Bunuh Diri Pelajar, Siapa yang Salah?



Oleh: Ayu Susanti, S.Pd

Masa muda adalah masa yang penuh dengan jiwa semangat untuk berkarya dan mencoba hal baru. Namun apa jadinya jika masa muda ini sudah terpikirkan untuk mengakhiri hidupnya karena mengalami suatu kegagalan?


Seorang perempuan dikabarkan meninggal dunia diduga karena bunuh diri akibat tidak lolos ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Perempuan tersebut sebelumnya bernazar akan memberikan santunan kepada anak yatim jika diterima. Namun ketika tidak diterima, ia bernazar akan melakukan bunuh diri. Keputusan bunuh diri dari perempuan ini diduga juga didorong oleh perlakuan pacarnya yang memiliki sifat kasar dan manipulatif. (Suara.com, 13/07/2022).

Sangat miris saat melihat fakta diatas. Mungkin kasus tersebut tidak hanya satu atau dua kasus yang dialami para pemuda saat ini. Inilah potret para pelajar di negeri zamrud katulistiwa. Para pelajar yang seharusnya memiliki pribadi kuat, cerdas dan bertakwa, namun nyatanya dengan diberlakukannya sistem hidup sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) tidak mampu melahirkan generasi yang kuat dan tangguh. Padahal kaum pemuda dan para pelajar merupakan Generasi penerus bangsa yang akan memimpin bangsa ini suatu saat nanti.

Sistem sekulerisme pun tak mampu melahirkan kesejahteraan bagi masyarakat. Terbukti dengan banyaknya himpitan hidup dan kebutuhan sehari-hari yang semakin melambung tinggi, cukup sulit bagi masyarakat untuk bisa merasakan kesejahteraan. Termasuk dalam mendapatkan pelayanan pendidikan dengan optimal. 

Masyarakat banting tulang siang malam untuk hanya sekedar mendapatkan sesuap nasi. Akhirnya tekanan hidup terus bertambah. Hal ini yang bisa jadi membuat masyarakat selalu tertekan. Dan tidak hanya kaum pelajar yang berniat untuk mengakhiri hidupnya. Siapapun bisa terancam jiwanya saat dia tidak mampu menanggung beban penderitaan. 

Sekulerisme hanya bisa melahirkan masyarakat yang hanya berorientasi materi. Jadi kesuksesan hanya diukur dengan kuantitas materi yang diraih. 

Berbeda halnya dengan Islam. Islam adalah aturan mulia yang Allah turunkan untuk manusia. Pendidikan dalam Islam adalah sebuah sistem yang bisa melahirkan generasi kuat, tangguh, cerdas dan bertakwa. Tujuan pendidikan Islam adalah dengan membentuk generasi penerus yang memiliki kepribadian Islam, menguasai tsaqofah Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi generasi yang terbangun adalah generasi yang kuat mental dan memiliki kepribadian mulia sehingga akan kuat menghadapi berbagai realita kehidupan karena baik buruknya disandarkan kepada Islam. 

Oleh karena itu, hanya Islam yang mampu memanusiakan manusia. Dan bisa mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Maka sudah saatnya kita kembali kepada Islam kaffah agar bisa selamat dunia dan akhirat. 

Wallahu'alam bi-showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak