Bangkrutnya Sri Lanka, Jeratan Kapitalisme Ciptakan Sengsara



Oleh: Yuke Octavianty

(Forum Literasi Muslimah Bogor)



Ambruknya ekonomi Srilanka ada di hadapan mata. Krisis ekonomi yang melanda memicu massa untuk terus bergerak. Hingga akhirnya menguasai kediaman Presiden Srilanka, Gotabaya Rajapaksa (detik.com, 11/7/2022). Sebelumnya, Presiden sudah tak ada di kediamannya. Karena diketahui kabur ke Maladewa (CNNIndonesia.com, 17/7/2022). Hingga akhirnya Presiden Rajapaksa mengirimkan surat pengunduran diri. Karena berbagai tragedi di negaranya.


Tak hanya menyerbu kediaman Presiden, massa pun merangsek masuk ke kediaman Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe, dan menggeruduk kantor TV Nasional Srilanka (CNNIndonesia.com, 14/7/2022). Memaksa pers agar hanya memberitakan segala kerusuhan yang terjadi di negara tersebut. 


Krisis ekonomi berakibat fatal pada kehidupan di Srilanka. Tak hanya itu, krisis kemanusiaan pun tak dapat terhindarkan. Krisis ini berawal sejak 2019, karena insiden pengeboman di Kolombo dan kota - kota di sekitarnya (detiknews.com, 11/7/2022). Insiden yang menelan lebih dari 250 orang. Tragedi ini memberikan pukulan serius sektor pariwisata di Srilanka. Ditambah badai pandemi Covid 19, yang semakin memperburuk kondisi pariwisata Srilanka. Seperti diketahui, pariwisata adalah sektor utama pendapatan bagi Srilanka. 


Ambruknya Srilanka pun ditengarai karena lilitan utangnya kepada China. Dengan suku bunga yang tinggi. Selain itu, invasi dari Rusia ke Ukraina pun menjadi salah satu sebab anjloknya ekonomi Srilanka. Keadaan tersebut memicu naiknya biaya impor, penurunan cadangan devisa, kekurangan pasokan dan inflasi yang tinggi.


Jeratan kapitalisme menimbulkan kekacauan yang luar biasa. Pakar ekonomi Islam, Dr. Arim Nasim, S.E., memaparkan bahwa akar masalah krisis Srilanka adalah kesalahan pengurusan ekonomi yang menerapkan sistem kapitalisme (muslimahnews.net, 16/6/2022). Dr. Arim melanjutkan, ada dua unsur penyebab utama krisis dalam proyek pembangunan, yaitu korupsi dan nepotisme. Tak hanya itu, Srilanka, yang notabene negara berkembang, membangun ekonominya dengan bantuan hutang dari China. Ini juga menjadi lilitan terbesar bagi Srilanka hingga berimbas pada ambruknya perekonomian dalam negeri. 


Gagal bayar hutang menjadi masalah besar bagi negara-negara berkembang dalam mengelola perekonomian. Jeratan inilah yang berakhir pada pencaplokan wilayah negara tersebut, hingga akhirnya hilanglah kedaulatan. Dengan kata lain, pemberian hutang adalah "modus" alat penjajahan gaya baru. Miris.


Sistem kapitalisme menyandarkan segala pengaturan umat hanya pada materi dan kepentingan oligarki. Tambah diperparah dengan adanya pemikiran sekuler yang menjauhkan aturan agama dari kehidupan. Fakta miris yang melanda Srilanka dapat menjadi contoh. 


Pemahaman yang berbeda tentang tujuan suatu negara, tentu akan melahirkan berbagai kebijakan yang berbeda pula. Islam mewajibkan umat agar senantiasa memperjuangkan syariat. Agar selamat dunia akhirat. Sehingga, secara alami, aturan syariat Islam pasti melahirkan maslahat bagi umat. Berbeda dengan sistem kapitalisme, sistem ini melahirkan aturan-aturan licik yang hanya memihak pada oligarki. Hanya menuntut materi. Tanpa menjaga maslahat umat. Wajar saja, jika yang dihasilkan adalah kezaliman dan kekacauan. 


Konsep negara dalam Islam adalah lembaga yang dapat menjamin kemaslahatan umat. Dengan penerapan syariat Islam yang menyeluruh di setiap bidang. Dan menjadikan kekuatan militer (industri alat berat) sebagai sektor utama pertahanan negara dari segala segi. Termasuk segi ekonomi. Sektor pariwisata atau pun sektor lainnya tak dapat dijadikan "tulang punggung" ketahanan negara. Karena visi dan misi negara dalam pandangan Islam adalah menyebarkan syariat Islam yang sempurna ke seluruh penjuru dunia melalui jihad fi sabilillah. Dan hanya dengan  kekuatan militer-lah jihad ini dapat terlaksana sempurna (Kitab Ajhizah Daulah Khilafah, Taqiyuddin An Nabhani, hlm.132).


Di bidang ekonomi, Daulah Khilafah memiliki konsep adil dan merata melalui pengelolaan yang amanah dalam Baitul Maal negara yang diperoleh dari ghonimah, fa'i dan kharaj. Diatur sedemikian rupa dan amanah demi terselenggaranya pemerataan kesejahteraan umat di berbagai bidang kehidupan. 


Bidang militer yang tangguh ditambah stabilnya perekonomian Daulah Islamiyah. Inilah keunggulan luar biasa jika sistem Islam diterapkan secara menyeluruh. Kemandirian dan kedaulatan negara pun tak perlu dipertanyakan lagi. 


Kini, akankah kita mengalami tragedi seperti Srilanka? Sebaiknya kita dapat mengambil pelajaran agar tak masuk dalam lubang yang sama.


Tak perlu menunggu lama, sekarang saatnya campakkan kapitalisme yang menyengsarakan.  Sebelum kezaliman semakin mematikan. Dengan menerapkan syariat Islam menyeluruh. Dalam wadah institusi shahih yang menyejahterakan umat, yaitu Khilafah manhaj An Nubuwwah. 

Wallahu a'lam bisshowwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak