Palestina Kembali Menangis, Bagaimana Solusinya?



Oleh: Yaurinda


Rekaman drone di atas wilayah Gaza, Palestina, pada Senin (8/8/2022) menunjukkan kehancuran akibat serangan udara Israel. Serangan yang terjadi merupakan serangan terburuk antara Israel dan kelompok kemerdekaan Palestina di Gaza sejak Israel menyerang Gaza selama sebelas hari pada tahun lalu. Seluruh rumah rata dengan tanah dan hanya tampak tumpukan puing pasca dibombardir Israel.


Sejak Jumat, selama tiga hari pesawat Israel menghantam sejumlah sasaran di Gaza yang merupakan permukiman Warga Gaza. Akibatnya sedikitnya 44 warga Palestina tewas, termasuk 15 anak-anak dan 4 perempuan. Sementara sedikitnya 360 orang dilaporkan terluka (Metrotvnews.com 9/8/22).


Konflik Palestina telah terjadi bukan hanya sebentar, namun sudah puluhan tahun dan tak ada solusi atasnya. Para pemimpin dunia dan seluruh komunitas internasional tak melakukan tindakan yang nyata. Seolah hanya gimmick diplomatik dan standar ganda, yang memberikan kecaman tapi terus menjalin hubungan mesra dengan Zionis. Atau mengutuk, memberi sanksi, dan memboikot Rusia atas invasi ke Ukraina tapi membiarkan kezaliman Zionis di Palestina. 


Para pemimpin dunia seolah tak peduli, bahkan Mesir yang merupakan negara tetangga tetap bertahan dengan blokade ketat atas wilayah Palestina dengan alasan Nation State. Ya sekarang Islam terpecah-pecah menjadi 51 bagian tanpa ada persatuan. Hingga saat ini solusi yang ditawarkan oleh dunia Internasional hanya membaginya menjadi 2 negara yang hidup berdampingan. Padahal jelas Israel yang merebut wilayah Palestina dan kekejian Israel jelas tidak ditorerir namun pembelaan terhadapnya tetap ada.


Sekat nasionalisme (nation state) terus di gaungkan dalam kancah Internasional padahal ini membunuh kaum muslimin. Rasulullah bersabda, ''Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim).


Namun sepertinya hal ini telah hilang oleh nasionalisme yang mana kita kaum muslimin tidak mampu dan tidak berani membela saudara seiman di Palestina. Padahal jika dilihat dari sejarah Palestina sendiri merupakan milik kaum muslimin karena pada masa Umar Bin Khatab hadir di Palestina orang-orang Palestina menyerahkan Palestina saat itu kepada kaum muslimin. Dan sejak saat itu wilayah Palestina selalu dilindungi oleh Islam.


Meski wilayah itu pernah direbut oleh kaum Yahudi, umat Islam terus berusaha merebutnya kembali dan berhasil oleh Salahudin Al Ayyubi dan pada masa Sultan Abdul Hamid 2 Islam tetap berusaha melindunginya agar tidak sejengkal pun wilayah Palestina jatuh kepada Yahudi. Saat kekuasaan Islam dalam keterpurukan Sultan tetap mempertahankan wilayah Palestina.


Tanah Palestina pernah ditawar oleh Theodore Hertzl sekitar 150 pounsterling uang yang cukup banyak pada masa itu. Namun Sultan menolak dan mengatakan " aku tidak bisa menjual tanah Palestina meski hanya sejengkal dari wilayah ini. Sebab tanah ini bukan milik ku tapi milik kaum muslimin. Mereka mendapatkannya dengan pertumpahan darah dan menyiraminya dengan darah mereka dan dengan darah aku juga menyiraminya. Dan bahkan kami tidak akan mengizinkan seorangpun merampoknya.


Hendaklah orang Yahudi menyimpan jutaan uang mereka. Dan jika kekuasaan ini runtuh terbagi-bagi maka kaum Yahudi bisa mendapatkannya dengan gratis. Kami sungguh tidak akan membagi pemerintahan negeri ini kecuali setelah melangkahi mayat kami". Ini membuktikan negeri Islam yang memiliki junnah lebih bisa melindungi Palestina meski lemah dari pada negeri Islam hari ini.

Dari sini kita melihat betapa hebatnya kekuasaan Islam, persatuannya juga perlindungannya terhadap Palestina. Karena dalam Islam seluruh muslim adalah satu tubuh jika satu sakit bagian tubuh lain akan merasakan sakit. Dan dalam sistem Islam kekusaan adalah penjaga perisai umat yang akan melindungi, membela dan mempertahankan tanah mereka tanpa ada sekat nasionalisme.


Namun hari ini tidak ada negara dengan sistem Islam yang paripurna yang bisa melindungi muslim bahkan non muslim bahagia dengan keadilannya. Tidakkah kita umat muslim ingin mewujudkan pemerintahan seperti itu hingga konflik Palestina akan selesai. Tidak, sudah cukup lama kita berharap kepada kapitalisme yang terbukti tidak mampu melindungi umat?

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak