Oleh: Ummu Miqdad
Akhir-akhir ini public dihebohkan dengan berbagai tingkah para kawula muda. Dengan adanya korban bullying seorang anak dari Tasikmalaya. Anak tersebut masih menduduki kelas enam SD. Anak malang itu meninggal karena depresi dan sakit keras usai dipaksa menyetubuhi kucing oleh teman-temannya.
Setiap kasus bullying baik ringan atau seperti ini sudah ekstrem, bukan lagi bullying secara verbal, tapi ini lebih kekerasan secara fisik walaupun gunakan cara lain. Ini berdampak pada kesehatan jiwa, buat orang yang melakukan sudah pasti ada gangguan jiwa. Untuk orang terkena dampak jelas dan terakhir juga saksinya, dampaknya luas banget," kata Elvine via sambungan telepon, Kamis (21/7/2022) dilansir dari DetikJabar.
Tentu tidakan demikian sangatlah ekstrim dan ini diluar nalar. Kemudian public pun dikejutkan kembali oleh Citayam Fashion Week (CFW). Fenomena CFW ini menampilkan jelas bahwa pemuda saat ini krisis akan jati dirinya. Bahkan ketika melihat salah satu akun tik tok seorang vloger, yang kemudian mereka bertanya kepada salah satu remaja yang sedang berkumpul disana terkait dengan niat shalat. Alhasil tak ada satupun diantara mereka yang hapal niat shalat. Astaghfirulloh..
Dan semua itu ialah korban kemiskinan yang sistemik dan gaya hidup yang liberal. Yang membuat mereka bebas dalam mengekspresikan tingkah polahnya. Bahkan yang mengerikan lagi dari CFW ini ialah muncul bibit-bibit LGBT. Na'udzubillah...
Dari sederet fenomena yang menimpa kawula muda saat ini, sebenarnya makin menunjukan arah pandang kehidupan yang diadopsi oleh masyarakat sekarang. Menurut Syaikh Taqiyudin an-Nabhani dalam kitab Nidzomul Islam tepatnya di Bab Qiyada Fikriyyah menjelaskan bahwaanya masyarakat terdiri 4 unsur yaitu sekumpulan manusia yang memiliki perasaan, pemikiran dan peraturan yang satu.
Jika melihat fenoma saat ini masyarakat sudah positif terpapar virus dari sistem sekuler. Dimana sistem sekuler ini memb
uat perasaan, pemikiran dan peraturan di jauhkan dari agama. Agama hanya sebagai konsumsi pribadi tanpa di bawa-bawa keranah yang lain. Sehingga aturan untuk mengatur kehidupan manusia, mereka bebas melakukan apapun. Sementara itu untuk standar kebahagian maupun kesuksesan hanya terpaku pada tolak ukur kapitalis yang matrelialistik.
Kehidupan yang sekuler dan matrelialstik membuat para remaja yang seharusnya mereka terikat dengan hukum syara malah bebas dalam mengekspresikan diri. Walhasil bullying, LGBT, CFW, haus eksistensi menjadi viral dan menghasilkan uang menjadi cara pandang remaja sekarang. Realita ini menjadi bukti konkrit atas kerusakan dan pembajakan potensi generasi secara sistemik.
Didalam negara sekuler kapitalisme hanya mengeluarkan kebijan yang normatif, seperti mencarikan tempat untuk CFW, kemudian memberi beasiswa kepada pemuda CFW, karena menganggap itu sebuah kreativitas dari para remaja. Sedangkan untuk kasus bullying yang terjadi di Tasikmalaya yang memakan korban anak SD hanya mengeluarkan statemen tanggung jawab dan butuh kerja sama antara orangtua, sekolah dan tenaga pendidik.
Padahal selain dari internal dan masyarakat diperlukan juga peran negara yang mampu mengeluarkan kebijakan untuk perubahan orientasi dan pembinaan generasi. Kalau orientasi dan pembinaan generasi masih terkungkung dalam sistem sekuler kapitalis, maka tak ayal jika kerusakan generasi dimasa depan akan semakin parah.
Maka dari sini untuk perubahan yang mendasar dan menyeluruh diperlukannya pemberlakuan syariat Islam. Islam hadir bukan hanya sekedar sebagai ibadah ritual saja yang mengurusi shalat, puasa, haji, dan yang lainnya. Namun Islam hadir sebagai sistem kehidupan yang praktis, yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Syariat Islam memberikan solusi terbaik bagi setiap persoalan-persoalan yang ada saat ini. Dimana sebab persoalan yang ada saat ini yaitu dari unsur masyarakat yang tidak sama, baik itu dari pemikiran, perasaan, dan peraturan. Maka untuk mewujudkan pemikiran, perasaan, dan peraturan yang yang terikat dengan syariat perlunya di terapkan aturan Islam dibawah bingkai Daulah Khilafah Islam.
Maka untuk membentuk generasi yang gemilang dan cemerlang Islam menyiapkan aturan agar generasi muda tidak kehilangan arah dan kehilangan potensi jati diri. Ada tiga pihak yang dapat menunjang keberhasilan dari orientasi dan pembinaan terhadap generasi dan Khilafah selalu memastikan keberhasilan dari peran ketiga pihak tersebut.
Pertama, Orangtua dan Keluarga. Karena pemahaman anak berawal dari orangtua, dan orangtua akan menanamkan aqidah islam serta hukum syariat sehingga anak bisa membangun tujuan hidup yang di arahkan kepada kemuliaan Islam.
Kedua, Masyarakat adalah sebuah entitas yang menjadi tempat belajar dan praktek secara langsung. Dan didalam Daulah Islam corak kehidupan masyarakat yaitu interaksi diantara mereka ialah amar ma'ruf nahi munkar. Dan tolak ukur kebahagiannya pun yaitu ridho Allah.
Ketiga, Negara memastikan setiap warga negara termasuk generasi muda terikat dengan hukum syara. Dan Khilafah akan melakukan pembianaan melalui penerapan sistem pendidikan. Sehingga menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian Islam. Seain itu khilafah juga akan menjamin kesejahteraan warga negaranya.
Kemudian khilafah akan menutup semua akses atau celah perusakan prilaku generasi seperti LGBT, gaya hidup sekuler liberal dan hedonis melalui Islam. Inilah solusi solutif yang ditawarkan Daulah Khilafah untuk membangun generasi yang unggul dan gemilang.
Wallahu'alam bishowwab....
Tags
Opini