BBM Kian Dipersulit, Bagaimana Nasib Rakyat?



Oleh: Krisdianti Nurayu Wulandari 

Pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar dengan menggunakan aplikasi atau website MyPertamina akan diberlakukan mulai 1 Juli 2022. (Okezone.com)

Tentu saja, hal ini banyak menuai kontra di tengah masyarakat. Masalahnya  adalah apabila penerapan sistem pembelian BBM berbasis digital benar-benar diterapkan, maka justru akan berpotensi menjauhkan masyarakat miskin yang minim akses internet dari kesempatan untuk mengakses BBM bersubsidi. Padahal merekalah sasaran utama program ini. Belum lagi masyarakat yang tidak memiliki gawai android. (Muslimah News.com)

Rasulullah SAW pernah bersabda, "Ya Allah, siapa yang mengurusi satu perkara umatku, lalu ia menyulitkan umat, maka persulitlah ia. Dan siapa yanh mengurusi perkara umatku, lalu ia memudahkannya, maka permudahlah ia." (HR. Muslim)

Jikalau dapat dipermudah, mengapa harus dipersulit? Sistem pembelian berbasis digital tentu saja hanya akan mempersulit rakyat ketika akan membeli BBM jenis tersebut. Belum lagi ini akan bertentangan dengan aturan yang telah dibuat untuk tidak menyalakan ponsel saat mengisi BBM. 

Islam telah memposisikan BBM sebagai sumber daya milik umum (rakyat). Maka hal ini tidak dibenarkan apabila dijadikan sebagai kepemilikan individu atau bahkan korporasi. Terlebih lagi, jika nasib rakyat tergadaikan dengan adanya liberalisasi migas yang menyebabkan rakyat kesulitan untuk mendapatkan BBM murah. 

Yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah adalah membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat. Bagaimana supaya mereka dapat memenuhi kebutuhan publik yaitu dengan menyediakan BBM murah yang lebih memadai untuk rakyat. Bukan justru memberlakukan kebijakan yang makin mempersulit publik memenuhi kebutuhan dan makin membebani secara finansial.

Secara tidak langsung dengan diberlakukannya program ini, pemerintah pelan-pelan memaksa publik untuk mengkonsumsi BBM pertamax karena kemudahan dalam transaksi bila dibandingkan dengan pembelian BBM perrtalite

Kemudian, aplikasi yang telah ditetapkan untuk mendapatkan BBM subsidi, bisa menjadi keuntungan bagi penyedia aplikasi dan merugikan publik. Keuntungannya adalah semakin banyak orang yang menggunakannya. Dan publik rugi dengan adanya biaya admin yang  berlaku. 

Mencermati ini semua, penolakan harus ditunjukkan oleh semua lapisan masyarakat agar kebijakan sejenis ini tidak semakin banyak muncul. Masyarakat harus bersikap kritis dan tetap bersuara terhadap kedzaliman yang terjadi di tengah-tengah kita. _Wallaahu A'lam_

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak