Menjauhkan Diri dari Maksiat, Ciptakan Generasi Cinta Al-Qur'an




Oleh : Mauli Azzura

Disekitar kita, Fenomena warung kopi (warkop) pangku masih bertebaran di Kabupaten Gresik. Tak sulit menemukan warung ini di sejumlah jalanan Kota Pudak. Warung ini menyajikan kopi dengan tambahan servis plus-plus dari para wanita penjaga warkop. Dari penelurusan yang dilakukan tim detikJatim, keberadaan warung kopi pangku di Gresik sudah menjadi rahasia umum. Khususnya para kaum lelaki pencinta kopi. Kasatpol PP Kota Gresik Suprapto mengatakan, keberadaan warung kopi pangku di Gresik membuat Satpol PP Pemkab Gresik gerah. Ia mengatakan, kopi pangku itu sudah sering ditertibkan. Tapi para pengusaha dan wanita pelayan warkop itu masih saja ndableg (tidak menghiraukan). (DetikJatim 06/06/2022)

Mirisnya hal seperti itu benar-benar ada disekitar kita, lantas apa yang kita pikirkan ketika anak, saudara, dan kerabat kita mengunjungi tempat-tempat semacam itu? Naudzubillah.

Masalah yang sedemikian rupa pasti memiliki akarnya. Semisal kenapa tempat itu di buka? kenapa masih saja ada yang mengunjunginya? Kenapa ada saja wanita-wanita yang rela diperkerjakan dan kenapa-kenapa yang lainnya.

Inilah gambaran masyarakat sekulerisme yang jauh dari pemahaman Agama. Kemungkinan mereka-mereka sadar bahwa hal-hal semacam itu adalah perbuatan maksiat, namun masih saja tetap dilakukan.

Sistem kapitalisme yang memberikan ajaran apapun berasaskan kemanfaatan tanpa menghiraukan halal haram, maka inilah yang terjadi. Kerusakan sistem yang memakai sekulerisme sebagai ideologi mereka menciptakan individu-individu yang rusak. Dan bila ditelusuri sekalipun, akan ada banyak alasan-alasan yang diutarakan, termasuk hal utama ialah permasalahan ekonomi.

Sistem kapitalisme yang menjauhkan kehidupan dari Agama memandang hal yang haram menjadi sebuah kesenangan dan hiburan yang di cari-cari, dan para pekerja yang di gaji pun menjadikan alasan kerja demi melengkapi kebutuhan hidup. Inilah gambaran kapitalisme yang tidak mampu memberikan pekerjaan layak bagi pribumi dan jauh dengan kata memuliakan wanita. Sungguh sistem rusak ini mampu menghancurkan generasi dengan zina, perbuatan unfaedah dan sebagainya.

Generasi yang seharusnya diciptakan dengan akhlak mulia dan budi pekerti, sengaja di rusak oleh sistem yang menciptakan kesenangan dunia tanpa memperdulikan akhirat.

Merugilah kita bila kesenangam dunia menjadi hal utama yang dikerjakan. Sedang ridho Allah kita abaikan. Negara yang seharusnya menciptakan generasi berkualitas, malah menjauhkan Agama dari kehidupan.

Negara benar-benar membutuhkan pergantian sistem yang mampu memberi solusi terhadap apapun permasalahan rakyatnya, termasuk menjauhkan generasi dari perilaku-perilaku haram yang hanya memberikan kesenangan di dunia.

Mari kita kenalkan generasi dengan Al-Qur'an yang didalam nya ada pedoman hidup yang memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat. Ayo kita lebih mengenal Islam dengan menghadirkan Al-Qur'an dan Hadist sebagai pegangan dalam hidup kita. Minimal dengan membaca Al-Qur'an, maka Allah akan memberikan petunjuk untuk hidup yang lebih baik.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (Hadits Riwayat Bukhari Muslim)

Lisan seorang mukmin haruslah senantiasa menghiasi dirinya dengan membaca Al Qur'an. Baik diwaktu sempit terlebih diwaktu lapang. Ini salah satu tanda kecintaan kita terhadap Allah dan Rasulnya. Keutamaan orang yang membaca Al Qur'an , ia akan ditinggikan derajadnya, akan mendatangkan pahala juga kebaikan , hingga menghindarkan dirinya dari kesesatan dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam bishshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak