Oleh : Mauli Azzura
Islam satu- satunya agama yang bisa melahirkan ideologi (mabda') sempurna. Kesempurnaan atas ideologi Islam terlihat berbeda dengan ideologi selainnya, yakni terletak di keunikan ideologi tersebut pada tataran kenegaraan. Dengan keunikan ideologinya, Islam mampu menjadi kekuatan super power dunia yang pernah ada. Dengan dibangun atas dasar akidah Islamiyah, ideologi Islam dengan mode pemerintahan yang khasnya yakni Khilafah, berhasil membentuk pola fikir, pola hidup , dan pola sikap orang - orang yang bernaung didalamnya.
Sehingga non-Muslim pun bisa merasakan keadilan , kesejahteraan ,ketentraman tanpa dibeda-bedakan meski mereka bukan seakidah. Namun jauh dari itu semua , sejatinya Allah menurunkan risalah Islam yang di emban oleh Rasulullah Saw sebagai " Rahmatan Lil 'alamin " , maksud nya adalah bahwa umat islam wajib tahu kehendak Allah SWT menurunkan risalah ini untuk tujuan yang besar.
Tujuan itu adalah mengajak seluruh umat manusia untuk beriman kepada Allah SWT, meng-Islamkan yang kafir , menyelamatkan seluruh manusia agar mereka tidak terperosok kedalam neraka. Dengan jalan politiklah Islam mampu disebarluaskan ke penjuru dunia. Bukan berarti bolehnya berpolitik , lalu menabrak aturan baku yang telah Rasulullah Saw ajarkan kepada umatnya.
Oleh karenanya, berpolitik Islam tetap harus memperhatikan uslub ,wasilah dan thoriqoh yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sehingga dalam aktivitas politiknya, tetap dalam koridor yang benar. Banyak partai yang mengatas namakan Islam, namun pada akhirnya mereka keluar dari koridor yang benar. Alih - alih bukan kebangkitan Islam ,justru mereka makin terperosok dalam kubangan kebathilan.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa geopolitik di negri ini khususnya, partai-partai Islam masih jauh dari harapan yang sebenarnya. Mereka tak lebih hanya menggunakan Islam sebagai alat untuk meraih empati dari umat. Tak lebih juga hanya sebatas kumpulan gerakan senasib bukan atas kesadaran berpolitik yang sebenarnya. Sekalipun berhasil membentuk sebuah partai Islam yang besar, mereka tidak akan berhasil merealisasikan syariat Islam secara sempurna bila sistem kapitalis yang diterapkan. Ideologi kapitalis telah nyata menjadi musuh terbesar Islam saat ini, sehingga sekalipun itu sebuah partai Islam yang cukup besar, akhirnya mereka rontok dan ambruk oleh partai nasinalis.
Lalu bagaimana arah geopolitik yang sebenarnya?
Berkaca dari negri-negri Islam yang setiap memenangkan parlemen tidak ada hasil yang maksimal, maka kita perlu evaluasi besar terhadap arah perjuangan yang hakiki. Qiyadah fikriyah Islamiyah telah membentuk pola yang mumpuni untuk kemudian setiap pengemban islam hanya mau merealisasikannya dengan jalan seperti yang Rasulullah contohkan ketika membentuk pemerintahan Islam di madinah.
Jalan itulah yang harusnya dimiliki oeh setiap partai Islam , sehingga kebangkitan Islam akan terealisasikan dengan baik dan sejalan tanpa mencampurkan atau lewat jalan parlemen diluar sistem Islam. Inilah kesadaran yang harusnya dimiliki oleh partai , bersama dengan umat bergerak dengan tujuan mulia. Kesadaran yang telah terbentuk secara totalitas terhadap kelangsungan dakwah Islam, akan mengobarkan semangat perjuangan demi meraih kemenangan hakiki atas agama Islam.
Allah Ta'ala berfirman :
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui” [Al-Munafiqun : 8]
Hijrah bukan hanya persoalan individu, namun lebih jauh dari itu, hijrah totalitas saat ini adalah hijrah secara sistemis. Pun tak terkecuali perjuangan partai politik Islam, wajib meninggalkan cara yang tidak dibenarkan oleh syara'. Salah satu indikasi perjuangan yang benar itu dengan meninggalkan maindset bahwa " kita bisa menang lewat demokrasi".
Mari gunakan momentum 1 Muharam 1444 H ini sebagai hijrah secara politis menuju kebangkitan Islam yang dihekendaki Allah dan RasulNya.
Wallahua'lam bishowwab