Oleh : Ratna Nuraini
Hari Anak Nasional diperingati setiap pada tanggal 23 Juli sebagai momentum kesadaran masyarakat untuk meningkatkan peran dalam penyelenggaraan, pembinaan, dan pengembangan anak. Tahun ini tema peringatan HAN adalah ” Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.
Namun kondisi anak-anak saat ini sangat memprihatinkan jauh dari kata terlindungi. Banyaknya kasus yang membahayakan masa depan dan keselamatan menimpa mereka. Antara lain, kasus perundungan anak terulang kembali setelah seorang pelajar SD di Tasikmalaya meninggal dunia akibat perundungan fisik, seksual dan mental dari teman-teman sebayanya. Dari keterangan kepolisian didapatkan terduga pelaku mendapatkan paparan konten pornografi sehingga perlu penanganan khusus. Menurut Jokowi, kasus perundungan yang menimpa pelajar SD di Tasikmalaya tersebut merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Hal ini disampaikan presiden usai menghadiri puncak Perayaan Hari Anak Nasional di kebun Raya Bogor, Jawa Barat. (Kompas. tv, 23/07/2022).
Selain itu fenomena anak-anak remaja Sudirman, Citayam Bojonggede dan Depok (SCBD) di ajang Citayam Fashion Week berhasil menarik perhatian dan viral di masyarakat. Awalnya pelakunya (para remaja) terbiasa nongkrong di salah satu kawasan bisnis di Jakarta. Mereka melakukan peragaan busana di tempat umum seperti trotoar dan zebra cross. Tentu saja ajang Citayam Fashion Week mengganggu pengguna jalan dan merugikan remaja itu sendiri karena mereka hampir semuanya masih pelajar SD, SMP, hingga SMA yang harus fokus menuntut ilmu. Menanggapi fenomena ini wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta langsung para anak-anak yang berkumpul di acara Citayam Fashion Show Dukuh Atas, Jakarta Pusat, membubarkan diri pada pukul 22.00 WIB (Republika.Co.id, 24//07/2022).
Mirisnya, ekspresi kebebasan diri anak-anak yang membalut dirinya dengan gaya urban street fashion ini justru diapresiasi oleh banyak kalangan. Benarkah fenomena-fenomena tersebut sudah menggambarkan Anak Indonesia Maju sebagaimana diusung sebagai tema peringatan Hari Anak Nasional 2022 ini?? Generasi saat ini generasi Z banyak yang teracuni budaya hedonisme, memburu kesenangan fisik, hiburan mencari materi dan popularitas akibatnya jauh dari harapan mewujudkan generasi yang berkualitas. Maka nasib remaja harus segera diselamatkan karena remaja (pemuda) adalah agen perubahan. Tidak ada perubahan tanpa melibatkan anak-anak muda.
Inilah buah busuk sistem sekuler yang telah merusak kesucian fitrah anak-anak dan hilangnya rasa malu. Atas nama kebebasan berekspresi mereka bebas berperilaku tidak berpikir bahwa perbuatanya akan menyebabkan dosa yang mengantarkan kepedihan di akhirat kelak. Generasi yang kuat dan tangguh adalah generasi yang mengikatkan dirinya hanya dengan aturan Sang Pencipta yaitu syariat Islam. Karena hanya syariat Islamlah yang mampu menjaga fitrah anak, dan menjadikannya generasi yang kualitas, yang selalu produktif dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Dibutuhkan peran negara yang mampu melindungi fitrah anak-anak (generasi) dan menjamin keamanan bagi kehidupan mereka, yaitu negara yang menerapkan syariat Islam “Khilafah Islam”.