TDL NAIK LAGI. BAGAIMANA SOLUSI ISLAM?




Oleh : Ummu Rozana

Lagi-lagi pemerintah akan menaikan tarif dasar listrik walaupun untuk pelanggan  3.000 VA. Belum juga  pulih perekonomian pasca covid. Sekarang rakyat dibebani dengan persoalan naiknya tarif listrik.

Dilansir JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo setuju untuk menaikkan tarif listrik dengan daya 3.000 VA ke atas. Alasannya, untuk berbagi beban dan menjaga rasa keadilan.

Persetujuan Jokowi diungkap oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Kamis (19/5/2022).

Benarkah dengan menaikkan tarif listrik 3.000 VA benar - benar untuk berbagi beban dan menjaga rasa keadilan? 

 Perlu kita ketahui,  saat ini PLN mengalami kerugian. Sehingga PLN harus menaikan tarif listrik. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mungkin PLN mengalami kerugian?

Dalam hal ini, PLN tidak bertindak sebagai produsen melainkan distributor. PLN membeli listrik dari PLTU swasta. Jadi swasta setiap detik menerima uang dari PLN, sementara PLN setiap detik mengeluarkan uang untuk membeli listrik swasta. Karena PLN membeli listrik di swasta dengan sistem take of pay,baik digunakan atau tidak, PLN akan membeli dengan tanpa pengurangan apapun.

Saat PLN membeli  listrik dari swasta , PLN hanya mampu menjual 30 - 50 %, penurunan itu karena efek pandemi covid.  Sehingga PLN mengalami kelebihan produksi listrik. Hal ini jelas merugikan PLN karena  berhadapan dengan over produksi atau kelebihan produksi listrik yang tidak terjual. Maka solusinya PLN menaikkan tarif  listrik.

Ketika PLN menaikkan tarif, maka jumlah listrik yang terjual akan semakin menurun. Dan akibatnya akan menambah masalah baru bagi PLN. 

Penyebab lainnya adalah mahalnya harga batu bara yang mengikuti harga batu bara dunia. Dan PLN  membeli batu bara dari swasta. karena dalam hal ini, swasta lah yang mengelola batu bara dalam negeri ini, bukan negara. 

 Direktur Jenderal Mineral dan batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya  Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengemukakan cadangan batubara Indonesia saat ini mencapai 38,84 miliar ton. Dengan rata - rata produksi batubara sebesar 600 juta ton per tahun, umur cadangan batu bara masih 65 tahun. 

Seharusnya dengan melimpahnya cadangan batu bara, sangatlah cukup jika untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

Negara yang kaya akan sumber daya alam ini terus mengalami kerugian baik oleh negara maupun rakyat. Karena pengelolaannya  bergantung pada kapitalis. Alhasil, liberalisasi akan Sumber  daya alam akan terus terjadi. hal ini karena para swasta memiliki status  hukum yakni  UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan UU Minerba.

Menurut pengamat ekonomi Dr. Hendri Saparini, 90 persen energi negeri ini sudah dikuasi oleh pihak asing. Akibatnya, sumber energi (minyak dan gas) menjadi sangat mahal, dan PLN jelas kena dampaknya.
Sehingga para kapitalis mempunyai kesempatan untuk meraup keuntungan sebesar - besarnya. Memanfaatkan dan memproduksi SDA dinegeri ini dengan bebas. Ketika PLN rugi, maka swasta tidak ikut menanggung  kerugian PLN. Bahkan swasta masih memperoleh keuntungan karena PLN terus membeli listrik ke swasta.

Ketika pemerintah tetap menaikan TDL 3.000 VA, maka dampak yang terjadi adalah inflasi. 
Ekonom yang juga Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai kenaikan tarif dasar listrik untuk golongan 3.000 volt ampere (VA) ke atas akan menyebabkan inflasi ke depan. Kenaikan tetap mendorong kenaikan inflasi yang pada akhirnya akan berdampak terhadap masyarakat miskin," ujar Ekonom Piter Abdullah, Minggu (22/5).

Listrik yang merupakan kebutuhan primer, karenanya listrik memberi kontribusi ke inflasi 2,5-3 persen. Ketika ada kenaikan tarif listrik,  maka efek yang terjadi adalah  inflasi. Pun berdampak langsung pada masyarakat bersubsidi maupun nonsubsidi.

pelanggan nonsubsidi dalam hal ini adalah industri, akan berpengaruh pada kenaikan harga barang - barang yang mereka produksi. Ketika tarif listrik naik, otomatis biaya operasional produksi juga ikut naik, dan imbasnya harga barang akan naik. Dan ketika harga barang naik, daya beli masyarakat juga akan menurun.
Selanjutnya, untuk menjaga kestabilan  pabrik, maka pabrik  akan mengambil kebijakan untuk memutuskan hubungan kerja( PHK)  pada karyawan. Akibatnya akan banyak pengangguran dan bertambah pula angka kemiskinan. Lagi - lagi rakyat miskin yang jadi korban.

Dampak kepada pelanggan subsidi yaitu dengan naiknya harga produk suatu industri, maka harga barang yang dikonsumsi masyarakat  akan merangkak naik juga, baik kebutuhan primer maupun  sekunder. Hal ini sangat memberatkan masyarakat, terutama rakyat kecil. Belum  pulih ekonomi pasca pandemi, dengan naiknya BBM, minyak goreng, LPG, kini berlanjut  naiknya daftar listrik. 

ISLAM ADALAH SOLUSINYA

Maka, solusi untuk menyelesaikan masalah ini  adalah kembali pada sistem ekonomi Islam. Yakni mengembalikan seluruh SDA ke tangan negara sebagai pengelola utama. Karena negara adalah raa'in ( mengurus ) umat.
Dalam sistem ekonomi Islam, jenis kepemilikan mencangkup 3 hal yaitu individu, umum, dan negara.

Batu bara yang merupakan bahan baku utama penghasil listrik termasuk kategori kepemilikan umum.  Sehingga tidak diperbolehkan dikelola swasta. Dan negara  wajib untuk mengelolanya.

Dalam hal ini negara memfasilitasi dan mengeluarkan Biaya operasional dari dana Baitul mal, dari proses mengelola  hingga pengaliran listrik akan ditanggung oleh negara.
Sehingga pasokan listrik yang dihasilkan akan dialirkan kepada rakyat dengan harga murah. Tanpa membedakan apakah rakyatnya kaya atau miskin, semua memiliki hak yang sama dalam memperoleh pelayanan umum oleh negara.

Kita jumpai Pada masa khilafah bani Umayyah, dengan Cordoba menjadi ibukota Andalusia yang ketika di malam hari akan diterangi dengan lampu - lampu sepanjang 10 mil tanpa terputus.
seorang sejarahwan Barat, Phillip K Hitti, mengungkapkan kekagumannya atas jalan - jalan di Cordoba. Jalan-jalan di metropolis Islam itu selain dilapisi aspal yang licin, juga dilengkapi lampu yang terang benderang yang akan memandu setiap perjalanan. “Di malam hari, orang-orang bisa berjalan dengan aman,” dalam bukunya, History of Arab.

Sebagaimana Islam mengatur semua aspek kehidupan, tak lain akan ada kemaslahatan, dan aturan itu berasal dari Allah SWT, yang menciptakan manusia dan alam semesta ini.
Marilah bersama - sama berjuang demi tercapainya Islam rahmatan lil' aalamiin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak