Miris! Fasilitas Pendidikan Mangkrak



Oleh : Sindy Utami,SH.


Pembangunan Tiga Madrasah Mangkrak

Pembangunan tiga madrasah dari dana hibah mangkrak. Hal itu disebabkan karena anggaran tak kunjung cair. Padahal seharusnya anggaran cair pada akhir Mei lalu.

KH Shodiqun selaku yang mewakili dari pihak MI NU Miftahul Falah Pasuruhan Kidul menyatakan setidaknya ada 45 lembaga yang diberikan dana hibah pada tahun ini. Namun ada tiga madrasah dananya tiba-tiba mandek. Hal itu berdampak pada mangkraknya kelar pembangunannya.

Tiga madrasah itu, di antaranya MI Miftahul Falah Pasuruhan Kidul, Jati (pembangunan tiga kelas mangkrak), Madrasah Diniyyah Roudlotul Ulum Tanjungrejo (enam kelas mangkrak), dan MI Miftahul Huda Bulung Kulon juga mengalami hal yang sama, tiga kelas mangkrak. Padahal jadwal kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah dimulai, namun pelajar terpaksa masuk kelas dengan cara bergiliran.

“Semua wali murid dan masyarakat mempertanyakan kelanjutan pembangunan kelas tersebut,” katanya.

Dari semua pihak tiga madrasah itu, kata dia, sudah mencoba meminta klarifikasi dengan anggaran dana hibah yang tak kunjung cair tersebut. Dia menjelaskan setelah pertemuan pada (11/5) lalu, semua lembaga memang sudah diberi pengarahan sosialisasi dana hibah. 

Setelah diberi arahan tersebut, pihaknya langsung membuat kerangka acuan kerja (KAK) untuk mengajukan pembangunan madrasah. Kurang lebih pada pertengahan Mei, karena anggaran cair pada akhir Mei. Namun sudah ditunggu sampai pada akhir Juni, dana tersebut tak kunjung cair, padahal lembaga lain sudah. Hanya tiga madrasah itu yang masih bermasalah.

“Pada akhir Juni itu pun kami langsung membuat surat permohonan kepada Pemkab  sesuai arahan dari kepala bagian kesra,” ungkapnya.
(radarkudus.jawapos.com, 1 Agustus 2022)

Lika-liku Sarana Pendidikan

pengajuan Surat permohonan untuk ditujukan agar dana hibah yang mandek itu segera dicairkan. Akhirnya pada (12/7) lalu, pihaknya dipanggil untuk bertemu dengan bupati, namun karena dana tersebut usulan legislatif, pihaknya diminta untuk mengkonfirmasi kepada Mukhosiron, selaku ketua DPC PKB Kudus. Namun, sudah berulang kali menghubungi ketua DPC PKB Kudus itu, dan belum ada jawaban.

Listyanah dan Kholili selaku yang mewakili dari dua madrasah, yakni Madin Roudlotul Ulum Tanjungrejo dan MI Miftahul Huda Bulung Kulon meminta agar dana hibah segera dicairkan. Mereka butuh kejelasan agar anak didik mereka tak mengalami kesusahan saat KBM berlangsung. Mereka menduga adanya keterlambatan pencairan  itu karena ulah Mukhosiron.

Tercatat dana itu dari APBD 2022. Anggaran untuk pembangunan di tiga madrasah berebda-beda. Untuk MI Miftahul Falah Pasurunan Kidul Jati sebanyak Rp 600 juta, MI Miftahul Huda Bulung Kulon Rp 675 juta, dan Madrasah Diniyyah Tanjungrejo Rp 750 juta. Selama ini pembangunan yang berjalan menggunakan dana utangan. 

Pembangunan ketiga madrasah tersebut belum jelas masa depan nya. Sebab, belum diketahui penyebab mandeg nya dana tersebut. Bukti bahwa sarana prasarana pendidikan di era kapitalisme hanya dipandang sebelah mata. Kecuali jika melalui pendidikan madrasah tersebut akan menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat, sudah pasti diperhatikan dengan jeli dari segala lini.

Belum lagi ada indikasi korupsi di dalamnya. Korupsi adalah kasus yang selalu bergandengan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari peradaban politik dengan ideologi kapitalisme. Ditambah dengan akidahnya yang sekulerisme, memisahkan antara kehidupan dan agama maka lebih mudah mencetak para koruptor. Sebab korupsi bisa terjadi karena pelaku rasuah tersebut menjalankan aksinya tidak mengaitkan perilakunya saat itu dengan masa depan akhirat.

Pembangunan Fasilitas Pendidikan dalam Islam

Islam yang dijadikan landasan pelaksanaan pendidikan dengan aqidah Islam sebagai basisnya maka ada begitu banyak perpustakaan dibangun. Selain Khizanah al-Hikmah bermunculan perpustakaan dari berbagai wilayah, antara lain:  Perpustakaan al Haidariyah di Najaf (Irak), Perpustakaan Ibnu Suwar di Basrah, Perpustakaan Sabur, Darul Hikmah di Kairo (Mesir), perpustakaan al Fath bin Khagan Wazir al Mutawakkil al Abbasy, Perpustakaan Hunain bin Ishaq, dan Perpustakaan Ibnu al Khassyah, perpustakaan di Kurtubah (Cordova).

Madrasah Nizamiyah
Nizam al Mulk, perdana menteri Saljuk pada tahun 1065 M – 1067 M. merupakan pendiri Madrsah Nizamiyah Pada tiap kota kekuasaanya ia mendirikan satu madrasah besar, di antaranya di Baghdad, Balkh, Naisabur, Harat, Asfahan, Basran, Marw, dan Mausul.

Pendirian Madrasah Nizamiyah merupakan rintisan lembaga pendidikan formal pertama yang menggunakan sistem manajeemen sekolah. Ini merupakan cikal bakal lahirnya sekolah modern yang menjadi model pendidikan di Barat. Kemasyhuran madrasah Nizamiyah sehingga kota-kota tempat madrasah ini didirikan menjadi pilihan para pelajar dari berbagai daerah  untuk menuntut ilmu pengetahuan.

Madrasah Nuruddin Zanki
 Kekuasaan Daulah Zankiyah ketika dipimpin Nuruddin Zanki (541H/1146 M) melakukan gerakan pembangunan madrasah yang bertujuan mengukuhkan madzhab Sunni untuk melawan madzhab Syi’ah. Pada masa kekuasaannya mendirikan madrasah yaitu madrasah an Nuriyah al Qubra di Damaskus, Madrasah Al-Asruniyah di Aleppo, Madrasah Shuabiyah di Aleppo, Madsarah Al-Halawiyah di Aleppo,  Madrasah al-Imadiyah di Damaskus.

Perguruan Tinggi Baitul Hikmah di Baghdad
Sebagaimana diketahui pada masa Harun al Rasyid (170-193 H) mendirikan baitul hikmah. Kurikulum Baitul Hikmah antara lain: ilmu-ilmu agama Islam, ilmu alam, kimia, falaq, dan lain-lain. Padan Baitul Hikmah dikumpulkan buku-buku ilmu pengetahuan dalam bermacam-macam bahasa seperti bahasa Arab, Yunani, Suryani, Persia, India, dan Qibtia yang menjadi bahan kajian. Pada perkembangannya al-Mak`mun mendirikan peneropong bintang yang disebut peneropong al Ma`muni.

Darul `Ilmi di Kairo.
al Hakim Biamrillah al Fathimi mendirikan Darul ilmi di pinggir sungai Nil untuk menyaingi Baitul Hikmah di Baghdad. Darul `Ilmi didirikan di al Kharun Fusy atas perintah al Hakim Biamrillah al Fathimi. Ilmu yang diajarkan di antaranya; ilmu agama, falaq, kedokteran, dan berhitung.

Universitas Al-Azhar di  Mesir
Awal mula pendirian Al-Azhar pada masa kekuasaan  Dinasti Fatimiyah atas perintah Khalifah Al-Mu’izz Linillah. Tujuan pendiriannya dilatarbelakangi kepentingan mazhab penguasa yaitu mazhab syiah. Proses pembelajaran untuk menguatkan mazhab syiah di tengah mazhab sunni yang dianut masyarakat Mesir pada waktu itu. Perkembangan selanjutnya setelah Mesir dibawah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah Universitas Al-Azhar diambil alih dan ditata dengan materi pembelajaran disesuaikan dengan mazhab sunni.

Universitas Cordoba di Spanyol
Salah satu wilayah kekuasaan Islam di Eropa yang diawali pada masa kekuasaan Dinasti Bani Umayyah telah memberi torehan sejarah di daratan Eropa. Pada masa kekuasaaan Abdurrahman III didirikan Universitas Cordoba yang menjadi kebanggaan umat Islam. Banyak mahasiswa dari kalangan non-muslim dari berbagai belahan dunia menempuh pendidikan pada universitas tersebut. Bahkan menjadi inspirasi penulis Barat menggambarkan bahwa Cordoba cikal bakal kemajuan barat. Cordoba merupakan the greatest of learning di Eropa.

1300 tahun lamanya membuktikan Islam mampu memimpin dunia dari segala bidang. Dan sistem pendidikan adalah Poros utama yang pembangunannya diseriusi. Di akhir kemundurannya pun disebabkan karena sistem pendidikan yang mulai sekuler. Menjadikan setiap pengembannya tidak lagi terikat dengan aturan Allah.

Wallahu'Alam Bish shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak