Kesyirikan merajalela, Abainya Peran Negara

 



Oleh Ana Dia Friska

Akhir-akhir ini kekhawatiran telah menghinggapi praktik perdukunan. Bagaimana tidak, segala rupa praktek perdukunan dibongkar kebohongannya, hingga akhirnya praktik ini yang merupakan omset atau pendapatan profesi bagi para dukun menurun drastis. Bahkan banyak masyarakat yang mulai tersadarkan untuk meninggalkan aktivitas yang berhubungan dengan perdukunan.

Dikutip dari SuaraKaltim.id, bahwa seorang  dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib untuk melawan Marsel Radhival alias Pesulap Merah karena pernyataannya dinilai menghina dukun. ( msn.com, 07/08/2022 )

Dari fakta tersebut bisa kita lihat bahwa syirik dianggap lumrah dan wajar. Tak habis pikir, di saat zaman sudah modern dengan kecanggihan teknologi digital masih banyak di tengah-tengah masyarakat percaya dengan kekuatan dukun untuk menyembuhkan penyakit, minta bantuan ajian penglaris, ataupun minta kekuatan agar tidak bisa dikalahkan. Sungguh miris mereka membanggakan satu sistem atau hukum yang datangnya bukan dari Allah, yang mereka anggap bisa mendatangkan kebaikan baginya.

Hal ini terjadi apakah karena kebodohan mendominasi umat hingga umat tidak lagi mampu membedakan mana kesyirikan dan kebaikan? Sehingga setan dengan mudah berhasil menggoda mereka terjebak pada  kesyirikan.

Menjadi bukti nyata bahwa minimnya pemahaman agama membuat kesyirikan mudah diterima. Allah Swt. berfirman: “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (TQS Az-Zumar: 3)

Tanpa disadari, semakin hari akidah kebanyakan kaum Muslim makin melemah. Tentu tidak bisa kita mungkiri, ada pihak yang harus bertanggung jawab atas semua ini. Saat ini, siar kemusyrikan makin masif dipertontonkan di media sosial. Negara tampak diam atau tidak serius menyelesaikan masalah kemusyrikan, bahkan ikut terang-terangan memercayai praktik syirik dengan dalih melestarikan budaya nenek moyang, seperti kasus pawang hujan.

Allah menerima taubat atas kemaksiatan yang dilakukan oleh hamba-Nya, kecuali perbuatan syirik yang dibawa sampai mati sebab syirik merupakan dosa besar yaitu menyekutukan Allah swt. Oleh karenanya, penyadaran terhadap pola pikir masyarakat sangat dibutuhkan agar mereka tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang berbau syirik.

Semua aktivitas kesyirikan bisa dihilangkan ketika ada sistem yang mampu menjaga akidah umat dari segala bentuk kesyirikan dan kemunafikan, yaitu sistem  Islam. Sebab dalam sistem Islam negara akan memberi sanksi bagi siapa pun yang melakukan praktik tersebut, setelah memberikan pembinaan yang kontinu dan berkesinambungan.


Wallahu a'lam bisshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak