Mengakhiri Kelaparan Papua Hanya dengan Islam



Oleh: Tami ummu maryam


Laman bbc.com 4 Agustus 2022 melaporkan terjadi wabah kelaparan di Papua yang bertambah panjang setelah sebelumnya diketahui 3 warga meninggal dunia karena kelaparan di kabupaten Lanny Jaya Papua. Salah satu faktornya adalah gagalnya panen di sebabkan kekeringan sebab cuaca ekstrem.

Namun peneliti pertanian menilai terganggunya ketahanan alam di Papua di sebabkan faktor manusia,bukan iklim

Dosen dari Universitas pertanian Papua Dr Mulyadi mengatakan, menjadi hal yang aneh untuk masyarakat Papua yang sudah bertani dan berladang ribuan taun dan sudah teradaptasi dengan cuaca.
Namun Dr Mulyadi berpendapat, kerusakan lingkungankah penyebab utamanya.

Menurut Dr Mulyadi hal ini tentu tergantung dari political will pemerintah daerah Papua untuk peduli mencari jalan keluar yang komprehensif dan strategis dalam mengatasi masalah kelaparan mulai hulu hingga hilir.

Catatan panjang sejarah kelaparan di Papua telah terjadi berulang kali, tercatat sejak kemunculan embun beku di Lanny di tahun 2015 hingga kini.
"Pemerintah, dalam hal ini Kemenkes juga harus melihat kembali bahwa tempat ini sudah menjadi tempat bencana yang berulang-ulang, jadi apa langkah konkrit yang mau di buat atau di rencanakan" Kata Maikel dari organisasi lingkungan hidup, Walhi Papua

Global Worming dan Kerakusan Manusia

" ... Telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia... " Ar Rum 41
Cukuplah ayat ini menjadi pengingat kita semua, bahwasanya apa yang terjadi saat ini adalah akibat dari apa yang di sebabkan oleh manusia itu sendiri.

Global Worming menjadi ancaman nyata ketika kini telah terjadi kenaikan suhu signifikan di banyak belahan dunia. Cuaca yang tidak bisa lagi di prediksi, hingga efek nyata cuaca ekstrem yang banyak merubah tatanan pangan akibat bumi tidak lagi seimbang sebagaimana mestinya. 

Hutan hijau banyak di gundul paksa, oleh tangan-tangan Korporasi serakah. 
Lautan yang membiru banyak di jadikan tempat ahir limbah. 

Menilik Bumi Papua tercinta yang telah Allah SWT berikan banyak kekayaan sumber daya alam, namun warga sekitarnya mengalami kelaparan, maka ini menjadi sebuah gambaran kontradiktif. 

Allah memberikan bumi Papua dengan melimpahnya tambang logam mulia, yang sudah tak terhitung berapa Ton dan mengalir ke kantong-kantong pemilik saham terbesar mereka sekian lama, siapa lagi kalau bukan penguasa Freeport yang sejatinya milik pribumi, namun lama di kuasai Asing dan di keruk kekayaannya, sedangkan warga sekitar hanya mendapatkan limbah dan di pertontonkan dengan kemiskinan dan kelaparan. 

Islam dan Solusinya

Di dalam Islam, kemakmuran warga Daulah adalah prioritas, baik muslim maupun non-muslim yang menjadi warga negara. Kemakmuran, dan kesejahteraan mereka adalah yang utama. 

Distribusi pangan di jamin oleh negara. 
Karena di pundak merekalah tanggungjawab terbesar yang Allah bebankan. Dan tentu, kelak akan di mintai pertanggungjawaban. 

Tidaklah menjadi ketenangan ketika Khalifah Umar bin Khattab mendangar warganya kelaparan, maka beliau dengan sigap memanggul gandum di pundaknya, sebagai tanggungjawab dan atas ketakutanya akan hisab Allah kelak. 

Islam mengatur bahwasanya Ummat berserikat dalam 3 hal seperti Hadist yang di riwayatkan Abu Dawud dan Ahmad "Kaum mUslim berserikat dalam 3 hal yaitu Padang rumput, Air dan Api (tambang) "
3 hal di atas Haram di miliki individu atau Korporasi swasta apalagi Asing. 

SDA yang ada di kelola oleh negara, untuk kemudian di gunakan dan di distribusikan guna kemakmuran dan kesejahteraan warga negaranya. 

Maka bagaimana tidak, ketika Islam menjadi sang Adidaya melahirkan sosok Khalifah Harun ar Rasyid yang mampu menciptakan kondisi negara dimana warganya enggan menerima zakat ataupun sodaqoh karena sangat tercukupinya hajat hidup mereka. 

Hal ini mustahil tercipta di tengah kepemimpinan ala Kapitalis sekuler yang mengagungkan kekuasaan guna menumpuk kekayaan. Sistem Kapitalis selalu berpihak pada Para Kapitalis (pemilik modal) maka tak jarang kepengurusan ummat di analogikan jual beli yang harus menimbang untung rugi. 
Di tambah Sekulerisme yang menjunjung Kebebasan ala kaum Liberal. Mengesampingkan Agama dan Tuhannya. 
Agama hanya sebatas Ibadah Ritual urusan Hamba dan Mahluk. 
Sedangkan Aturannya perlu di tinjau ulang oleh Nafsu manusia. 

Islam memiliki aturan yang sempurna dan terperinci. 
Mengatur hubungan Manusia baik dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, apalagi dengan Tuhannya. 

Islam memiliki solusi untuk seluruh problematika kehidupan. Dari cara makan hingga cara bernegara yang di ambil langsung dari Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla.

Maka tunggu apa lagi? 
Mari ingatkan Ummat, bahwasanya hanya dengan Syari'ah-Nya lah, bumi kembali barokah dengan kekayaan yang melimpah. 

Wallahu a'lqm bishawab..

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak