Oleh : Afrin Azizah
Sosial media seakan
tidak ingin ketinggalan zaman dengan apa yang terjadi dengan reality kehidupan.
Dimana dunia saat ini masih dilanda pandemi, sehingga adanya batasan pertemuan
dengan kuantitas banyak. Sosial media memberikan seperangkat aplikasi untuk
bisa mempermudah pertemuan melalui jaringan, biasa digunakan untuk kelas
online, meeting online, kajian online dan berbagai aktivitas lainnya.
Namun tidak dengan saat
ini, dimana pemahaman sekuler masih ada seakan media menjadi beralih fungsi.
Dimana seharusnya mempermudah aktifitas, dimanfaatkan sebagai tempat ajang
bermksiat virtual.
Bagaimana tidak, sebut
saja salah satu aplikasi dating agency di Asia Lunch Act**lly. Menawarkan
pilihan virtual date atau berkencan tanpa harus bertatap muka. Dimana orang
yang tertarik melakukan virtual date bisa mendapatkan kesempatan untuk
berkonsultasi lewat video dengan matchmaker, agar bisa menemukan pasangan
virtual yang tepat.
Perlu digaris bawahi, bahwa
maksiat tidak hanya bisa dilakukan pada saat bertemu atau dengan jarak dekat
akan tetapi dengan jarak jauh atau secara virtual pun bisa disebut dengan
maksiat. Karena sesungguhnya maksiat tidak dinilai dari apa yang diperbuat
saja, akan tetapi juga apa yang di pikirkan semua akan dipertanggung jawabkan
dihadapan Allah SWT.
Batas interaksi antara
lelaki dan perempuan hukumnya boleh, jika ada keperluan yang dibenarkan oleh
syariat Islam. Contoh seperti akad pekerjaan, berobat, jual beli dan lain-lain. Jika interaksi yang dilakukan
selain dari hal yang diperlukan tersebut, maka baik laki-laki maupun perempuan
sudah melakukan pelanggaran syara’ yaitu haram hukumnya.
Islam sangatlah menjaga
interaksi antara laki-laki dan perempuan baik di tempat umum ataupun dalam
ruangan khusus ( ruang kantor, rumah dll ). Sehingga dari keduanya terhindar
dari fitnah dan kehormatan masing-masing akan terjaga.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya dunia itu
manis dan indah. Allah menjadikan kalian berkuasa atasnya, untuk melihat apa
yang kalian perbuat. Bertakwalah terhadap dunia dan wanita.” (HR. Muslim).
Berbeda dengan ide
sekuler liberal saat ini yang menggandrungi para remaja, seakan lupa jati
dirinya sebagai agent of change ( agen perubahan ). Dimana sekarang sedang
dilenakan dengan media-media yang membuat mereka lupa, bahwa negara nya sedang
tidak baik-baik saja. Dengan menghilangkan perasaan kritis dalam diri para
remaja, mau dibawa kemana generasi cemerlang suatu bangsa ?
Negara memiliki peran
penting untuk bisa menguasi media, sehingga bisa menfilter mana yang bisa
ditampilkan ke publik sehingga berdampak positif dan mana yang dapat berdampak
negatif. Tentu semua akan sia-sia jika akarnya tetap sama yaitu sekuler
liberal, dimana materi lebih penting daripada generasi bangsa.
Saatnya kembali kepada
yang seharusnya, yaitu sesuai dengan Syariat Islam yang datang dari Sang
Pencipta Allah SWT. Yang tau mana yang dibutuhkan untuk mahkluk ciptaan-Nya,
bukan kepada selain-Nya.
Wallahua’lam bhiassawab..