Oleh ; Ummu Beyza
Kenaikan Migas beberapa waktu lalu masih menyisakan permasalahan dan pertanyaan. Kenapa Migas harus naik? Tidakkah pemerintah seharusnya memberikan harga bahan bakar yang murah terhadap masyarakat?
Seperti yang kita ketahui saat ini bahwa Migas bukanlah kebutuhan tersier yang kebutuhannya tidaklah pilihan. Tapi kebutuhan terhadap Migas masuk keranah kebutuhan primer, setiap kalangan memiliki kebutuhan yang sama atas Migas. Maka menaikan Migas walau dengan "merangkak" sama saja dengan mempersulit urusan rakyat.
***
Masyarakat lagi-lagi dan kembali dihadapkan kabar berita tentang kenaikan BBM dan Gas. Innalillahi ...
Seperti yang kita ketahui kenaikan BBM memang tidak secara langsung berimbas pada kenaikan harga-harga barang yang memerlukan distribusi menggunakan BBM bersubsidi. Namun, tingginya harga Pertamax akan berdampak pada migrasi masyarakat secara kolektif. Disisi lain juga sama-sama kita ketahui bahwa saat gas LPG menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakat.
Mahalnya migas dan kelangkaannya sebenarnya bukan karena negeri ini miskin Sumber Daya Alam. Akar masalahnya terletak pada paradigma dan visi misi tata kelola yang sangat kapitalistik. Siapakah yang paling diuntungkan atas kenaikan BBM dan Gas? Tentu saja swasta atau asing. Para pemilik modal yang penuh hasrat.
BBM adalah salah satu sumber daya alam milik umum karena jumlahnya yang terhitung masih melimpah dan masyarakat membutuhkannya. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Hadis ini menjelaskan bahwa Islam melarang pengelolaannya diserahkan kepada swasta atau asing.
Sumber Daya Alam berupa minyak bumi dan gas, negara berkewajiban mengelola dan mendistribusikan hasilnya kepada masyarakat secara adil dan merata, serta tidak mengambil keuntungan dengan memperjualbelikannya kepada rakyat secara komersial. Apalagi penjualannya berpihak pada kepentingan pemilik modal dengan membiarkan harga terus merangkak naik.
Sudah seharusnya negara mandiri dalam mengelola sumber daya alam khususnya Migas tanpa campur tangan pihak asing seperti yang kerap terjadi dalam sistem sekuler liberal saat ini.
Negara harus tegas melindungi hak rakyat-nya, jangan sampai membiarkan atau bahkan memberi izin pada swasta menguasai hasil Sumber Daya Alam yang seharusnya menjadi hak rakyat.
Semoga masyarakat dapat segera mendapatkan yang menjadi haknya. Termasuk hak dilindungi oleh negara dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Seperti bagaimana sistem politik Islam mengatur kesejahteraan rakyat.
Wallahu'alam Bishawab
Tags
Opini