BBM bersubsidi mulai langka, antrian panjang di setiap SPBU mulai terjadi. Adanya keterbatasan kuota terhadap BBM bersubsidi menjadi penyebab utama. Namun, mengapa tak ditambahkan saja kuotanya? Atau memang sengaja?
Miris, di negeri yg mana SDA melimpah tapi lagi-lagi rakyat di dalamnya mengalami kesulitan. Kelangkaan BBM subsidi yang terjadi disinyalir adanya unsur kesengajaan karena untuk menaikkan harga.
Tak heran memang, ketika negara menerapkan sistem kapitalisme maka tolak ukurnya adalah materi. Keuntungan semata. Keuntungan materi yang berlimpah bagi mereka pemilik modal, tak peduli walaupun banyak orang menderita karenanya. Apalagi pengelolaan SDA di negeri ini sudah banyak di swastanisasi, bahkan dikuasai oleh asing. Akhirnya banyak masyarakat di dalamnya yang kesusahan, subsidi dikurangi rakyat harus menanggung sendiri.
Padahal, dalam Islam sudah jelas. Bahwa SDA yang terdiri dari 3 unsur, padang rumput, air dan api seharusnya dikelola oleh negara.
Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan Abu Khurasyi dari sebagian sahabat Nabi Saw, berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Kaum Muslim itu berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput dan api.” (HR. Abu Daud).
Kemudian ketika migas sudah benar dikelola oleh negara secara sepenuhnya maka sudah menjadi kewajiban negara untuk memberi kesejahteraan kepada rakyatnya. Tak ada istilah BBM subsidi. Karena memang rakyat berhak untuk mendapatkannya, harus dibagikan kepada individu-individu rakyat, yang memang merupakan pemilik harta milik umum beserta pendapatannya.
Wallahu a'lam bishowab
