Oleh : Pina Purnama S.Km
Di balik kejadian musibah yang terjadi ada sebab muasal yang harus di perhatikan atas aktivitas yang dilakukan manusia memperlakukan ekologis lingkungan, harus tepat guna dalam memanfaatkan akses lingkungan jika serampangan wajar saja akan di jumpai berbagai masalah lingkungan seperti banjir yang terus berulang tiap tahun nya, lalu seperti apa kebijakan dalam melestarikan lingkungan agar tidak terjadi banjir dan musibah lainnya?
Banjir yang melanda Garut pada Jumat malam menyebabkan hanyutnya sembilan rumah. Selain itu, puluhan rumah mengalami kerusakan. Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menilai, banjir yang terjadi di Garut tidak hanya akibat curah hujan yang tinggi. Lebih dari itu, banjir karena adanya pembabatan dan alih fungsi lahan di kawasan hulu sungai. Informasi yang kami terima, ada pembabatan hutan (di kawasan hulu sungai), kemudian hutan lindung dipakai untuk hutan produktif, pembangunan dan lainnya," kata Uu di Garut usai meninjau lokasi bencana banjir di Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Merdeka.Com (15/07/2022).
Pembangunan Berbasis Kapitalisme
Jika melihat fakta sekarang bencana terjadi tidak begitu saja pasti ada yang harus di koreksi dalam pengelolaan nya terkait musim hujan tiba perlu di waspadai dengan intesitas curah hujan yang tinggi, lahan serapan harus di perhatikan keberadaan nya tidak seperti saat ini lahan hutan lindung untuk kelestarian alam yang asri tidak boleh di rusak, di bakar, bahkan alih fungsi menjadi hutan produktif semisal kayu nya di manfaatkan untuk pembuatan lemari, getah nya di manfaatkan tapi tidak tepat guna di pastikan akan mendatangkan bencana, apalagi pembangunan di kawasan hulu sungai di gunakan sebagai pemukiman rentan sekali terimbas banjir disertai pola kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup bersih, buang sampah sembarangan, sungai penuh sampah plastik, sungai tercemar polusi sampah dan lain sebagainya.
Bukan lagi hal yang mengherankan kejadian kerusakan ekosistem lingkungan hanya melihat dari sisi asas manfaat nya saja, tanpa mengindahkan dampak negatif yang di timbulkan melainkan semua ini terjadi disebabkan dalam pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, kebijakan pembangunan infrastruktur nya mengadopsi sistem kapitalisme sebagai acuan nya terlebih lagi semisal tata kelola kawasan hulu sungai di gunakan sebagai pemukiman warga yang jika musim penghujan rentan terkena banjir, pembuatan sarana jalan raya maupun jalan tol, bandara, hotel, dan mall, tidak memperhatikan kelestarian lingkungan berdasarkan asas manfaat saja sehingga banyak di jumpai pembakaran hutan, pemanfaatan hutan lindung menjadi hutan produktif, sudah barang tentu menjadi ladang basah bisnis nya pengusaha dan penguasa yang menjadi titik tujuan pembangunan nya hanya di fokuskan pada pertumbuhan ekonomi bukan nya kesejahteraan rakyat kalau pun ada itu hanya mementingkan kelompok tertentu saja.
Solusi Islam
Pertama: Peran negara membuat kebijakan terkait pengelolaan Sumber daya alam, sumber daya manusia, terutama pembangunan infrastruktur layak nya tujuan yang di capai untuk kesejahteraan rakyat nya dapat di akses dengan geratis tepat sasaran alhasil pendapatan negara dari sumber daya alam di kelola mandiri tanpa campur tangan negara lain pos nya di simpan di Baitul mal untuk kepentingan masyarakat menjadi kebijakan dalam mengurus umat berbasis sistem Islam saja aturan nya.
Kedua: Adanya edukasi selain untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap masyarakat dengan melibatkan lembaga kelestarian lingkungan serta kesadaran guna meningkatkan wawasan pengetahuan ekosistem untuk menjaga kelestarian lingkungan agar meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia.
Ketiga: Sanksi tegas yang harus diberlakukan agar ada rasa jera sehingga dalam bertindak berpikir dahulu sebelum merusak lingkungan walhasil dampaknya akan memperparah kondisi lingkungan bisa merugikan mahluk hidup lain berupa satwa liar, maupun tumbuhan.
Sudah saatnya jadikan Islam sebagai sistem dalam bingkai khilafah islamiyah alaminhajinubuwah urgen di terapkan dan berjuang untuk mewujudkan nya sehingga masalah dan bencana ekologis lingkungan dapat di atasi.
Wallahu 'alam bishawab.
Tags
Opini