Oleh: Hamnah B. Lin
Holywings sedang menjadi sorotan karena mengeluarkan promo minuman beralkohol gratis yang menuai kecaman publik. Kini promosi yang diunggah akun Instagram ofisial Holywings itu dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
Banyak orang geram dengan cara promosi Holywings tersebut. Tak dapat dimungkiri, kejadian tersebut membuat nama Holywing mencuat kembali. Banyak orang mencari tahu informasi terkait Holywings, mulai dari seputar para pemilik Holywings dan sejarah berdirinya hingga sebesar sekarang dengan puluhan cabang di berbagai kota.
Perusahaan yang bergerak di sektor food and beverages itu sudah tak asing lagi di telinga para generasi milenial. Pasalnya, Holywings dikenal sebagai tempat hangout muda-mudi di Ibu Kota (kompas.com, 26/6/2022).
Pada Rabu (22/06/2022), Holywings mengepos promosi berbunyi, “Dicari yang punya nama Muhammad & Maria. Kita kasih Gordon’s Dry Gin atau Gordon’s Pink,” di akun media sosialnya. Sontak, posting ini membuat umat Islam merespons. Ada oknum yang melaporkan posting tersebut, ada pula ormas yang konvoi ke Holywings sebagai bentuk protes dan ungkapan marah atas kejadian tersebut.
Sungguh ini adalah penistaan agama, tidak pantas nama Muhammad saw, disandingkan dengan zat haram yakni khamr. Dan maria, ibunda Nabi Isa as yakni mariyam. Rasulullah saw dan mariyam bunda Nabi Isa as haruslah dimuliakan.
Apakah hal ini tidak diketahui oleh pihak holywings, tentu saja mereka tahu, mereka sengaja mebuat promo ini agar mendapatkan perhatian konsumen. Persaingan yang semakin ketat dan bermodalkan asas kebebasan, maka pihak pengiklan akan mengahalalkan segala cara untuk meraih profit sebanyak-banyaknya. Namun seringnya, setelah ada oknum yaang melapor, mereka akan membuat drama permintaan maaf. Sungguh geli melihat tingkah polah para penista agama. Seakan mereka tidak ada kapoknya, satunya ditangkap, satunya berulah sama, dan seterusnya.
Sistem kapitalisme yang diterapkan oleh negeri ini nyatanya menjadi akar tumbuh suburnya penghinaan terhadap agama Islam. Menjauhkan peran agama adalah asas dari ideologi kapitalisme ini. Maka penghinaan terhadap agama akan terus terjadi, karena mereka menganggap ini adalah sah-sah saja.
Sedihnya, ketika umat Islam merespons meski hanya dengan aksi damai, mereka dituding radikal dan seolah identik dengan kekerasan dan terorisme. Umat Islam disuruh menjadi moderat dengan cara diam membisu ketika agamanya dihina. Namun, di sisi lain, Islam terus diolok-olok, dilecehkan, dan dinistakan.
Padahal, Buya Hamka memberi kita wejangan, “Jika kamu diam saat agamamu dihina, gantilah bajumu dengan kain kafan.” Na’udzubillah!
Allah Swt. memerintahkan kita untuk menolong agama-Nya. Allah Swt. berfirman yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad: 7). Inilah perintah Allah Swt. kepada umat Islam, yaitu agar mereka menjadi penolong agama Allah, bukan diam saja ketika agama Islam dihina.
Namun tatkala kaum muslim membela agamanya, mereka tidak memberi ruang kebebasan. Justru mereka gencar mengopinikan kepada pembela Agama Islam sebagai teroris, radikal, keras dan stempel negatif lainnya. Alhasil, banyak kaum muslim yang ciut nyalinya, hingga urung membela agamanya, dan memilih diam mencari zona aman dan nyaman. Astaghfirullah.
Inilah misi besar musuh Islam, menjauhkan kaum muslim dari agamanya, karena mereka sebenarnya tahu, bahwa kaum muslim akan bisa mulia dan bangkit dengan agama Islamnya. Namun kaum muslim tidak menyadarinya.
Termasuk para penguasa negeri ini, sebagai pemegang kebijakan atas sanksi apa yang diberikan kepada para penista agama ini. Mereka lebih takut kepada Allah SWT atau kepada para kapitalis, termasuk pemilik modal dan pebisnis miras semisal holywings. Maka sanksi atau hukuman yang diberikan serasa hanya sebagai peredam kemarahan kaum muslim yang masih hanif membela agamanya, tanpa ada efek jera dan penebus dosa bagi pelakunya.
Sungguh hal ini jauh dari tatanan kehidupan dalam aturan Islam. Islam tidak akan membiarkan kebebasan tanpa batas tumbuh subur. Dengan menguatkan aqidah rakyatnya, penguasa bernama khalifah akan menghadirkan keberadaan Allah SWT sebagai zat yang Maha Pencipta dan Pengatur kehidupan ini. Serta menjadikan aturan Islam berlaku untuk seluruh urusan rakyat negara khilafah tanpa membekan mereka muslim atau kafir. Islam juga memberikan sanksi yang tegas hingga memberikan efek jera dan penebus, jika masih adaa rakyat yang melakukan pelanggaran.
Demikian juga dalam hal lapangan pekerjaan, negara khilafah akan membuka lebar pekerjaan yang halal bukan yang haram. Maka bisnis minuman keras misal, akan tiiada dalam negara khilafah. Potensi para pebisnis dan pegawainya akan digunakan untuk kemajuan negara, bukan justru menghancurkan sebagian rakyat dan menguntungkan sebagian kelompok.
Maka hal ini akan bisa terwujud dengan menghadirkan solusi tuntas yakni menerapkan aturan Islam secara menyeluruh dan ikhlas, dengan pemimpin yang amanah dan takut kepada Allah SWT hingga kepenjuru dunia.
Wallahu a'lam biashawwab.