akan kembali ke jaman jahiliah. Umat dalam kubangan kesyirikan, kejahatan dimana-mana, tidak ada kesejahteraan, bahkan peran pemerintah seperti tidak ada gunanya. Apakah kita ingin mundur ke belakang mengulang sejarah kelam peradapan manusia? Saya kira tidak ada seorangpun yang mau.
Juga dimuat dalam kompas.com tanggal 3 Agustus, yg akhirnya mempertanyakan siapakah Pesulap Merah yang membongkar trik dukun palsu.
Ini sangat memprihatikan sekali, Indonesia yg penduduknya mayoritas muslim tapi sangat menyukai perdukunan. Dan setelah ini dikuak oleh Pesulap Merah, barulah terlihat bahwa fenomena syirik berjamaah ini sangat banyak di negri kita tercinta seperti jamur di musim penghujan. Apakah kesyirikan ini dulu tidak pernah ada? Ataukah ini adalah fenomena yang baru saja muncul? Mari kita ulas bersama.
Kalau kita mau kaji bersama, sebenarnya hal ini terjadi bukan secara tiba-tiba. Tapi ini sudah sejak dulu ada, cuma baru akhir-akhir ini terlihat di permukaan. Dengan adanya pembongkaran trik dukun palsu ini akhirnya masyarakat banyak yang sadar. Bahwa selama ini mereka hanya di tipu oleh para dukun, yang sebenarnya mereka tidak mampu menyolusi permasalahan umat secara totalitas.
Dimana dukun ini memanfaatkan kepercayaan mereka untuk meraup pundi-pundi kekayaan yang sangat banyak. Bahkan dukun ini juga mampu meyakinkan pasiennya bahwa hanya dia saja yang mampu menyembuhkan penyakitnya. Sehingga pasien ini dengan suka rela memberikan bayaran yang tinggi kepada para dukun. Dan mereka tidak mau berobat secara medis meski sakit mereka tidak kunjung sembuh dan bertambah parah.
Selain itu budaya Indonesia yang percaya kepada ilmu gaib, kepercayaan pada arwah nenek moyang semakin menguatkan dan menyuburkan aktifitas kesyirikan ini. Meski sudah banyak korban dari aktifitas dukun palsu, tapi masyarakat juga tidak sedikit yang semakin percaya dengan dukun dan praktik syirik ini.
Dan ternyata Pemerintah hanya mencukupkan menindak dukun dan praktik syirik yang menimbulkan keresahan, sedang yang lainnya tidak ada tindakan apapun. Ini menunjukkan abainya pemerintah dalam periayahan kepada umat. Harusnya mereka adalah pihak pertama yang akan menindak ketika di tengah masyarakat terjadi praktik syirik. Sehingga pemikiran dan pemahaman umat ini terjaga. Dan hanya mengagungkan Allah SWT saja.
Kalau kita mau menengok aturan dalam Islam secara seksama. Sebenarnya dalam Islam negara berkewajiban menanamkan akidah yang kuat pada umat, menutup rapat celah praktik kemusyrikan dan menindak tegas pelakunya meski tidak merugikan masyarakat secara materi. Untuk menanamkan akidah yang kuat maka negara harus melakukan edukasi kepada umat, terkait ajaran-ajaran Islam yang kaffah. Agar benar-benar tatanan kehidupan sesuai dengan yang Allah perintahkan dan menjauhi yang di larang oleh Allah. Meski masyarakat tidak merasa di rugikan atau malah tertolong oleh para dukun ini misalkan, tapi aktifitas ini membuat masyarakat resah dan tidak tenang.
Coba kita lihat dalam sejarah perjuangan Rosulullah dalam menegakkan Islam. Beliau diperintahkan Allah untuk menyebarkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, baik orang yang beriman maupun tidak. Tetapi dengan kebijakan yang beliau terapkan dan diambil dari Al Qur'an, maka beliau mampu menyatukan seluruh lapisan masyarakat seski berbeda keyakinan di bawah satu aturan yang sama. Dan saat itu masyarakat hidup dengan damai.
Jika negeri ini terus abai dalam periayahan terhadap umat, mereka dibiarkan bergelut dengan kesyirikan. Maka sangat mungkin kita akan kembali ke jaman jahiliah. Umat dalam kubangan kesyirikan, kejahatan dimana-mana, tidak ada kesejahteraan, bahkan peran pemerintah seperti tidak ada gunanya. Apakah kita ingin mundur ke belakang mengulang sejarah kelam peradapan manusia? Saya kira tidak ada seorangpun yang mau.