Oleh Erni Setianingsih
(Aktivis Dakwah Kampus)
Seorang pria bersenjata menembaki sekolah dasar di Texas selatan pada Selasa (24/5), menewaskan 19 siswa dan dua guru. Pelaku juga tewas di lokasi penembakan di Robb Elementary School di kota kecil Uvalde, Texas, sekitar 130 km dari San Antonio.
Insiden penembakan ini adalah salah satu dari serangkaian penembakan massal lainnya di Amerika. Tercatat ada 61 insiden "penembak aktif" sepanjang tahun lalu. Jumlah insiden, korban dan lokasi penembakan meningkat tajam pada tahun 2021 dan merupakan angka tertinggi sepanjang 20 tahun terakhir, seperti yang dilaporkan oleh FBI minggu ini.
Serangan penembak aktif tidak sama dengan penembakan massal, yang biasanya didefinisikan sebagai penembakan yang melibatkan empat atau lebih korban dan dapat terjadi di ruang publik atau pribadi.
Berikut daftar penembakan massal yang terjadi baru-baru ini seperti di Buffalo pada tanggal 14 Mei 2022, New York City 12 April 2022, Oxford 30 November 2021, Angeles 31 Maret 2021, Boulder, 22 Maret 2021, Atlanta, 16 Maret 2021, Milwaukee, 26 Februari 2020, Dayton, 4 Agustus 2019, El Paso, 3 Agustus 2019, Virginia Beach, 31 Mei 2019, Aurora, 15 Februari 2019, Thousand Oaks, 7 November 2018, Pittsburgh, 27 Oktober 2018, Santa Fe, 18 Mei 2018, Parkland, 14 Februari 2018, Sutherland Springs, 5 November 2017, Las Vegas, 1 Oktober 2017, Orlando, 12 Juni 2016, San Bernardino, 2 Desember 2015, Roseburg, 1 Oktober 2015, Charleston, 17 Juni 2015, Washington, 16 September 2013, Newtown, 14 Desember 2012, Aurora, 20 Juli 2012, Fort Hood, 5 November 2009. (voaindonesia.com, 26/05/2022).
Aksi penembakan di AS (Amerika Serikat) ternyata bukan hanya sekali atau dua kali tapi udah sering terjadi seperti yang sudah tertera di atas. Wajah masyarakat AS tidak saja brutal dan liar, tetapi sudah melanggar hak hidup orang lain. Sungguh sangat miris, memang tingkat toleransi mereka dalam menghargai ras dan nyawa orang lain sangat rendah. Negara yang katanya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai HAM tersebut malah menjadi pelanggaran HAM.
Dibalik nilai-nilai kebebasan yang dijunjung tinggi ternyata menjadi malapetaka bagi AS sendiri. Namun, dengan demikian AS memang dikenal sebagai negara yang mengizinkan kepemilikan senjata api secara legal kepada rakyatnya dari sejak tahun 1791, AS telah memberikan izin legal kepemilikan senjata api warganya. Ternyata bukan hanya warga negaranya saja bahkan AS juga membolehkan orang asing memiliki senjata api.
Kepemilikan senjata api di AS dijamin oleh konstitusi negara tersebut, khususnya melalui Amandemen Kedua Konstitusi. Dalam Amandemen Kedua Konstitusi tertulis, “Milisi yang diatur dengan baik, yang diperlukan untuk keamanan negara yang merdeka, hak rakyat untuk memiliki dan membawa senjata, tidak boleh dilanggar.”(kompas.com, 02/12/2022).
Di AS, sistem yang mempengaruhi perasaan dan pemikiran mereka ialah kapitalisme yang melahirkan sekularisme. Agama tidak akan menjadi tolok ukur dalam perbuatan dan boleh turut campur mengatur kehidupan mereka. Aturan manusialah yang menjadi standar perbuatan yang melahirkan budaya liberal dan permisif.
Kebebasan menjadi hal yang wajib dilindungi. Kehidupan masyarakat AS sangat bebas. Fenomena zina, hamil diluar nikah, kumpul kebo, L967, bunuh diri, tingginya kriminalitas, suburnya rasisme, dan sebagainya, adalah contoh nyata sistem kehidupan masyarakatnya bermasalah. (muslimahnews.net, 18/05/2022).
Begitulah ketika hidup berada dalam sistem kapitalis, tidak akan pernah bisa melahirkan pemikiran atau aturan yang baik. Karena isinya menjauhkan nilai-nilai agama sehingga moral makin terkikis. Hal ini yang membuat kehidupan sosial masyarakat Barat sakit dan rusak. Memang terlihat di luar tampak maju, tetapi dari dalam masyarakatnya rapuh.
Sakit dan sehatnya masyarakat bergantung pada perasaan, pemikiran, dan aturan yang diterapkan atas mereka. Jika sistemnya buruk, masyarakatnya juga akan ikut buruk, pun sebaliknya.
Dalam sistem kapitalis nyawa rakyat memang tidak berharga akibat kebebasan kepemilikan senjata oleh negara sehingga gagal memberi solusi. Begitu banyak problematika dalam sistemkapitalis ini, namun tidak punya solusi tuntas. Kebebasan menjalani kehidupan tanpa aturan, jika pun ada aturan pasti buatan manusia yang pasti tidak sempurna peraturannya terhadap manusia bahkan alam semesta. Karena manusia merupakan makhluk lemah dan terbatas, tentu saja aturan yang dihasilkan juga aturan yang tidak menyeluruh mampu mengatasi problematika manusia yang niscaya ada dalam setiap aktivitas kehidupannya.
Sistem Islam dalam penerapannya memberikan manfaat dan dampak luar biasa ketika persoalan yang dihadapi pasti ada solusi, seperti halnya perlakuan terhadap sesama manusia, mempersatukan bangsa, meleburkan perbedaan, dan membentuk manusia beradab.
Islam begitu pari purnanya dalam mengayomi kehidupan umat manusia. Apa masih tidak cukup dengan banyaknya fakta yang menimpa kehidupan umat sekarang yang jauh dari perlindungan dan keamanan? Lantas, mengapa masih ada yang meragukan Islam sebagai solusi atas problematika kehidupan?
Wallahu a'lam bishshawwab.