Oleh : Nurfillah Rahayu
(Forum Literasi Muslimah)
Sri Lanka didera krisis dan disebut bangkrut. Rakyatnya harus mengantre berhari-hari untuk mendapat bahan bakar. Kemiskinan yang meningkat membuat rakyanya semakin menderita.
Dilansir dari ngopibareng.com/ 10 Juli 2022, Krisis di Sri Lanka disebut sangat serius. Negara tetangga India itu memiliki utang sebesar USD51 miliar dan tak mampu membayar bunga dari pinjamannya yang sebagian besar dikucurkan oleh IMF.
Sementara sektor pariwisata yang jadi tulang punggung ekonomi Sri Lanka, kolaps sejak aksi bom gereja di Kolombo tahun 2019, dan akibat pembatasan selama pandemi.
Mata uang Sri Lanka pun terperosok hingga 80 persen. Nilai tukar yang lemah menyebabkan biaya impor semakin mahal dan membuat harga makanan melonjak mencapai 57 persen.
Kini, negara itu tak memiliki cukup uang untuk mengimpor bahan bakar minyak, susu, gas LPG, hingga kertas toilet. Belum lagi masalah korupsi yang semakin membuat rumit masalah ekonomi. Mereka memperkaya diri sendiri dan justru memperburuk perekonomian, dikutip dari AP.
Pemerintah juga melarang impor pada barang mewah untuk menghemat devisa. Sedangkan perang Ukraina juga berdampak atas naiknya harga makanan dan minyak.
Kondisi itu menyebabkan penduduk di Sri Lanka terancam kelaparan. Sebagian penduduk di negara tropis itu bisa menanam makanan mereka sendiri. Namun, PBB memperkirakan sembilan dari setiap 10 keluarga akan kesulitan untuk makan dalam sehari. Sedangkan sekitar 3 juta penduduk bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Para dokter juga menyebut suplai obat dalam kondisi kritis. Semakin banyak penduduk Sri Lanka mengurus paspor dan visa untuk bekerja di luar negeri.
Sistem kapitalisme membuat Sri langka terjerat utang luar negeri menggunung resep IMF, diseret bergantung impor dan dihantam devaluasi mata uang.
Rakyatnya kelaparan dan penguasa hidup bermewah-mewah hingga membuat kekacauan politik. Hal seperti ini jelas sekali dikarenakan tidak dpakainya Islam sebagai The way of life.
Islam merupakan ideologi satu-satunya yang sangat memuaskan akal, menentramkan jiwa dan sesuai dengan fitrahnya manusia.
Pentingnya menerapkan Islam secara kaffah sebagai solusi yang dialami oleh Sri Lanka maupun negara lainnya. Sejarah mencatat bahwa Khilafah telah terbukti menciptakan peradaban yang gemilang selama 14 abad lamanya. Kejayaan dan kemakmuran sangat terasa dalam seluruh aspek kehidupan seperti sistem pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, sanksi hukum dan politik luar negeri. Muslim maupun non-muslim yang hidup di bawah naungan Khilafah terjamin kesejahteraan hidupnya, sebab aturan yang diterapkan dalam sistem Khilafah berasal dari Al-Khaliq dan sesuai dengan fitrah manusia.
Alhasil, Islam rahmatan lil alamin hanya akan terasa dengan terwujudnya Khilafah, karena Khilafah akan menjadi pelindung kaum muslimin dan solusi untuk segala kerusakan dan problematika kehidupan yang terjadi saat ini.
Seperti dijelaskan dalam Surat Al Baqarah :
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan [kafah], dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu,” (QS. Al-Baqarah [2]: 208).
Dalam Al Quran surat Al Anbiya ayat 107, Allah SWT juga berfirman yang Artinya:
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."
Akankah negeri lain menyusul karena tidak mengambil pelajaran dan meninggalkan kepercayaan pada kapitalisme global?
Wallahu a’lam bishowab