Demokrasi - Sekularisme " Hari Anak Nasional" Manisnya Opini Berbalut Racun




Oleh : Ukhty Amy

Tahun ini, Hari Anak Nasional 2022 mengambil tema, yaitu 'Anak Terlindungi, Indonesia Maju'. Indonesia terkena imbas pandemi COVID-19 yang menyerang berbagai kalangan, termasuk anak-anak.

Tema yang unik "Anak terlindungi, Indonesia Maju'. Kita tentu sadar generasi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Kesehatan tidak dilihat dari jasmani saja namun negara juga perlu memperhatikan kesehatan rohaninya. Karena saat jasmani nya sehat dan rohaninya sehat maka akan melahirkan generasi yang kuat, dan akan menjadikan seseorang bersemangat untuk menjalankan ibadah dan aktivitas ketaatan lainnya. Miris, fakta yang ada begitu banyak generasi yg rusak karena tidak adanya peran negara dalam memperhatikan kesehatan rohani remaja saat ini. hura-hura, dugem dan kehidupan hedonistik lainnya. Seolah menjadi ciri khas dunia kebanyakan "remaja". Bahkan mereka sampai tidak mengenali jati diri mereka serta norma-norma yang harusnya mereka pegang. Mereka tidak memahami hakekat tujuan hidup yang sebenarnya, Mereka pun tidak menyadari bahwa setiap diri akan mempertanggung jawabkan "Perbuatan" nya. Dan setiap perbuatan terikat dengan larangan dan perintah" Alloh Subhanahu Wata'allah. Senjata barat, sekularisme, berhasil menancap dalam tubuh generasi muda. Dan yang mereka tau, mereka melakukan suatu perbuatan yang menghasilkan suatu kesenangan yang sesaat.
baru-baru ini juga media di viralkan dengan pemberitaan remaja "Citayam Fashion week"

Dari fenomena 'Citayam Fashion Week', muncul generasi muslim lebih tertarik dan menganggap penampilan fisik sebagai sebuah kemajuan di era globalisasi dan modernisasi. Hal ini tak lepas dari pengaruh gaya hedonis yang tercipta dari sebuah sistem bernama Kapitalisme yang berasaskan sekular. Sistem ini memberikan ruang bagi generasi muda untuk tampil eksis dengan berbagai gaya berbusana. Alih-alih ingin ikut bergaya semakin jauh generasi muslim dari identitas agamanya.

Kehidupan Yang Bersih

Remaja butuh perhatian khusus tidak hanya dari keluarga. Nega juga menjadi peran utama dalam memberikan perhatian khusu bagi remaja khususnya "generasi muslim". Remaja butuh di bekali dengan bekal ilmu dan pembentukan mental yang sehat dan kuat, ditopang dengan pembentukan sikap dan nafsiyah yang mantap, kehidupan pemuda di era khilafah jauh dari hura-hura, dugem dan kehidupan hedonistik lainnya. Mereka tidak mengonsumsi miras, atau narkoba, baik sebagai dopping, pelarian atau sejenisnya. Karena ketika mereka mempunyai masalah, keyakinan mereka kepada Allah, qadha’ dan qadar, rizki, ajal, termasuk tawakal begitu luar biasa. 

Masalah apapun yang mereka hadapi bisa mereka pecahkan. Mereka pun jauh dari stres, apalagi menjamah miras dan narkoba untuk melarikan diri dari masalah.
Kehidupan pria dan wanita pun dipisah. Tidak ada ikhtilath, khalwat, menarik perhatian lawan jenis [tabarruj], apalagi pacaran hingga perzinaan. Selain berbagai pintu ke sana ditutup rapat, sanksi hukumnya pun tegas dan keras, sehingga membuat siapapun yang hendak melanggar akan berpikir ulang. Pendek kata, kehidupan sosial yang terjadi di tengah masyarakat benar-benar bersih. Kehormatan [izzah] pria dan wanita, serta kesucian hati [iffah] mereka pun terjaga. Semuanya itu, selain karena modal ilmu, ketakwaan, sikap dan nafsiyah mereka, juga sistem utama yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat oleh adalah sistem Islam adalah Khilafah.

Wallahu bishowwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak