Sumber gambar: id.pinterest.com
Oleh: Ummu Diar
Belakangan stigma berjalan menjadi tindakan memberikan label yang bertujuan mencemari seseorang atau sekelompok orang dengan pandangan buruk. Tak terkecuali stigma negatif terhadap ajaran Islam. Sebutlah frasa syariah, jihad atau khilafah. Contoh istilah yang kerap dipandang menakutkan.
Imam Shamsi Ali, pernah menuliskan: "Masih terngiang di benak saya sekitar sembilan tahun lalu (2010), ketika itu di Amerika isu syariah menjadi sebuah kata yang sangat menakutkan. Para petinggi politik, khususnya kalangan Republikan, menjadi pahlawan anti-syariah yang getol."
Ia juga menuliskan: "Selain isu syariah, di dunia Barat dan Amerika khususnya, kata khilafah juga menjadi kata yang sangat menakutkan. Kata ini bahkan menjadi sebuah kata yang identik dengan kejahatan yang menakutkan. Dunia seolah diingatkan bahaya laten yang dianggap ancaman global (global threat)." [1]
Jika negeri Barat memandang sebagian ajaran Islam seperti ilustrasi di atas, masih dapat dimaklumi. Sebab kemungkinan besar mereka belum mendapat penjelasan jernih tentang kata yang dimaksud. Belum mendalami hingga benar-benar tuntas. Wajar jika terbawa arus stigma yang diusung sebagian orang vokal disana.
Menjadi memprihatinkan bila fobia justru dialami oleh muslim. Hanya karena stigma sebagian orang lalu menyimpan ketakutan terhadap istilah-istilah yang berasal dari ajaran agamanya sendiri. Namun di saat yang sama, justru muncul keterpesonaan terhadap ajaran yang berasal dari Barat seperti ide kebebasan berpendapat, bebas bertingkah laku, menjunjung tinggi nilai demokrasi dan semisalnya.
Pesona kemajuan fisik dari bangunan megah dan kecanggihan teknologi di Barat disinyalir yang menjadi penguat diterima nilai-nilai Barat. Keterpukauan pada perkembangan sainstek di sana menjadikan apapun yang keluar dari Barat diamini. Tanpa lagi disortasi, apakah yang dibicarakan itu soal teknologi murni ataukah berkaitan dengan pandangan hidup tertentu yang tidak bisa dilepaskan dari landasan agama.
Walhasil jika Barat berkata A, sontak mengikuti A. Bahayanya adalah ketika stigma terhadap ajaran Islam yang dilontarkan, sebab akan membuat sebagian orang tergesa-gesa mengaminkan juga. Walaupun imbasnya jadi tidak adil menilai ajaran agama Islam. Seolah kehilangan identitas, dalam urusan agama yang seharusnya berpegang teguh pada Islam justru mengekor pendapat yang muasalnya lahir di Barat.
Parahnya jika stigma itu berujung pada diskriminasi. Memandang yang tak sependapat keliru, yang bersuara beda salah. Ujungnya akan menyerempet pada aktivitas kriminalisasi ajaran agama, dan Islam yang paling sering kena. Walaupun landasan stigma masih sebatas dugaan, namun getol menyuarakan dan menuding negatif terkesan pol-polan.
Menyikapi tudingan demikian, memperhatikan hasil Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI ke-7 adalah kebaikan. "Kami merekomendasikan agar masyarakat dan pemerintah tidak memberikan stigma negatif terhadap makna jihad dan khilafah," [2] Bagaimanapun Islam adalah mulia, begitu juga dengan ajaran di dalamnya. Sebab ia datang langsung dari yang menciptakan alam raya beserta manusianya.
Kalaupun ada yang keliru, itu yang gagal paham atau gagal mengamalkan adalah oknumnya. Bukan lantas ajarannya yang dipersoal. Sehingga jelas tidak tepat kalau kemudian memberikan stigma terhadap ajaran Islam. Sebab takutnya pemeluk Islam pada ajarannya justru akan membuat menjauh dari belajar Islam. Melepaskan kebanggan pada ajaran yang benar.
Kondisi ini bisa jadi yang didambakan oleh musuh Islam. Sebab berilmu dan cintanya muslim pada Islam jelas berpotensi menggantikan rusaknya kehidupan akibat dibumikannya ajaran sekuler ala Barat. Jika Islam yang tampil memimpin, bukankah sama artinya mereka harus mengakhiri peradaban mereka? Inilah rupanya motif dasar kenapa Islam cenderung diberi stigma. Karena Islam itu tinggi dan mulia.
Kegemilangan peradaban Islam yang pernah berjaya belasan abad memang tak hendak mereka saksikan kembali. Sehingga wajar jika demi suksesnya proses ini mereka rela memutarbalikkan opini dengan stigma. Tapi sekeras apapun, Islam tetaplah mulia. Dan tetap akan kembali bangkit atas izinNya. InsyaAllah []
Referensi:
1. https://www.republika.co.id/berita/ppg5tx282/catatan-nakal-tentang-khilafah-yang-menakutkan-dunia
2. https://awscdn.detik.net.id/assets/fonts/montserrat/Montserrat-Bold.woff2