Oleh: Neng Ipeh
(aktivis BMI Community Cirebon)
Belum lama ini Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Ketahanan Keluarga dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Cirebon menggelar upacara Hari Keluarga Nasional (Harganas) di halaman kantor DP3APPKB. Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini diperingati setiap tanggal 29 Juni. Peringatan Harganas sudah dilakukan sejak tahun 1993. Kemudian ditetapkan beleid Keputusan Presiden RI No.39 Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional. (radarcirebon.com/13/07/2022)
Harganas dimaksudkan untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Keluarga diharapkan menjadi sumber yang selalu menghidupkan, memelihara dan memantapkan serta mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dalam menghadapi persoalan yang terjadi.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto menjelaskan bahwa momentum Harganas harus digunakan sebagai ajang sosialisasi dan optimalisasi fungsi keluarga di Indonesia. Momentum Harganas kali ini menjadi ajang sosialisasi kepada keluarga untuk membantu percepatan penurunan stunting. Diketahui, saat ini angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen (SSGBI 2021). Masih ada target besar untuk capai angka stunting 14 persen pada 2024. Karena itu menurut Deputi Agus, keluarga adalah tonggak pertama yang harus bisa mencegah terjadinya stunting. Melalui pencegahan sejak sebelum perkawinan, sampai 1000 hari fase kehidupan. "Harganas ini akan menjadi momentum mengajak masyarakat untuk entaskan stunting di seluruh wilayah Indonesia," ungkapnya. (www.kemenkopmk.go.id/12/07/2022)
Sebagai seorang muslim, tentu kita meyakini bahwa Islam pun turut memperhatikan terkait persoalan ketahanan keluarga. Tentu kita menginginkan untuk membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Telah banyak pula pelatihan, metode, kursus ataupun seminar yang di selenggarakan tentang bagaimana cara membangun keluarga yang seperti itu. Namun pada hakikatnya semua kiat-kiat itu adalah bagaimana mendekatkan keluarga dengan nilai-nilai Islam. Semakin dekat sebuah keluarga dengan ajaran Islam sebagai agamanya, maka akan semakin membuat nilai-nilai keberkahan itu hadir dalam kehidupan rumah tangga. Kesakinahan bersama pasangan maupun anak-anak akan mudah diraih.
Sayangnya di tengah arus kehidupan seperti sekarang ini, jelasnya, jangankan untuk membangun rumah tangga yang sakinah, untuk dapat mempertahankan keutuhan rumah tangga saja sudah merupakan sebuah prestasi. Berbagai persoalan yang muncul akibat diterapkannya sistem Kapitalisme sekuler telah menjadi penyebab timbulnya keretakan keluarga hingga berujung pada perceraian di tengah keluarga muslim. Sudah saatnya bagi kita semua untuk merenunginya, melakukan refleksi diri, apakah kita sudah berjalan pada koridor yang diinginkan oleh Allah dalam menjalankan kehidupan ataukah belum.
Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Mudahnya, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi. (https://hellosehat.com/13/07/2022)
Tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal merupakan akibat dari kondisi kurang gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama. Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga mengakibatkan dirinya tergolong stunting. Namun, anak dengan tubuh pendek belum tentu serta merta mengalami stunting. Kondisi ini hanya terjadi ketika asupan nutrisi harian anak kurang sehingga memengaruhi perkembangan tinggi badannya.
Masalah kesehatan ini merupakan akibat dari berbagai faktor yang terjadi pada masa lalu. Berbagai faktor tersebut antara lain asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit infeksi, bayi lahir prematur, serta berat badan lahir rendah (BBLR). Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya terjadi setelah ia lahir saja, melainkan bisa dimulai sejak ia masih di dalam kandungan.
Masalah stunting sangatlah urgent untuk segera diselesaikan sebab dapat mengganggu kualitas sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan hingga kematian anak. Berbagai program telah dirancang baik oleh pemerintah pusat maupun daerah hingga berkolaborasi dan bersinergi dengan pihak pemangku kepentingan termasuk perguruan tinggi dan akademisi.
Berbagai upaya yang dilakukan dan berbagai program yang digulirkan nyatanya tidak menyelesaikan problem stunting sebab tak menyentuh akar masalahnya. Kesulitan para kepala keluarga dalam mencari pekerjaan di tengah pandemi menjadikan nihil bisa mendapat penghidupan layak untuk keluarga. Ditambah pelayanan kesehatan yang perlu biaya tinggi untuk dijangkau titik dalam tatanan kapitalisme sekuler menjadikan semua itu seperti halnya ladang bisnis oleh pemangku kekuasaan yang bermesraan dengan para pemilik modal.
Padahal dalam Islam negara wajib memenuhi kebutuhan pangan dan nutrisi masyarakat individu per individu. Islam telah menetapkan berbagai sumber pendapatan negara diantaranya pengelolaan kekayaan alam secara mandiri yang digunakan untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya dan mampu mencegah stunting.
Untuk menyediakan pangan dan nutrisi maka negara tidak mendominasikan ketersediaan pangan semata-mata pada impor. Negara akan fokus pada peningkatan produksi pertanian dan pangan, berikut segala riset dan jaminan kelancaran seluruh proses pengadaannya. Negara juga memiliki akurasi data untuk ketersediaan dan distribusi pangan agar tepat sasaran. Sehingga pada akhirnya negara benar-benar menunaikan mandatnya selaku khadimul ummah.
Sayangnya idealnya tugas negara yang demikian hanya dapat terwujud jika negara tersebut menerapkan sistem Islam dalam seluruh aturannya. Sejarah telah membuktikan bahwa penerapan sistem Islam dalam naungan negara Khilafah telah mampu menjamin kesejahteraan rakyatnya yang mana hal tersebut berbanding terbalik dengan pencapaian negara yang menerapkan sistem kapitalisme sekuler sebagai aturan kehidupannya. Khilafah juga akan menjamin keberlangsungan pendidikan generasi. Selain menjadi generasi muslim kuat dan sehat, mereka juga terjaga dalam keimanan dan ketakwaan. Maka hanya dengan berpegang kepada aturan Allah secara keseluruhan sajalah masalah stunting akan dapat diberantas secara tuntas.
Tags
Opini