Marak Syirik Hingga Dukun Bersertifikat, Dimana Peran Negara?



Oleh : Ummu Aimar


Viral di media sosial (Medsos) Instagram, seorang dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib. Tujuannya, untuk melawan Pesulap Merah atau Marcel Radhival.

Peristiwa itu viral dan diunggah ulang oleh akun @fakta.indo. Dalam keterangan tulisnya, admin tersebut menjelaskan alasan kenapa dukun bersertifikat itu meminta bantuan kekuatan.
"Dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib untuk melawan Marsel Radhival alias Pesulap Merah karena pernyataannya dinilai menghina dukun," jelasnya, dikutip Minggu (7/8/2022 
https://www.msn.com)

Tampaknya, di negeri ini krisis keimanan semakin akut. Bahkan, praktik syirik dan perdukunan kian merajalela. Dipertontonkan di sosial media tanpa ada rasa bersalah dan dosa. Bahkan, sengaja agar viral dan dikenal, dijadikan sebuah konten sehingga bisa menambah modal. 

Dunia jagat maya dihebohkan dengan video viral seorang dukun yang melakukan ritual meminta kekuatan gaib. Kabarnya, hal itu dilakukan untuk melawan pesulap merah Marcel Radhival. Tampak di dalam video yang diunggah akun tiktok menampilkan sang dukun melakukan ritual dengan foto Pesulap Merah dan gambar sertifikat dukun tersebut. Dukun tersebut ingin melawan Pesulap Merah, karena geram dengan pernyataannya yang dinilai menghina profesi dukun. Dikutip dari; (Pikiranrakyat.com, 8/8/2022).

Allah Swt. berfirman dalam surat An Nisa ayat 48, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa lainnya bagi siapa yang Ia kehendaki"
Bagi siapa pun yang beriman, tentu bergetar hatinya jika membaca firman-Nya berkaitan dengan dosa syirik yang tidak akan pernah diampuni oleh Allah. Karena bagi seorang mukmin yang benar, apa pun yang dilakukan semata hanya ingin mendapat rida dan pahala di sisi Allah. Apabila Allah murka, sebuah bencana akan datang. Maka sebisa mungkin jangan pernah melakukan sesuatu yang mengundang murka-Nya Allah.

Jika seseorang melalukan praktik syirik lalu orang lain mempercayainya dan bersandar pada dukun tersebut, di mana pertanggungjawaban kalimat tauhid yang selama ini sering dibaca. Bahwa tak ada Allah  tempat bergantung, meminta pertolongan, perlindungan dan penjagaan selain Allah. Bersekutu dengan jin atau makhluk gaib lainnya telah mengotori akidah seseorang. Seolah tak percaya pada ketetapan Allah yang baik atau pun buruk.

Padahal, bagi seorang mukmin harus yakin pada ketetapan Allah apa pun itu. Yakin bahwa qada atau ketetapan Allah pasti yang terbaik karena Allah Sang Maha Pengatur kehidupan. Konsekuensi keimanan akan menerima dan tunduk patuh pada Sang Pencipta karena begitulah sunnatullah nya seorang hamba.

Maka , Negara yang menerapkan Islam sangat menjaga akidah umat, tak akan dibiarkan ada celah sedikit pun yang bisa merusak akidah. Jika praktik syirik karena dorongan ekonomi, negara menjamin kebutuhan dasar setiap warga negara per kepala. Menjamin kebutuhan kolektif pendidikan dan kesehatan karena itu hak warga negara.

Jika dorongannya karena ketidaktahuan maka negara akan menjamin pendidikan yang berkualitas agar warga negara tak terjerumus pada praktik syirik. Jika karena ada gangguan bawaan sejak lahir, maka negara akan mengobatinya dengan rukyah syar'iyyah hingga sembuh. Apa pun menjadi tanggung jawab negara agar warga negaranya tak terpeleset ke jurang kemaksiatan akidah. 

Mengapa demikian, karena akidah ini sangat penting bagi seorang mukmin. Berjalannya sebuah sistem dalam Islam pun berdasar pada akidah Islam bukan yang lain. Kekuatan akidah Islam ini yang membuat Islam pernah memimpin dunia di masa dulu, hingga menguasai dua pertiga belahan dunia. Menjadi negara adi daya yang tak terkalahkan, negara lain silau dan gentar jika mendengar nama daulah Islam. 

Inilah fakta yang terjadi, miris di negeri mayoritas muslim praktik syirik bisa berkeliaran bebas. Negara pun tampak abai dengan hal ini, karena sistem sekuler yang diterapkan memang tak menghendaki agama mengatur sistem kehidupan. Semua dikembalikan pada hak asasi warga negara meski bertentangan dengan syariat.

Dalam sistem sekularisme-kapitalisme, negara akan meilirik jika ada keuntungan bagi negara secara materi. Kapitalisme hanya memandang materi saja bukan yang lain. Ditambah sekuler tak ingin agama terlibat dalam aspek kehidupan dan negara. Maka wajar jika kemusyrikan merajalela dan dibiarkan begitu saja. 

Sekularisme telah membiarkan umat semakin jauh dari syariat dan merusak akidah. Memang ini yang diinginkan oleh musuh Islam, umat Islam jauh dari keislamannya tidak berpegang teguh pada syariat. Agar kaum muslim tak pernah bangkit dan menguasai dunia seperti yang mereka takutkan. Musuh Islam tahu, jika umat berpegang teguh pada syariat maka kebangkitan dan kemenangan umat di depan mata. Ancaman untuk mereka.

Wallahu'alam...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak