Kapitalisme dan Krisis, Ibarat Dua Sisi Mata Uang Yang Tak Terpisahkan




Oleh : Ummu Hanif, Pemerhati Sosial Dan Keluarga

Krisis dan keserakahan adalah wajah lain dari kapitalisme. Kapitalisme tahu bahwa mereka akan menghadapi kondisi ini. Maka saat terjadi krisis, kapitalisme pasti mempelajari kenapa terjadi krisis, kemudian mereka melakukan perbaikan atau penyesuaian-penyesuaian sehingga mereka bisa menghindar dari situasi serupa atau menghindari situasi yang lebih buruk.

Akan tetapi, seluruh penyesuaian yang terjadi itu tidaklah mengeluarkan kapitalisme dari asas-asas fundamental mereka. Seperti bunga yang menjadi nafas ekonomi meraka, maka meraka hanya memainkan suku bunga menaikkan atau menurunkan. Kapitalisme tidak pernah sampai pada kesimpulan bunga itu harus dihapus.

Kapitalisme juga memiliki sifat fundamental, yakni rakus. Tetapi kemudian mereka melihat bahwa jika itu terus dilakukan akan menimbulkan konflik sosial dan konflik sosial itu akan merugikan secara bisnis. Karena itulah kemudian dikembangkan apa yang disebut CSR (Corporate social responsibility). Itu bukan menunjukkan bahwa mereka itu menjadi orang yang rajin bersedekah atau orang yang pemurah, bukan di situ mereka melihatnya. Dalam kacamata kapitalisme, ini adalah alat untuk meredam perlawanan sosial atau gejolak sosial

Maka, jika masyarakat global ingin terhindar dari berbagai persoalan yang selalu ditimbulkan oleh kapitalisme mereka harus memikirkan dengan sungguh-sungguh apakah masih layak kapitalisme itu dipakai, harus memikirkan sungguh-sungguh apa alternatif dari ini semua. Jika tidak, itu ibarat tubuh manusia digerogoti oleh kanker, dan kanker itu yang menyebabkan semua organ tubuh itu tidak berjalan dengan baik, maka usaha penyelesaian luka-luka di satu dua bagian tubuh tidak akan menyelesaikan masalah karena tubuh sudah digerogoti oleh kanker.

Ada dua hal yang harus dilakukan untuk bisa melawan ekonomi kapitalisme, yaitu terkait mata uang dan fungsi uang. Mata uang kertas memiliki nilai intrinsik yang sangat kecil dibanding nilai nominalnya. Terlebih ketika kita menggunakan dollar dalam standart mata uang internasional. 

Tentang fungsi uang, uang tidak hanya digunakan sebagai alat tukar, tetapi dijadikan juga sebagai komoditas.  Komoditas yang paling nyata adalah dengan pembungaan. Setiap transaksi simpan pinjam selalu ada interest. Interest itulah yang kemudian menjadi nafas dari apa yang disebut industri keuangan yang kemudian memunculkan istilah cost of money (biaya uang), dan biaya modal. Maka disinilah bahwa selama kapitalisme masih diambil, ekonomi kita tidak akan terhindar drai krisis. 
Wallahu a’lam bia sh showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak