Oleh: Minah, S.Pd I
(Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban)
Pemuda merupakan penerus bangsa yang mampu mengubah wajah peradaban. Usia mereka yang kuat dan produktif, dan mampu menjadi agent of change. Karena itu, pemuda harus mampu memahami identitas dirinya. Berpegang teguh dengan prinsif yang kuat yang lahir dari sebuah keyakinan dalam memandang kehidupan. Dari mana, untuk apa dia hidup dan mau kemana setelah kehidupan ini? Harusnya terjawab tuntas.
Mirisnya, saat ini kebanyakan pemuda justru mengalami krisis identitas. Tidak memahami jati dirinya. Jauh dari agama dan lebih memilih gaya hidup bebas. Temuan kasus seperti pergaulan bebas antarpelajar hingga melakukan perzinaan tidak terhitung lagi jumlahnya. Hampir setiap hari memenuhi lini media masa. Fakta-fakta pergaulan bebas, tawuran, narkoba di kalangan pemuda yang semakin meningkat menambah deretan kegelapan hari-hari yang menimpa umat. Ini sungguh sangat memprihatinkan.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa ide kebebasan yang lahir dari paham sekuler, sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Paham yang menjadikan agama hanya sebatas ritual. Alergi dengan aturan agama dalam ranah kehidupan. Mirisnya, paham sesat ini justru telah menjangkiti umat Islam termasuk para pemudanya.
Jadilah mayoritas pemuda Islam hari ini mengalami krisis identitas. Kebanyakan pemuda Islam justru mengikuti gaya hidup bebas ala Barat. Barat dijadikan kiblat dalam menjalani kehidupan. Tanpa memperhatikan halal dan haramnya.
Wajar jika muncul kekhawatiran, bagaimana dengan masa depan negeri ini? Karena bagaimanapun, pemuda adalah tumpuan harapan perubahan menuju Indonesia lebih baik pada masa depan.
Indonesia yang lebih baik hanya akan diraih apabila generasi muda muslim melepaskan dirinya dari ideologi kapitalis dan segera melekatkan dirinya dengan ideologi Islam. Karena ideologi Islam tegak di atas akidah yang lurus hingga lahirlah sistem hidup yang benar. Dan sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, alam semesta dan kehidupan.
Ideologi Islam akan mampu menjadi tuntunan sekaligus kaidah berpikir, yang dapat mengarahkan umat untuk maju dan membangun sebuah peradaban cemerlang pada masa depan. Terbukti, ketika umat Islam berpegang teguh pada ideologinya, dan menjadikan Islam sebagai asas pembangunan generasinya, termasuk sebagai asas sistem pendidikan dan asas bagi sistem-sistem lainnya, lahirlah generasi cemerlang yang mampu membangun peradaban yang juga cemerlang. Mereka adalah generasi atau pemuda yang memiliki ketakwaan tinggi. Namun pada saat yang sama, mereka paham bagaimana menyikapi dan memberi solusi problem kehidupan dengan skill yang memadai dan sesuai aturan syariat.
Orientasi hidup mereka tidak hanya sebatas kepentingan diri, tetapi juga memiliki visi keumatan berbasis ideologi yang didukung oleh sistem hidup yang mumpuni. Ke arah inilah pemberdayaan pemuda muslim harus diarahkan. Yaitu mampu mewujudkan para pemuda yang siap memperjuangkan Islam semata-mata dengan kesadaran iman. Mereka harus ada pada tiap zaman, termasuk pada masa kita sekarang. Merekalah generasi khilafah yang keberadaannya nanti sangat ditakuti para penjajah dan antek-anteknya. Para penjajah itu tidak akan berhenti melakukan berbagai cara untuk merusak kepribadian generasi kaum muslim, karena mereka tidak ingin gerakan kebangkitan Islam berbuah kemenangan.
Akan tetapi, yakinlah, seberapa pun kuatnya mereka berupaya, ujung perjuangan mereka adalah kekalahan. Karena janji kemenangan telah diberikan kepada umat Islam. Allah Subhanahu Wa Ta'aala berfirman dalam Al-Qur'an surah an-Nur ayat 55 yang artinya:
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhoi. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik".
Masya Allah, itulah janji Allah yang akan memberikan kemenangan kepada umat Islam.
Lantas, bagaimana posisi strategis pemuda Islam?
Posisi strategis pemuda Islam yakni:
Pertama, sebagai Hamba Allah yang harus senantiasa sadar bahwa dia adalah makhluk Allah yang harus beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala dengan menjalankan aturan yang telah diturunkan-Nya kepada manusia.
Kedua, sebagai agen perubahan menuju peradaban Islam yang mulia sekaligus sebagai motor penggerak yang mengawal masyarakat menuju peradaban Islam.
Ketiga, sebagai penopang dari Peradaban Islam di masa yang akan datang.
Langkah-langkah yang dilakukan
untuk mengembalikan pemuda kepada posisi strategisnya yaitu:
Pertama, Menyadarkan pemuda dengan berbagai cara yang dibenarkan syariat Islam yang berguna untuk membuka wawasannya terhadap Islam secara Ideologis.
Kedua, Menanamkan fikrah dan thariqoh yang benar/shahih kepada pemuda.
Ketiga, Mengajak dan mengawal para pemuda dalam memperjuangkan Islam Ideologis dengan senantiasa meneladani thariqoh dakwah Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Keempat, Menyiapkan teknis kinerja bagi pemuda Islam sebagai agen perubahan. Agar mampu berhadapan dan bertahan dari serangan ideologi penantang yakni ideologi kufur.
Oleh karena itu, yuk kita mulai melakukan upaya mencetak generasi Islam yang cemerlang yang nantinya mampu menjadi penopang peradaban Islam yang mulia, sebagaimana pernah terjadi pada masa lalu yang pernah dilakukan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para Sahabatnya dan mengupayakan tegaknya agama Allah yang mampu mengubah manusia dari posisi yang terhina sebagai masyarakat jahiliyah menuju masyarakat yang bermartabat dan taraf pemikiran yang tinggi yang mendapat ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta'aala. Insya Allah. Wallahu a’lam.
Tags
Opini