Oleh : Mauli Azzura
Miris ya? Ketika kita sebagai orang Islam mengetahui bahwa ada seseorang yang memutuskan masuk dalam Islam, namun tersebab suatu hal, lalu kembali ke Agama sebelumnya.
Namun tidak mengherankan ketika hal itu terjadi dalam negara kapitalis. Kebebasan-kebebasan yang dianut menjadi hak asasi selama itu dianggap menyenangkan bagi dirinya. Termasuk dalam berpindah-pindahnya keyakinan, pasti sesuai dengan kebutuhan juga.
Maka tak ayal jika contoh-contoh kebebasan berpindah keyakinan menjadi trend meski dengan alasan figuritas dan keviralan serta mencari pamor untuk kelangsungan keuntungan seperti para artis yang sering kali berpindah Agama sesuai dengan kebutuhan mereka.
Seperti yang tengah terjadi di bulan ini, yakni dilansir dari Liputan6.com 5/8/2022. Mualaf sejak 2019 dan mengenakan hijab, Marcella Simon menggunggah foto mengejutkan di akun Instagram terverifikasinya, Jumat (5/8/2022). Foto itu memperlihatkannya tengah dibaptis. Marcella Simon dibaptis oleh pria dengan jubah putih dengan logo salib merah. Sang aktris juga mengenakan busana yang sama. Keduanya berdiri di kolam baptisan berdinding biru.
Sungguh disayangkan ketika keyakinan itu mudah berubah tanpa alasan yang jelas. Islam bukanlah agama presmanan yang bisa dipilih sesuai keinginan. Islam mengajarkan akidah sesuai dengan pemikiran logika manusia. Dimana Islam mengatur hukum dan aturan sesuai perintah Allah, dzat yang menciptakan alam semesta beserta isinya.
Pentingnya edukasi terkait keyakinan perlu kita dapatkan dan kaji agar kita memiliki pedoman dalam hidup. Pentingnya ilmu dan pemahaman Agama perlu ditanamkan pada diri sendiri dan bermasyarakat. Maka akan terciptalah pendidikan yang memadai hingga menjadikan umat sebagai generasi yang berkualitas, bukan memilih dan memilah keyakinan sesuai kesenangan dan kebutuhan. Karena kelak, Allah akan meminta pertanggung jawaban pilihan kita sesuai dengan apa yang kita lakukan di dunia.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالأَمِيْرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَّةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّت) متفق عليه
“Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin. Penguasa adalah pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya. Sehingga seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpin.” (Muttafaqun alaihi)
Ilmu agama adalah lentera untuk seorang pemimpin. Bukan hanya terkait perpindahan keyakinan atau buka lepas hijab, semua akan dimintai pertanggung jawaban. Maka istiqomah dan teguh akan akidah perlu kita gencarkan dalam diri agar menjadi pribadi yang baik dan Islami.
Oleh karenanya pentingnya bekal ilmu agama, adalah modal yang sangat utama. Karena ia bertanggung jawab atas segala aktifitas di dunia. Pun tentang kemuliaan mengasihi keluarga dengan ilmu agama, akan menjadikan visi dan misinya terealisasikan dengan baik, yakni mengajak bersama teman, pasangan, orang terdekat dan umat menuju ketaatan pada syariatNya serta berjuang bersama di medan dakwah. Menyuarakan kehidupan secara Islam yang akan mampu menciptakan kehidupan sesuai dengan fitrohnya.
Wallahu A'lam Bishowab