Stop Klenik Please



Oleh : Tri Silvia
 (Pemerhati Masyarakat)


Fenomena film 'KKN di desa penari' nyatanya belum sepenuhnya beranjak pergi dari negeri ini. Masih ada saja para youtuber ataupun influencer yang mengunggah ulasan terkait dengan film tersebut, yang dipopulerkan pertama kali oleh seseorang dengan nama samaran simple man di akun media sosialnya. Film yang sebenarnya menurut beberapa pecinta film memiliki kualitas tidak cukup bagus ini nyatanya telah ditonton oleh lebih dari 9 juta orang. Hal inipun pasti memiliki efek mengular dan menambah asupan otak klenik para netizen Indonesia.

Para netizen bahkan hapal betul dengan setan baru bernama batarawuhi, yang notebene sudah hilang lama dari peredaran horor Indonesia. Angkatan 90-an bahkan tak pernah mendengar nama setan tersebut. Mereka lebih familiar dengan setan bernama pocong, kuntilanak, genderewo, buto ijo, suster ngesot, nenek gayung, kalong wewe, tuyul, dan bla bla bla (terlalu banyak). Semua yang terjadi senantiasa dikaitkan dengan mistis, bahkan sampai kepada hal-hal kecil sekalipun. Selain itu, tak sedikit juga orang-orang yang menginginkan dirinya memiliki jin qorin yang mereka kira akan melindungi sebagaimana yang ada di dalam film, dan lain-lain. Hummmph. 

"Inilah hidup di Indonesia, kleniknya tiada akhir", begitu kira-kira perkataan ti patkai saat ditanya tentang klenik (eh salah, cinta maksudnya). Tak lama setelah kesuksesan film ini, musibahpun mengguncang dunia per-viral an. Putera bapak Gubernur Jawa Barat, ananda Emmeril Khan Mumtadz (biasa disebut Eril) dikabarkan hanyut di sungai Aare Swiss. Hal tersebut terjadi setelah yang bersangkutan mencoba untuk berenang di dalamnya. Adapun kala itu ananda dan keluarga berada disana dalam rangka mencari opsi sekolah untuk melanjutkan studi S2 Eril. Proses pencarian pun telah dilakukan (baik oleh pihak kepolisian setempat, ataupun dari para relewan Indonesia disana). Namun hingga saat ini, ananda masih belum berhasil ditemukan. 

Sekilas tak ada masalah dengan kejadian ini, kita pun lantas turut merasakan kepedihan mendalam atas apa yang dialami keluarga bapak Gubernur. Berita duka tersebut viral di berbagai platform media, dan setelah itu muncullah bintang-bintang baru efek pansos (panjat sosial) atas apa yang menimpa ananda (almarhum). Diawal muncul para youtuber yang mengulas tentang kondisi sungai Aare. Mereka mengulas tentang keindahan sungai tersebut meski tetap harus berhati-hati di dalamnya, terutama untuk para wisatawan yang tidak biasa dengan arus sungai tersebut ataupun bagi para pemula yang belum begitu ahli dalam berenang. Poin ini tak ada masalah sebenarnya. 

Selain konten para youtuber baru meliput tempat kejadian, nyatanya muncul pula paranormal ataupun "orang pinter" yang katanya bisa mengungkap keberadaan ananda Eril, dan lain-lain. Bukan hanya satu dua orang yang seperti itu, namun banyak. Hal itupun langsung ditanggapi oleh Ketua MUI Kota Cirebon, Habib Hasanain bin Muhammad bin Yahya. Beliau mengajak masyarakat agar tidak menghiraukan ramalan atau apapun yang keluar dari ucapan paranormal tentang putera bapak Gubernur Jawa Barat. Sebab, Islam mengajarkan bahwa mempercayai ramalan, apapun bentuknya yang serupa dengan termasuk sikap mendahului kehendak Allah Swt, yang tidak dibenarkan apa pun alasannya. Beliau menyampaikan, tugas manusia pada hakekatnya adalah berusaha sekeras mungkin dan berdoa kepada Allah Swt. (jabar.tribunnews.com, 30/5/2022).

Adapun pada Kamis malam, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat telah menerbitkan surat edaran yang isinya mengimbau masyarakat untuk melaksanakan Salat Gaib untuk Emmeril Kahn Mumtadz, Jumat (3/6/2022). Hal tersebut didasarkan pada sejumlah alasan mengenai kondisi putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang hilang di Sungai Aare, Swiss tersebut. Tak lama setelah dilaksanakannya sholat ghaib, pak Gubernur dan keluarga pun terpaksa harus pulang dengan keikhlasan atas kepergian ananda Eril (almarhum) dan langsung mengadakan gelar acara tahlil dirumah duka. Semoga Allah menghapuskan segala kesalahannya dan menerima segala amal ibadahnya. Aamiin. 

Stop klenik please! Kira-kira kata inilah yang harus dicamkan oleh masyarakat khususnya para netizen Indonesia. Hal diatas hanyalah secuil diantara sekian banyak hal yang kemudian disangkut pautkan dengan klenik. Kita pastilah masih ingat tragedi kecelakaan maut yang menimpa salah satu artis Indonesia beserta keluarganya. Usai itu terjadi, tak lama banyak video YouTube yang beredar membawa-bawa nama almarhumah. Bahkan disalah satu video, ada orang yang mengaku sebagai paranormal berusaha untuk memanggil arwah yang bersangkutan. Keterlaluan, hal tersebut tak hanya menodai akidah dan keyakinan kita sebagai umat Islam, melainkan juga menyakiti hati keluarga yang ditinggalkan dan orang-orang terdekat almarhum dan almarhumah. Semoga Allah merahmati keduanya. 

Islam amat perhatian dengan persoalan klenik seperti ini. Orang-orang yang mempercayai ataupun melakukan hal-hal klenik akan langsung diberi cap musyrik dan dijanjikan Jahannam tanpa melalui hisab. Hal-hal klenik yang dimaksud tak hanya berhubungan dengan ramalan ataupun praktik perdukunan (perjanjian dengan jin). Namun juga hal lain semacam mempercayai dan membenarkan jin dalam bentuk ataupun ucapannya, menganggap sakti orang-orang yang mencap dirinya sebagai indigo dan lain-lain. Semuanya sebabkan kemusyrikan dan bisa menyebabkan seseorang keluar dari Islam secara otomatis.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An Nisa: 48)

Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu. (QS. Al-Maidah : 72)

Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa yang mendatangi para dukun peramal nasib, lalu ia membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang turun kepada Muhammad (Alquran).'' (HR Ahmad dari Abu Hurairah).  

''Sesungguhnya, pengetahuan akan hari kiamat, turunnya hujan, pengetahuan janin yang ada dalam rahim, pengetahuan akan perbuatan manusia esok harinya, pengetahuan akan waktu berakhirnya bumi, semuanya, hakikatnya hanya Allah SWT yang tahu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi Mahawaspada.'' (QS Luqman: 24)

Dalil-dalil diatas hanyalah empat dari sekian banyaknya dalil terkait keharaman aktivitas klenik yang biasa dilakukan oleh manusia. Para pelakunya dihukumi secara tegas bahkan hingga ke tataran bisa mengeluarkannya dari keislaman. Hukumannya pun jelas, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Maka dari itu, kita sebagai umat Islam wajib memperhatikan hal tersebut. Jangan dekat-dekat, apalagi sampai terjerumus di dalamnya. 

Adapun untuk benar-benar menghapuskan hal klenik, sungguh butuh usaha yang luar biasa. Tidak hanya dari individu pelaku tersebut, namun juga masyarakat dan negara. Karena pasalnya, urusan klenik itu bukan hanya urusan individu namun sudah merambah menjadi urusan sistemik. Lihatlah, bagaimana konten-konten yang berisi klenik ini telah menyebar diberbagai platform media sosial, termasuk youtube didalamnya. Untuk menertibkan ini kita sangat membutuhkan dukungan sistemik, berupa kebijakan dari sebuah negara yang berdaulat. Adapun sistem yang saat ini menaungi kita (kapitalis liberal) sangat bertolakbelakang, sebab ia memandang persoalan tersebut sebagai hak individu rakyat dan melarangnya merupakan pelanggaran atas kebebasan mereka dalam berekspresi. 

Begitupun aktivitas perdukunan, kini telah berafiliasi dengan berbagai media yang ada saat ini. Kita tak harus mendatangi dukun secara langsung untuk melakukan praktik tersebut. Sebab hanya dengan ketikan jari kita sudah bisa melakukannya. Kita pastinya tidak asing dengan istilah pesugihan online, santet online, dll.

Perlu pihak yang bisa menjangkau semua hal itu untuk bisa menertibkannya. Sekali lagi, disanalah peran negara. Begitupun untuk menertibkan hal-hal klenik yang senantiasa terlindung dibalik dalih kebudayaan yang harus dilestarikan. Disini juga perlu peran dari sebuah negara. 

Urusan klenik hari ini sungguh tidak bisa lepas dari urusan sistemik. Untuk menghilangkannya butuh peran negara, yang berpegang pada prinsip yang tegas dan kuat. Tidak lagi memperhatikan keuntungan sesaat, apalagi dalam memandang halal dan haramnya sebuah aktivitas. Mampu membedakan hal yang menjadi fitrah manusia dan merupakan kebutuhan dasar baginya, ataukah yang bukan. Sehingga masyarakatpun tidak bisa sembarangan bersembunyi dibalik istilah melanggar kebebasan hak asasi mereka dalam berekspresi. Selain itu, negara ini pun tak memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang harus dilestarikan apapun kondisinya. Melainkan punya filter untuk menentukan apakah kebudayaan ini tidak menyalahi apa yang disyariatkan dalam Islam. 

Pada hakikatnya, hal itulah yang sangat dibutuhkan saat ini, bukan sekedar perubahan individu. Sebab perubahan individu, bukan faktor terbesar untuk menciptakan suatu kebangkitan masyarakat. Butuh sebuah negara yang berpegang pada prinsip yang tegas, dan memakai sistem yang jelas untuk menjalani dan menghilangkan itu semua. Dan satu-satunya bentuk negara yang sanggup melakukannya adalah khilafah ala minhajin nubuwwah. Dengannya Islam bisa diterapkan secara penuh dan ketegasan pun akan menyelimuti hal-hal yang bertentangan bahkan merusak aqidah masyarakat, termasuk hal-hal klenik sebagaimana yang dibahas sebelumnya. 

Wallahu A'lam bis Shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak