Media dalam Cengkeraman Kapitalis Demokrasi




Oleh: Andini

Kasus pemerkosaan santriwati yang menyeret anak seorang pimpinan Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Jombang, Jawa Timur yakni MSAT atau Mas Bechi telah menodai lembaga pendidikan berbasis agama. Kasusnya sendiri sudah bergulir sejak laporan pertama di tahun 2017. MSAT sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan terhadap santriwati sejak tahun 2019 lalu. Namun belum juga berhasil ditangkap dan telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). (tvonenews.com, 11/07/2022)

Selain kasus tersebut, media juga ramai memberitakan dugaan penyelewengan dana donasi di lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri meminta keterangan kepada Mantan Presiden ACT Ahyudin dan Presiden ACT Ibnu Khajar pada Jumat (08/07/2022). Kasus ini berlanjut pada penutupan 300 Rekening ACT dan dugaan penyelewengan dana korban kecelakaan Lion Air. (MSN, 10/07/2022).

Kasus-kasus tersebut tentu bukan kasus pertama yang mencederai Islam sebagai identitasnya. Hanya saja, menjadi pertanyaan besar ketika media begitu kuat memberitakan kedua kasus tersebut. Padahal sebelum-sebelumnya, banyak kasus serupa yang terjadi, tetapi ketika pelakunya membawa simbol keislaman, media menjadi begitu agresif.

Ternyata pemberitaan masif dari media ini bukan kebetulan semata. Dalam buku Civil Democratic Islam: Partners, Resource and Strategy karya Cheryl Bernard mengungkapkan bahwa dalam sistem demokrasi kapitalis media memang didorong untuk mempublikasikan secara masif kesalahan dan kekurangan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan Islam, entah itu korupsinya, tindakan kriminalnya, dan perbuatan tidak bermoral seperti pelecehan seksual dan lainnya. Bahkan kesalahan-kesalahan lembaga-lembaga tadi akan digiring menjadi isu radikal, ekstrimis sampai terorisme.

Hal ini dilakukan para pejuang demokrasi kapitalis sebagai upaya untuk memutus rantai kepercayaan umat terhadap Islam dan lembaga-lembaga yang ada di bawahnya. Kita menjadi ragu untuk memasukkan anak ke pesantren karena takut dirusak kehormatannya. Kita menjadi ragu menginfakkan harta kita melalui lembaga kemanusiaan Islam karena takut disalahgunakan. Dan ketakutan-ketakutan lainnya.

Dalam sistem kapitalisme yang berakidahkan sekuler hari ini, media menjadi penggiring opini untuk menyudutkan Islam, merusak pemikiran generasi muda, juga seringkali dijadikan alat untuk kepentingan penguasa.

Para kapitalis sekuler menyadari bahwa Islam adalah ancaman bagi kekuasaan mereka. Islam mampu menggeser posisi mereka sebagai ideologi di dunia karena ianya sempurna dan memiliki aturan yang terperinci untuk memecahkan segala problematika kehidupan, yang tidak mampu dilakukan oleh kapitalis sekuler. Maka dihalalkanlah segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya.

Mirisnya, pemerintah juga membiarkan tayangan-tayangan yang menyudutkan Islam. Malah pemerintah sama sekali seperti tidak punya kuasa untuk mengatur apa yang seharusnya ditayangkan di media dan apa yang seharusnya tidak ditayangkan dengan dalih kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Tentunya ini takkan terjadi dalam negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh dalam bingkai khilafah. Pemimpin dalam sistem Islam wajib menjaga kemuliaan Islam dan umatnya. Pemimpin tidak boleh berlepas tangan atas apa yang ditayangkan media untuk rakyatnya.

Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya seorang imam adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung, maka jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah dan berlaku adil, bagimu terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya maka ia harus bertanggung jawab atasnya." (HR. al-Bukhari)

Media dalam Islam berfungsi sebagai sarana menebar kebaikan dan membangun ketakwaan umat, serta sebagai sarana mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Media memiliki peran politis dan strategis sebagai benteng penjaga umat dan negara.

Maka untuk mengakhiri segala bentuk penyudutan dan penghinaan bagi Islam dan umatnya adalah dengan meninggalkan sistem kapitalisme sekuler dan kembali pada sistem Islam. Keadilan tegak dan kedzaliman pun mampu disingkirkan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak