Citayam Fashion Week, Gambaran Generasi Bikin Mewek




Oleh : Mauli Azzura

Citayam fashion week, menjadi kalimat yang tidak asing untuk akhir-akhir ini. Fenomena yang sempat viral dan mengundang banyak perhatian khalayak semakin ramai di perbincangkan.

Dari para peserta fashion, lokasi, serta padatnya komen-komen berbeda yang membanjiri konten-konten terkait hal itu, serta yang menjadi pusat perhatian ialah tingkah para remaja yang mengikutinya.

Berlenggak-lenggok dijalanan dengan berbagai model pakaian yang mengumbar aurat, berikhtilat campur baur antara laki-laki dan perempuan, gaya lebay yang dipertontonkan, serta influencer yang mendukung, menjadi sorotan yang tidak bisa dianggap remeh.

Tidak hanya itu, tidak sedikit pula citayam fashion week yang jelas mengganggu pengendara umum dan terang-terangan mengkampanyekan pacaran ini, di jajarkan dengan para remaja yang tempo hari membaca Al-Qur'an di jalanan juga di kawasan Malioboro. Ketika generasi pembaca Al-Qur'an dianggap norak dan kampungan, bahkan dinilai kearah radikal. Citayam Fashion week justru menuai dukungan dan dianggap butuh diapresiasi oleh segelintir orang.

Sebagaimana menurut Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM),  Luluk Fei Kumalasari, S.Sos, .M.Si, memberikan tanggapanya terkait  Citayam Fashion week. Menurutnya, fenomena ini adalah hal yang wajar terjadi, didasari pada naluri manusia untuk bersosialisasi dan membentuk kelompok sesuai karakteristik dan tujuan tertentu. (Detik.com 19/07/2022)

Generasi ciptaan sekuler lewat Citayam Fashion Week benar-benar bikin mewek dan miris. Dimana generasi penerus bangsa adalah generasi yang berkualitas dengan pendidikanya, memajukan negara dan menjadi tumpuan negara malah melakukan hal yang sama sekali tidak bermanfaat dan tidak mencerminkan keIslaman mereka.

Berbeda dengan pendidikan berbasis Islam yang memadukan proses generasi melalui keluarga, masyarakat dan negara. Ketiganya berperan serta dalam menciptakan generasi-generasi yang religius dan akan mengarah untuk masa depan. Peran negara sangat diperlukan dalam menjadi filter dan kontrol termasuk urusan pergaulan remaja yang didalamnya masih membutuhkan pengawasan dan didikan yang benar.

Sungguh tiada solusi hakiki selain perubahan sistem yang mampu menyelesaikan segala problematik kehidupan termasuk urusan remaja masa kini.

Wallahu A'lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak