Oleh: Tri S, S.Si
Generasi muda adalah generasi yang sangat penting. Generasi muda merupakan ujung tombak perubahan, sebagai penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Namun sayang kondisinya saat ini jauh dari kata cemerlang. Bahkan banyak kasus memperlihatkan perbuatan yang sangat miris dan diluar nalar kemanusiaan. Seperti kasus bocah kelas enam SD di Tasikmalaya yang harus meregang nyawa karena menjadi korban bullying oleh temannya. Bocah malang itu mengalami depresi hingga sakit keras dan akhirnya meninggal usai dipaksa teman sebayanya untuk menyetubuhi kucing (detik.com, 21/07/2022).
Tak hanya sampai disitu, fenomena yang saat ini sedang booming dari para pemuda yakni ajang pencarian jatidiri dan pengakuan eksistensi diri yang salah kaprah. Pasalnya mereka bercampur baur dan berkerumun dengan memakai outfit yang menurut mereka nyentrik, kemudian berlenggak lenggok di atas trotoar dan zebra cross. Fenomena inilah yang disebut Citayam Fashion Week (CFW). Meskipun sudah dilarang namun memberikan pengaruh kepada pemuda lain untuk megikuti jejak mereka dimanapun berada. Kasus bullying ekstrem hingga diluar nalar yang telah terjadi serta mewabahnya racun CFW merupakan bukti nyata perusakan dan pembajakan potensi generasi muda yang terjadi karena masalah sistemik. Pemikiran sekuler buah dari sistem Kapitalisme telah masuk kedalam jiwa pemuda bahkan yang masih di tingkat SD. Mereka melakukan hal tersebut tanpa berpikir dosa atau tidak, yang mereka lakukan hanya sebatas kesenangan semata. Mirisnya negara hanya membuat kebijakan dan pernyataan normatif. Bahkan akan memindahkan CFW ketempat yang lebih layak, hal ini tentunya akan berdampak pada pergaulan bebas dan ikhtilat yang kian marak.
Banyak pihak seolah mengambil untung dari boomingnya peristiwa tersebut, hingga artis papan ataspun turut andil bahkan ada yang ingin mematenkan CFW tersebut. Tentu hal ini menjadi jalan keuntungan bagi kaum kapitalis. Mereka tidak akan memandang apakah mengambil keuntungan dari CFW termasuk halal atau haram, kaum kapitalis hanya akan memikirkan bagaimana pundi-pundi uang dapat masuk ke rekening mereka. Jika generasi tidak diselamatkan sejak dini, kedepannya bukan tidak mungkin akan melakukan hal yang lebih keji dan sangat jauh dari pemikiran manusia.
Haram bagi negara mengambil untung dari perilaku liberal rakyat yg dilabel kreatifitas, tentunya negara wajib menutup semua celah kerusakan perilaku generasi. Negara memiliki peran penting terhadap kondisi generasi, namun sayang di sistem rusak kapitalisme ini tak ada periayahan oleh negara terhadap rakyatnya. Dalam pandangan Islam, penguasa harus menjadikan negara sebagai ri'aayah' (negara pengayom) dimana para pemimpin melakukan pelayanan dan pengayoman terhadap rakyat, bukan negara jibaayah (negara pemalak) yang hanya mengambil keuntungan dari rakyatnya. Penguasa laksana pengembala (raa’in) (HR al-Bukhari dan Muslim).
Dari banyak peristiwa yang terjadi pada generasi muda saat ini, negara harus mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi dan pembinaan generasi. Tentunya perubahan mendasar dan menyeluruh itu hanya bisa dilakukan jika sistem Islam ditegakkan. Kita bisa melihat bagaimana para pemuda berkualitas terbentuk pada masa kejayaan Islam. Karena dengan Sistem Islam akan menutup semua pintu penyebaran nilai, aturan dan perilaku liberal. Allahu'alam.