Oleh Durrotul Hikmah
(Aktivis Dakwah Remaja)
Baru-baru ini tengah ramai dibicarakan mengenai Seorang siswi kelas 10 di SMAN 1 Banguntapan mengaku dipaksa berhijab oleh guru BK di sekolah tersebut. Akibat pemaksaan itu, siswi tersebut depresi dan sampai saat ini mengurung diri.
Sepenuturan kepala sekolah, memang tidak ada kewajiban bagi siswi untuk mengenakan hijab. Namun, hal ini perlu dikaji lebih dalam dan mesti dicocokkan dengan peraturan tata tertib sekolah. (Detik.com, 27/07/2022)
Sementara itu, Disdikpora Didik Wardaya turut angkat bicara terkait dugaan murid dipaksa pakai jilbab oleh guru di SMA Negeri 1 Banguntapan. Pihaknya akan menelusuri informasi tersebut. Didik mengatakan bahwa seusai aturan, sekolah yang diselenggarakan pemerintah tak boleh melakukan pemaksaan. Dijelaskan bahwa sekolah harus mencerminkan kebinekaan. (Kumparan.com, 27/07/2022).
Maka dari itu harus dipahami bahwa ini adalah risiko nyata adanya pemberlakuan sistem sekuler liberal. Generasi Muslim merasa dipaksa dan terancam haknya saat sekolah melatih mereka menggunakan busana Muslimah, yang mana itu adalah sebuah kewajiban. Ketentuan menutup aurat dikehidupan umum termasuk disekolah, harusnya menjadi sarana efektif untuk mengarahkan remaja Muslimah agar terikat dengan hukum syariat.
Ini juga merupakan wujud generasi yang baik bagi masyarakat secara umum, namun lagi lagi semua ini adalah atas nama teloransi dan hak asasi manusia (HAM). Upaya penyelamatan generasi ini berbenturan dengam cara pandang liberal.
Cara pandang liberal menjamin setiap manusia diberi kebebasan dalam bertingkah laku tanpa memandang, apakah ini adalah ketentuan syariat ataukah tidak. Mirisnya ini sebagai konsekuensi penerapan ideologi kapitalisme.
Sistem pendidikan yang diterapkan saat ini berbasis sekuler liberal, alhasil pemikiran inilah yang digunakan untuk menghakimi dan mengadili sesuatu. Padahal, pemikiran liberal ini hanyalah agar bisa menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam. Bahkan, paham sekuler liberal ini seringkali mengutak atik Al- Qur'an dan sunah, hingga banyak yang memperselisihkan isinya.
Maka tak heran, bahwa pendidikannya gagal membentuk generasi yang berkepribadian Islam. Namun sebaliknya itu membentuk keraguan dengan ajaran Islam serta bangga dengan perilakunya yang bersifat liberal. Karena itu, selama sistem kapitalisme ditetapkan, maka syariat Islam akan terus dipojokkan hingga menjadi momok.
Sebagai sistem yang sempurna, Islam telah menjamin perlindungan dan kesejahteraan bagi setiap anak dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Setidaknya, ada tiga pihak yang bertanggung jawab terhadap perlindungan anak, yaitu individu (di dalamnya ada keluarga), masyarakat, dan yang juga berperan sangat penting adalah negara.
Negara akan menjaga agar segala pemikiran yang bertentangan dengan Islam tidak berkembang di tengah umat dan mengganggu proses tumbuh kembang dan berpikir anak. Dengan demikian, umat Islam akan terjaga dari pemikiran yang rusak dan merusak, termasuk ide kapitalisme sekuler maupun moderasi Islam.
Boneka hanya akan berganti boneka. Berbeda dengan perubahan dengan menggunakan mekanisme sistem Islam. Oligarki dan korporasi global tidak akan mampu membeli kedaulatan syariat.
Islam adalah konsep kehidupan yang khas dan berbeda dengan konsep kehidupan lain yang ada di dunia, maka memahami Islam dengan kafah membutuhkan kesungguhan dan keseriusan pemuda Muslim.
Pemuda Muslim perlu menjauhi pola pikir sekuler pluralistis dan pola sikap pragmatis hedonis. Pemuda Muslim harus meluangkan waktu terbaik mereka untuk membedah kesempurnaan sistem Islam dari A sampai Z. Di tangan merekalah tergenggam masa depan umat yang akan mengantarkan kepada kebangkitan.
Apa jadinya nasib umat Islam nanti jika kaum mudanya teracuni berbagai pemikiran yang seolah-olah benar, padahal sesungguhnya merupakan racun yang membinasakan? Untuk itu ada sejumlah langkah yang harus dilakukan orang tua dan kaum muslim untuk menyelamatkan para pemuda dari ideologi sesat dan rusak sekularisme-kapitalisme, sekaligus mencetak mereka agar cerdas dan bermental pejuang.
Saatnya kembali kepada Islam kafah yang akan membawa umat Islam kepada keberkahan. Hanya dalam naungan sistem Islam. Jangan biarkan mereka dihancurkan oleh ideologi sekularisme-kapitalisme dan para pengusungnya.
Jadikanlah mereka para pemuda cerdas dan bermental pejuang agama Allah. Jangan sampai kita meninggalkan generasi pengganti yang buruk akhlaknya, bodoh, dan menjadi tersesat.
Allah Swt. berfirman ;
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya. Lalu mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS Maryam [19]: 59)
Wallahu a'lam bishawwab