Migor Curah Lewat Peduli Lindungi, Diskriminatif dan Salah Sasaran?



Karya : Endah Ratnasari


Beli migor curah dengan peduli lindungi? Kini pemerintah membuat kebijakan baru, para konsumen dapat membeli migor curah dengan aplikasi peduli lindungi. Konsumen bisa mendapatkan Harga Eceran Tertinggi berkisar Rp. 14.000/Liter atau Rp. 15.500/Kg. Konsumen hanya perlu membawa gawai yang sudah terinstal aplikasi peduli lindungi beserta KTP. Konsumen dapat langsung melakukan transaksi dengan menscan QR code yang sudah tersedia ditoko, kios ataupun warung terdekat.

Berdasarkan Liputan6.com, Jakarta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai akan potensi masalah dalam penerapan pembelian minyak goreng curah rakyat (MGCR) dengan syarat Peduli Lindungi. Ini menyusul rencana sosialisasi yang akan dilakukan 27 Juni 2022.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut sosialisasi syarat PeduliLindungi akan dilakukan selama 2 pekan. Bagi yang belum memiliki aplikasi, bisa menunjukkan nomor induk kependudukan (NIK) di KTP.

Minyak goreng curah subsidi ini diperuntukan kepada masyarakat menengah kebawah. Pemerintah berupaya agar distribusi minyak tersalurkan dengan baik. Agar tidak ada lagi pembedaan harga minyak curah. Sehingga masyarakat kebawah pun dapat membeli minyak dengan harga yang cukup terjangkau. Kebijakan ini pun diharapkan dapat menekan kelonjakan harga minyak di berbagai daerah.

Selain itu juga ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan dikritisi menyikapi rencana ini. Pertama, mengenai sasaran dari minyak goreng curah bersubsidi. Kedua secara geografis tak hanya di perkotaan, tapi juga pededaan. Terkait data yang menunjukkan jumlah kepemilikan aplikasi atau smartphone di satu keluarga. Setelah itu, baru ditentukan skema yang tepat untuk penyalurannya.

Sebaiknya penyaluran Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) ini dilakukan secara tertutup. Artinya, selayaknya bantuan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Adapun jika ingin menggunakan Aplikasi PeduliLindungi berdasarkan basis data yang jelas bisa berdasarkan pada data PKH dan data UMKM yang ada pada setiap wilayah. Dengan begitu pemerintah berharap pendistribusian minyak curah bisa tepat sasaran.

Tidak lupa dalam ingatan kita, setelah beberapa bulan kemarin minyak menghilang dari pasaran. Kemudian muncul kembali dengan harga yang meroket. Pemerintah pun akhirnya menetapkan kebijakan untuk memberikan harga minyak satu harga. Setelah kebijakan itu diputuskan minyak hanya Rp. 14.000/Liter. Akan tetapi jumlah yang dipasok hanya sedikit. Membuat masyarakat harus rela mengantre di loket kasir swalayan, minimarket ataupun pasar.

Jumlah permintaan akan minyak pun meningkat, akan tetapi jumlah barang yang tersedia sedikit. Hal ini lah yang menyebabkan kelangkaan terjadi dimana-dimana. Kelangkaan minyak terjadi tidak butuh waktu lama. Secara tiba-tiba pun minyak muncul kembali dengan jumlah barang yang tidak terbatas. Hanya saja kini harganya mencapai Rp. 25.000/Liter. Ada apa dengan perekonomian kita saat ini setelah terjadinya pandemi kemarin.

Pada Faktanya, indonesia adalah pemasok kelapa sawit terbesar. Tapi mengapa kelangkaan bisa terjadi. Ini lah peran pemerintah seharusnya untuk menjaga kestabilan jumlah pasok barang serta kestabilan harga. Pemerintah pula yang seharusnya mensuplai kebutuhan masyarakat agar selalu tersedia. Mulai dari makanan pokok, minyak, migas dan lain sebagainya. Sistem kapitalis saat ini membuat semakin banyak orang ingin mengambil keuntungan tidak memikirkan halal dan haram. Saat adanya operasi pasar di berbagai wilayah yang ada di indonesia banyak sekali ditemukan adanya penimbunan minyak.

Kebijakan pemerintah menggunakan aplikasi PeduliLindungi ini dirasa kurang tepat. Dikarenakan masyarakat menengah kebawah tidak semua memiliki Smartphone. Masyarakat merasa semakin sulit di rezim saat ini untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Semakin hari kebutuhan pokok semakin mahal dan sulit dijangkau. Apalagi bagi para buruh lepas, pedagang kecil serta rakyat miskin. Pendapatan mereka tidak menentu, kebutuhan makan harus tetap terpenuhi demi keberlangsungan kehidupan.

Rezim kita saat ini selalu memberikan kebijakan yang menurut kita aneh. Kebijakan pembelian minyak curah dengan aplikasi peduli lindungi. Minyak curah yang biasanya diperuntukan masyarakat menengah kebawah serta para pedagang kecil. Kebijakan yang awalnya hanya menggunakan KTP untuk setiap pembelian 2 Liter minyak. Kini berubah dengan menggunakan sebuah aplikasi. Sungguh menjadi ironi pada rezim saat ini. Banyak masyarakat yang mengeluhkan atas kebijakan baru ini.

Solusi-solusi yang diberikan pemerintah seringkali berakibat menyengsarakan rakyat. Pemerintah tidak memberikan solusi yang tuntas terhadap masalah yang ada saat ini. Berbeda halnya jika ada nya khilafah, kesejahteraan seluruh individu yang ada dalam daulah akan terjaga. Pemerintah akan menyediakan sandang, pangan serta papan tiap individu. Tidak ada pembedaan harga makanan pokok, apabila sudah sesuai dengan syariat. Para petani bekerja keras untuk memenuhi jumlah pasokan makanan yang nantinya akan didistribusikan langsung kepada pedagang lalu konsumen. Pada saat ini terlalu banyak rantai pemasaran untuk sampai kepada konsumen. Ini yang membuat harga selalu melambung naik.

Kebijakan pemerintah dirasa salah sasaran dan mendiskriminasi masyarakat kalangan bawah. Berbagai komentarpun bermunculan dari kalangan bawah yang tidak memiliki smartphone. Untuk makan saja mereka sangat sulit apalagi untuk membeli gawai dan pulsa. Pada akhirnya konsumen yang bukan kategori tidak mampu lah, berbondong-bondong datang untuk membeli. Kebijakan yang ada pada masa saat ini tidak dapat diharapkan akan adanya perubahan. Malah makin memperparah keadaan. Mulai dari melonjaknya harga minyak, sembako, bensin hingga listrik. Semakin memperparah keadaan rakyat setelah pandemi ini.

Sistem kapitalisme yang menjadi ideologi negara kita saat ini hanya menguntung sebagian kecil masyarakat saja. Tidak memberikan kesejahteraan serta keadilan pada rakyat kecil. Masih banyak rakyat yang mati kelaparan. Namun pemerintah abai akan hal ini. Para pengusaha dalam hal ini sangat di untungkan. Mereka dapat meraih keuntungan berkali-kali lipat dari kenaikan harga saat ini. Lain hal nya pedagang kecil yang hanya bermodalkan pas-pasan mereka harus merelakan kios atau warungnya tutup. Dikarenakan modal yang tidak memadai untuk membeli bahan dagangan.

Setelah memaparkan berbagai fakta diatas mengenai problematika minyak goreng, kita dapat simpulkan bahwa hanya dengan adanya khilafah yang sesuai dengan Al-quran dan Assunah lah yang dapat memperkecil tingkat masalah yang ada. Memberikan penyelesaian masalah hingga akarnya. Mengenai masalah-masalah yang terjadi pada umat saat ini. Semoga dengan semakin gencarnya dakwah dikalangan masyarat, semakin dekat pertolongan Allah untuk mempermudah tegaknya khilafah. Aamiin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak