Pemuda dalam Pusaran Arus Kebebasan

Oleh : Epi Lisnawati 
(Pemerhati Masalah Keluarga dan Sosial) 


Pemuda adalah harapan umat di masa depan. Di tangan pemudalah estafet perjuangan dilanjutkan. Namun, sayang kondisi pemuda hari ini masih jauh dari harapan, mereka hidup dalam buaian arus kapitalisme global yang membahayakan.  

Kapitalisme yang memiliki akidah sekuler (pemisahan agama dengan kehidupan) dan melahirkan paham liberalisme, hedonisme, permisifisme. Paham ini telah membajak potensi para pemuda sehingga berdampak pada pemikiran maupun perilaku para pemuda. Mereka menganut paham kebebasan baik berbicara, bertindak, maupun berperilaku sesuai keinginannya sendiri. 

Kebebasan menyebabkan para pemuda hari ini memiliki pemikiran aneh dan nyeleneh bertentangan dengan syariat. Misalnya pemikiran tentang childfree, jatah mantan, perilaku elgebete, atau bahkan yang terkait dengan keyakinan, seperti agama tentatif. Tak kalah mengerikan, perilakunya pun mengikuti pemikirannya. Para generasi muda banyak yang melakukan pergaulan bebas, narkoba, miras, tawuran dll. 

Sungguh kondisi ini sangat miris dan memprihatinkan. Akidah para pemuda terancam, potensi mereka dibajak dan mereka semakin terjerumus dalam kubangan lumpur kemaksiatan. Kebebasan ini melahirkan generasi tak mengenal aturan dari Sang Pencipta. Hal ini melahirkan kerusakan dalam kehidupan yaitu rusaknya nilai-nilai agama, moralitas dan sosial di tengah masyarakat. Pemikiran dan perilaku bebas ini semakin masif saat munculnya pengarusan moderasi beragama. 

Moderasi beragama menyerukan pemahaman Islam liberal yang ramah dan menerima nilai-nilai barat. Hal ini berdampak pada semakin jauhnya para pemuda dari agamanya dan identitas Islam semakin terkikis pada dirinya. Mereka bangga mengemban pemikiran barat, Islam sebagai agama dan jalan hidup pun akhirnya ditanggalkan. 

Perlu upaya yang sungguh-sungguh agar potensi pemuda ini bisa dioptimalkan sesuai dengan tuntunan Islam. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, diantaranya yaitu : 

Pertama, mengoptimalkan peran keluarga untuk melindungi generasi. Orangtua berperan penting dalam mengokohkan akidah para pemuda. Akidah yang kuat dan matang terlahir dari proses berfikir yang benar. Akidah merupakan pemikiran yang mendasar dan menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan kehidupan, serta hubungan antara kehidupan sebelum dunia, pada saat di dunia dan setelah kehidupan dunia. 

Berfikir secara cemerlang ini akan melahirkan hakikat kehidupan yang shahih, memiliki visi, misi dan tujuan hidup yang jelas dan corak kehidupan yang khas. Mereka menjadi hamba Alloh yang taat syariatNya dan siap memikul tanggung jawab di masa depan. 

Kedua, mengoptimalkan peran masyarakat masyarakat melindungi para pemuda dari paparan paham kebebasan. Peran masyarakat yaitu melakukan kontrol sosial kepada para pemuda di tengah masyarakat. Ikut serta untuk mengingatkan para pemuda dari perilaku yang menyimpang. 

Ketiga, mengoptimalkan peran negara untuk melakukan penjagaan kepada para pemuda dengan menerapkan sistem pendidikan Islam. Negara memberikan kemudahan pendidikan dengan biaya murah bahkan gratis. Negara menerapkan kurikulum pendidikan yang bertujuan untuk melahirkan generasi yang bersyaksiyah Islamiyah. 

Pada saat sistem pendidikan Islam ini diterapkan, melahirkan para pemuda hebat diantaranya yaitu Imam Syafi'i , Al Farabi, Muhammad Al-Fatih dll, diusianya yang cukup muda, mereka sudah melahirkan karya besar yang berguna untuk umat Islam di seluruh dunia. 

Selanjutnya negara juga bisa menerapkan kebijakan yang melarang konten-konten negatif, misalnya pornografi, kekerasan beredar di tengah masyarakat, media sosial, media cetak. Negara pun bisa menerapkan sanksi yang tegas kepada para pemuda yang melakukan pelanggaran terhadap hukum syara. 

Keempat membangun kesadaran politik pada para pemuda. Para pemuda generasi penerus masa depan harus paham tentang Islam politik. Politik dalam Islam yaitu mengurusi urusan umat. Maka pengurusan umat baik terkait urusan ekonomi, kesehatan, pendidikan, pemerintahan dll semuanya ada pengaturannya di dalam Islam. 

Para pemuda harus memiliki wawasan politik secara global. Hal ini akan membentengi para pemuda terseret arus kapitalisme yang sedang digaungkan. Serta terhindar dari jeratan propaganda dan program-program ala Barat yang dibalut modernisasi dan kekinian. 

Alhasil potensi para generasi muda hari ini harus diselamatkan dari pusaran arus kapitalisme global. Kemudian mengoptimalkan potensi dan peran pemuda sesuai dengan Islam. Semua ini bisa dilakukan apabila sistem Islam diterapkan secara sempurna di tengah-tengah kehidupan.

Wallahu'alam Bishawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak