Cukup Sejahterakah Para Lansia dengan Diciptakanya Hari Internasional Tanpa Mengatasi Akar Permasalahanya?




Oleh : Mauli Azzura

Hari Lansia Internasional (HLI) berasal dari gerakan Vienna International Plan of Action on Againg di kota Wina, Austria. Gerakan ini kemudian diambil oleh majelis dunia dan disahkan PBB pada 14 Desember 1990. PBB menetapkan HLI jatuh pada 1 Oktober. (Detiknews.com 01/06/2021).

Sedang di Indonesia pun juga memiliki hari lansia yakni, Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang diperingati setiap tanggal 29 Mei, yang merupakan hari di mana negara Republik Indonesia ingin mengapresiasi berupa penghargaan atas semangat jiwa raga serta peran penting dan strategi para lanjut usia Indonesia dalam kiprahnya mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan dan memajukan bangsa.

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan, penduduk lanjut usia (lansia) di Jakarta semakin meningkat setiap tahunnya. Sebanyak 942,8 ribu lansia berada di ibu kota pada 2020. Jumlah tersebut diproyeksikan naik menjadi 998,39 ribu jiwa pada tahun ini dan 1,05 juta pada 2022. Lalu, jumlah lansia kembali bertambah menjadi 1,1 juta jiwa pada 2023 dan 1,17 juta jiwa pada 2024. Terakhir, BPS memperkirakan jumlah lansia mencapai 1,2 juta jiwa pada 2025. Melihat proyeksi tersebut, perlu ada pengembangan di bidang pelayanan lansia yang mempertimbangkan kebutuhan mereka. Ini bertujuan agar para lansia mendapatkan rasa nyaman dan aman, baik secara fisik dan psikologis, seiring penurunan metabolisme tubuh mereka.

Perlu di analisa bahwa diketahui semakin tahun, jumlah lansia semakin bertambah di negri ini. Tentu saja tersebab anak yang mengabaikan orang tuanya. Namun anak yang sampai meninggalkan orang tua nya tentu tidak luput dari peran negara. Dimana sistem edukasi yang jauh dr agama, menjadikan anak-anak abai pada orang tua nya. Belum lagi ada juga anak-anak yang tega menyakiti bahkan meninggalkan orang tua nya di masa-masa tua mereka.

Sistem kapitalis yang menciptakan anak tega dan durhaka karena tidak ingin merawat orang tua nya menjadi kan anak-anak tidak memiliki rasa kasih sayang. Padahal didalam Islam, orang tua adalah ladang pahala bagi anak-anak untuk menuju surga Allah SWT.

Seperti Firman Allah,

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
(QS Al-Isra: 23)

Islam memiliki cara mengatur hubungan orang tua dan anak, bukan saja memuliakan orang tua, tapi juga kewajiban orang tua mengasuh dan mendidik anak-anak nya dengan benar. Perlakuan terbaik orangtua untuk anak-anak nya pun bisa berpengaruh pada sikap anak-anaknya. Sedang orangtua dan anak memiliki peran masing-masing di dalam Islam.

Lantas, konsep pembentukan hari lansia ini benarkah bisa membantu mensejahterakan lansia? Islam akan mengatur ketat dengan memberi sanksi pada orang tua yang tidak bisa mendidik atau menelantarkan anak-anaknya. Hal itu juga berlaku bagi anak yang menelantarkan dan tidak merawat orang tua kala usia lanjut.

Kecuali apabila si anak tidak mampu mengurusi orang tua nya karena alasan syar'i, maka tanggung jawab akan beralih ke keluarga besarnya. Namun bila tidak mampu juga, maka tanggung jawab, baru beralih ke negara untuk mengambil alih memenuhi kebutuhan hidup.

Namun di era kapitalisme, tentu itu belum bisa dianggap membantu menyejahterakan lansia, karena pada dasarnya, masalah harus di gali dari akar nya. Tentu kita akan menemukan akar permasalahan terletak pada sistem yang menciptakn orangtua abai pada pendidikan agamanya, dan menciptakan pula anak-anak yang tiada kasih sayang terhadap orangtuanya. Masihkah percaya dengan sistem kapitalisme yang tidak bisa memberi solusi untuk menyejahterakan warga termasuk para lansia?

Wallahu a'lam bidhshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak